Twitter Space SINDOnews: Potret Kehidupan Manusia Ibu Kota dalam Pandangan Dea Anugrah
Senin, 25 Juli 2022 - 20:58 WIB
JAKARTA - Dea Anugrah, seorang penulis merangkap jurnalis, membahas tentang potret kehidupan manusia ibu kota dalam Twitter Space pada Sabtu (23/7/2022).
Perbincangan yang dikemas melalui Twitter Space ini juga membahas dua buku esai Dea Anugrah yang berjudul “Hidup Begitu Indah dan Hanya Itu yang Kita Punya” dan “Kenapa Kita Tidak Berdansa?”.
Dea Anugrah, penulis yang lahir di Pangkal Pinang, lalu kuliah di Yogyakarta, dan akhirnya kini mengadu nasib di Jakarta.
Dea menceritakan mengapa buku esainya berjudul “Kenapa Kita Tidak Berdansa?”. Menurut Dea judul tersebut diambil dari salah satu esai dalam buku itu yang menggambarkan keadaan Jakarta pada kondisi dua tahun lalu.
Saat perayaan HUT Ibu Kota Jakarta ketika itu, Dea Anugrah merasa orang-orang seperti sedang tidak berpesta di hari jadi kota tersebut. Saat itu terdapat konflik politik yang membuat masyarakat terpecah belah dan pupusnya rasa solidaritas.
“Saat itu saya melaksanakan liputan di pusat acara, namun saya lihat tidak ada yang berpesta. Jangan-jangan seperti tidak ada hal yang bisa dirayakan sebagai warga jakarta?” ungkapnya malam itu.
Dea Anugrah juga mencurahkan rasa sesalnya akibat dampak politik yang terjadi di ibu kota sehingga berimbas ke seluruh pelosok Indonesia. “Kenapa tidak menghadapi permasalahan di kota ini bersama-sama? Seperti hilang rasa solidaritasnya sebagai warga kota. Padahal itu yang paling penting” tambah Dea.
Perbincangan yang dikemas melalui Twitter Space ini juga membahas dua buku esai Dea Anugrah yang berjudul “Hidup Begitu Indah dan Hanya Itu yang Kita Punya” dan “Kenapa Kita Tidak Berdansa?”.
Dea Anugrah, penulis yang lahir di Pangkal Pinang, lalu kuliah di Yogyakarta, dan akhirnya kini mengadu nasib di Jakarta.
Dea menceritakan mengapa buku esainya berjudul “Kenapa Kita Tidak Berdansa?”. Menurut Dea judul tersebut diambil dari salah satu esai dalam buku itu yang menggambarkan keadaan Jakarta pada kondisi dua tahun lalu.
Saat perayaan HUT Ibu Kota Jakarta ketika itu, Dea Anugrah merasa orang-orang seperti sedang tidak berpesta di hari jadi kota tersebut. Saat itu terdapat konflik politik yang membuat masyarakat terpecah belah dan pupusnya rasa solidaritas.
“Saat itu saya melaksanakan liputan di pusat acara, namun saya lihat tidak ada yang berpesta. Jangan-jangan seperti tidak ada hal yang bisa dirayakan sebagai warga jakarta?” ungkapnya malam itu.
Dea Anugrah juga mencurahkan rasa sesalnya akibat dampak politik yang terjadi di ibu kota sehingga berimbas ke seluruh pelosok Indonesia. “Kenapa tidak menghadapi permasalahan di kota ini bersama-sama? Seperti hilang rasa solidaritasnya sebagai warga kota. Padahal itu yang paling penting” tambah Dea.
Lihat Juga :
tulis komentar anda