UI Jadi Tuan Rumah Kongres Komunitas Bioteknologi Asia di Bali
Selasa, 04 Oktober 2022 - 08:07 WIB
JAKARTA - Fakultas Teknik Universitas Indonesia ( FTUI ) menjadi tuan rumah Kongres Komunitas Bioteknologi Asia. Delegasi dari 19 negara berkumpul di Bali untuk membicarakan perkembangan bioteknologi terutama untuk mendukung pemulihan masyarakat dunia terkhusus masyarakat Asia yang terdampak pandemi Covid-19.
The 15th Asian Congress on Biotechnology (ACB) 2022 yang berlangsung pada 3-5 Oktober 2022 ini mengangkat 15 topik. ACB diselenggarakan bersama dengan symposium internasional tahunan FTUI, the 7th International Symposium on Biomedical Engineering (ISBE).
Baca juga: Rogue Signal, Aplikasi Anti Begal dari Mahasiswa ITB
Bioteknologi Pertanian dan Pangan, Mikrobiologi Terapan, Nanobioteknologi, Biosensor, dan Biochip, Bioproses dan Bioseparasi, Bioteknologi Lingkungan, Rekayasa Jaringan dan Biomaterial, Bioenergi dan Biorefinery, dan masih banyak lagi topik yang dibicarakan dan didiskusikan selama 3 hari penyelenggaraan acara.
Rektor Universitas Indonesia, Prof. Ari Kuncoro pada sambutannya menyampaikan, “Belajar dari pengalaman kita menghadapi pandemi Covid-19, kita dapat melihat betapa pentingnya kolaborasi antar negara terutama di bidang bioteknologi. Hal-hal seperti pengembangan rapid test, pengembangan vaksin dan lainnya, perlu dilakukan secara bersama untuk kedepannya dapat membantu pemulihan masa pandemi dan pasca pandemi. Hal ini sejalan dengan tema G20, Recover Together, Recover Stronger,” katanya, melalui keterangan tertulis, Selasa (4/10/2022).
Baca juga: Politeknik Pelayaran Banten Gelar Penyuluhan dan Tanam 3.000 Mangrove untuk Cegah Abrasi
“Konferensi Internasional ini, akhirnya dapat terlaksana setelah sebelumnya tertunda selama tiga tahun akibat dampak pandemi. Mulai dari Senin (3/10), 294 makalah dari 909 peserta yang berasal dari 17 negara akan dipresentasikan. 61 orang pembicara dari 18 negara juga turut berbagi pengalaman dan pengetahuan pada 50 sesi yang diselenggarakan secara hibrid di Bali,” ungkap Prof. Dr. Heri Hermansyah pada pembukaan acara.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh FTUI bekerja sama dengan the Asian Federation of Biotechnology, the European Federation of Biotechnology, Indonesian Biotechnology Consortium dan Universitas Udayana.
The 15th Asian Congress on Biotechnology (ACB) 2022 yang berlangsung pada 3-5 Oktober 2022 ini mengangkat 15 topik. ACB diselenggarakan bersama dengan symposium internasional tahunan FTUI, the 7th International Symposium on Biomedical Engineering (ISBE).
Baca juga: Rogue Signal, Aplikasi Anti Begal dari Mahasiswa ITB
Bioteknologi Pertanian dan Pangan, Mikrobiologi Terapan, Nanobioteknologi, Biosensor, dan Biochip, Bioproses dan Bioseparasi, Bioteknologi Lingkungan, Rekayasa Jaringan dan Biomaterial, Bioenergi dan Biorefinery, dan masih banyak lagi topik yang dibicarakan dan didiskusikan selama 3 hari penyelenggaraan acara.
Rektor Universitas Indonesia, Prof. Ari Kuncoro pada sambutannya menyampaikan, “Belajar dari pengalaman kita menghadapi pandemi Covid-19, kita dapat melihat betapa pentingnya kolaborasi antar negara terutama di bidang bioteknologi. Hal-hal seperti pengembangan rapid test, pengembangan vaksin dan lainnya, perlu dilakukan secara bersama untuk kedepannya dapat membantu pemulihan masa pandemi dan pasca pandemi. Hal ini sejalan dengan tema G20, Recover Together, Recover Stronger,” katanya, melalui keterangan tertulis, Selasa (4/10/2022).
Baca juga: Politeknik Pelayaran Banten Gelar Penyuluhan dan Tanam 3.000 Mangrove untuk Cegah Abrasi
“Konferensi Internasional ini, akhirnya dapat terlaksana setelah sebelumnya tertunda selama tiga tahun akibat dampak pandemi. Mulai dari Senin (3/10), 294 makalah dari 909 peserta yang berasal dari 17 negara akan dipresentasikan. 61 orang pembicara dari 18 negara juga turut berbagi pengalaman dan pengetahuan pada 50 sesi yang diselenggarakan secara hibrid di Bali,” ungkap Prof. Dr. Heri Hermansyah pada pembukaan acara.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh FTUI bekerja sama dengan the Asian Federation of Biotechnology, the European Federation of Biotechnology, Indonesian Biotechnology Consortium dan Universitas Udayana.
(nnz)
tulis komentar anda