FKUI Luncurkan Kit Diagnostik Deteksi Dini dan Cepat DBD, hanya Butuh 15 Menit
Senin, 12 September 2022 - 10:01 WIB
JAKARTA - Tim Peneliti dari Departemen Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ( FKUI ) dan IMERI FKUI bekerja sama dengan PT Konimex meluncurkan alat deteksi dini demam berdarah dengan nama KODC Dengue.
Kit dengan lisensi dari FKUI ini menggunakan prinsip Lateral Flow Immunochromatographic Assays (LFIAs) untuk mendeteksi antigen dengue , yaitu protein NS-1 yang ada di dalam darah pasien, baik dalam darah utuh, plasma, maupun serum.
Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia, dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD-KEMD, Ph.D., menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada tim peneliti dan seluruh pihak yang terlibat.
Launching kit deteksi dini ini menunjukkan beberapa hal, yang pertama, kualitas riset kita tidak hanya berakhir pada publikasi jurnal, tetapi juga pada penciptaan suatu produk yang dapat dipakai langsung di fasilitas kesehatan.
Kedua, produk tersebut bersifat praktis, murah, mudah digunakan dan punya sensitifitas yang tinggi. Ketiga, terjalin kolaborasi yang kuat antara peneliti di universitas, klinisi di rumah sakit dan pihak swasta, serta yang paling penting dapat di produksi di dalam negeri.
Gejala klinis yang tidak spesifik pada pasien ketika terinfeksi dengue, menyulitkan klinisi untuk menegakkan diagnosis. Hal ini dapat menyebabkan keterlambatan dalam penatalaksanaan pasien sehingga dapat menyebabkan kematian.
Sebelum masuk pada fase kritis, Penatalaksanaan infeksi dengue di awal dapat menurunkan angka kematian. Oleh karena itu, diperlukan alat diagnostik yang dapat mendeteksi infeksi dengue di awal infeksi dengan waktu yang singkat, tanpa memerlukan fasilitas laboratorium berteknologi canggih dengan sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi.
Kit dengan lisensi dari FKUI ini menggunakan prinsip Lateral Flow Immunochromatographic Assays (LFIAs) untuk mendeteksi antigen dengue , yaitu protein NS-1 yang ada di dalam darah pasien, baik dalam darah utuh, plasma, maupun serum.
Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia, dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD-KEMD, Ph.D., menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada tim peneliti dan seluruh pihak yang terlibat.
Launching kit deteksi dini ini menunjukkan beberapa hal, yang pertama, kualitas riset kita tidak hanya berakhir pada publikasi jurnal, tetapi juga pada penciptaan suatu produk yang dapat dipakai langsung di fasilitas kesehatan.
Kedua, produk tersebut bersifat praktis, murah, mudah digunakan dan punya sensitifitas yang tinggi. Ketiga, terjalin kolaborasi yang kuat antara peneliti di universitas, klinisi di rumah sakit dan pihak swasta, serta yang paling penting dapat di produksi di dalam negeri.
Gejala klinis yang tidak spesifik pada pasien ketika terinfeksi dengue, menyulitkan klinisi untuk menegakkan diagnosis. Hal ini dapat menyebabkan keterlambatan dalam penatalaksanaan pasien sehingga dapat menyebabkan kematian.
Sebelum masuk pada fase kritis, Penatalaksanaan infeksi dengue di awal dapat menurunkan angka kematian. Oleh karena itu, diperlukan alat diagnostik yang dapat mendeteksi infeksi dengue di awal infeksi dengan waktu yang singkat, tanpa memerlukan fasilitas laboratorium berteknologi canggih dengan sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi.
tulis komentar anda