Berkali-kali Gagal, Guru Honorer Jelang Pensiun di KBB Berhasil Lolos PPPK
Jum'at, 16 September 2022 - 00:16 WIB
BANDUNG BARAT - Mahdar Suhendar (55), guru honorer asal Kampung Cimanggali, Desa Sirnajaya, Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat (KBB), tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.
Impiannya untuk bisa menjadi guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja ( PPPK ) akhirnya terwujud. Pria yang sudah mengabdi menjadi guru honorer selama 35 tahun itu menjadi salah seorang dari 742 guru PPPK yang mendapatkan SK dari Pemda KBB, Rabu (14/9/2022).
"Alhamdulilah, akhirnya bisa lolos dan diangkat sebagai PPPK, meski bapak sudah mau pensiun," ucap Mahdar Suhendar kepada wartawan di Gedung PGRI, KBB, di Ngamprah, Kamis (15/9/2022).
Dirinya mengawali karier sebagai guru honorer di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Gununghalu dan SMP Al Fatah gahun 1987 dengan upah mulai Rp2.500 per bulan.
Meskipun kecil, namun dirinya tetap semangat mengajar. Bahkan hingga kini upahnya hanya Rp250.000 per bulan, tetap tidak menyurutkan tekadnya untuk memberikan ilmu ke para siswa.
Sementara untuk menambah penghasilan, dirinya mengajar ekstrakurikuler bagi siswa. Sebagai kepala keluarga, dirinya punya tanggung jawab untuk membesarkan ketiga orang anaknya. Kendati usianya sudah tidak muda dan juga menderita penyakit sehingga harus duduk di kursi roda, Mahdar tidak pernah mengeluh.
Mahdar mengaku, untuk bisa lolos dan mendapatkan SK PPPK jalan berliku harus dilaluinya. Sebab pada beberapa kali kesempatan mengikuti tes, dirinya selalu gagal. Bahkan seleksi CPNS pun pernah diikutinya, namun lagi-lagi nasib baik belum berpihak kepadanya.
Impiannya untuk bisa menjadi guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja ( PPPK ) akhirnya terwujud. Pria yang sudah mengabdi menjadi guru honorer selama 35 tahun itu menjadi salah seorang dari 742 guru PPPK yang mendapatkan SK dari Pemda KBB, Rabu (14/9/2022).
"Alhamdulilah, akhirnya bisa lolos dan diangkat sebagai PPPK, meski bapak sudah mau pensiun," ucap Mahdar Suhendar kepada wartawan di Gedung PGRI, KBB, di Ngamprah, Kamis (15/9/2022).
Dirinya mengawali karier sebagai guru honorer di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Gununghalu dan SMP Al Fatah gahun 1987 dengan upah mulai Rp2.500 per bulan.
Meskipun kecil, namun dirinya tetap semangat mengajar. Bahkan hingga kini upahnya hanya Rp250.000 per bulan, tetap tidak menyurutkan tekadnya untuk memberikan ilmu ke para siswa.
Sementara untuk menambah penghasilan, dirinya mengajar ekstrakurikuler bagi siswa. Sebagai kepala keluarga, dirinya punya tanggung jawab untuk membesarkan ketiga orang anaknya. Kendati usianya sudah tidak muda dan juga menderita penyakit sehingga harus duduk di kursi roda, Mahdar tidak pernah mengeluh.
Mahdar mengaku, untuk bisa lolos dan mendapatkan SK PPPK jalan berliku harus dilaluinya. Sebab pada beberapa kali kesempatan mengikuti tes, dirinya selalu gagal. Bahkan seleksi CPNS pun pernah diikutinya, namun lagi-lagi nasib baik belum berpihak kepadanya.
tulis komentar anda