Wakili Indonesia, Mahasiswa ITB Raih Juara di L'Oréal Brandstorm 2022
Selasa, 05 Juli 2022 - 15:40 WIB
Baca juga: UI, ASEAN University Network, dan PPI Dunia Gelar Webinar Penanganan Covid-19
Namun, latar belakang mereka yang berbeda-beda juga menjadi salah satu kendala dalam perjalanan mereka. “Kita beda jurusan, beda kesibukan, jadi susah untuk menyamakan jadwal. Untuk menghadapi kendala ini, kita saling berbagi schedule, jadi kalau misalnya aku lagi sibuk skripsian minggu ini, kita ganti jadwal. Atau kalau Yumna atau Salma sibuk praktikum, kita kerjanya malam,” ujar Angela.
Tantangan lain yang dihadapi Mon Soleil dalam mengembangkan HyperSync adalah kompleksitas dari produk tersebut. “Banyak hal-hal yang kita tidak tahu atau cuma tahu permukaannya saja, jadi kita harus validasi sama expert. Dan itu jadi tantangan gimana kita harus cari siapa orang yang kira-kira capable untuk validasi ini, dan bagaimana caranya supaya kita bisa komunikasi sama mereka,” tutur Angela.
Perjalanan Mon Soleil dengan HyperSync akan berlanjut di Paris. Sebagai pemenang dari L'Oréal Brandstorm 2022, Mon Soleil berkesempatan untuk memulai Intrapreneurship dibawah naungan kampus startup terbesar dunia, Station F. Angela berharap, melalui kesempatan ini, Mon Soleil dapat bertemu banyak expert dan mendapat banyak ilmu untuk mematangkan HyperSync.
Harapannya, HyperSync dapat menjadi sebuah solusi all-in-one yang terintegrasi untuk mencegah masalah kulit yang bisa muncul di masa mendatang. Melalui HyperSync, orang-orang dapat berinvestasi di kesehatan kulit mereka dalam satu alat, sesuai slogan HyperSync, ‘One test, one device, long-term result.
Namun, latar belakang mereka yang berbeda-beda juga menjadi salah satu kendala dalam perjalanan mereka. “Kita beda jurusan, beda kesibukan, jadi susah untuk menyamakan jadwal. Untuk menghadapi kendala ini, kita saling berbagi schedule, jadi kalau misalnya aku lagi sibuk skripsian minggu ini, kita ganti jadwal. Atau kalau Yumna atau Salma sibuk praktikum, kita kerjanya malam,” ujar Angela.
Tantangan lain yang dihadapi Mon Soleil dalam mengembangkan HyperSync adalah kompleksitas dari produk tersebut. “Banyak hal-hal yang kita tidak tahu atau cuma tahu permukaannya saja, jadi kita harus validasi sama expert. Dan itu jadi tantangan gimana kita harus cari siapa orang yang kira-kira capable untuk validasi ini, dan bagaimana caranya supaya kita bisa komunikasi sama mereka,” tutur Angela.
Perjalanan Mon Soleil dengan HyperSync akan berlanjut di Paris. Sebagai pemenang dari L'Oréal Brandstorm 2022, Mon Soleil berkesempatan untuk memulai Intrapreneurship dibawah naungan kampus startup terbesar dunia, Station F. Angela berharap, melalui kesempatan ini, Mon Soleil dapat bertemu banyak expert dan mendapat banyak ilmu untuk mematangkan HyperSync.
Harapannya, HyperSync dapat menjadi sebuah solusi all-in-one yang terintegrasi untuk mencegah masalah kulit yang bisa muncul di masa mendatang. Melalui HyperSync, orang-orang dapat berinvestasi di kesehatan kulit mereka dalam satu alat, sesuai slogan HyperSync, ‘One test, one device, long-term result.
(nnz)
tulis komentar anda