Beri 3 Cara Atasi Pelecehan Seksual, Mahasiswa UMM Juara Esai Internasional
Senin, 17 Oktober 2022 - 17:09 WIB
JAKARTA - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang ( UMM ) telurkan 3 cara untuk mengurangi perilaku pelecehan. Ide cemerlang ini berhasil mengantar tiga mahasiswa fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) UMM itu meraih juara esai tingkat internasional.
Ajang International Scientific Competition Hilarius 2022 ini diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Keperawatan Universitas Gadjah Mada (UGM) September lalu.
Adalah Ino Ardiansyah, Matsna Wilda Muqorona dan Fariskha Yulfa Nurahma yang saling bahu membahu untuk mengharumkan nama kampus. Mereka mengusung esai berjudul “Strategy to Management Sexual Harassment among Adolescence”.
Fino, selaku ketua tim menyampaikan bahwa pemikiran dalam mengatasi pelecehan seksual ini berdasarkan sederet pelecehan seksual teman sebaya semakin lazim. Baik itu kontak maupun non-kontak yang tidak diinginkan.
“Rata-rata korban kekerasan seksual umumnya perempuan dan pelaku kekerasan seksual kebanyakan laki-laki. Namun persepsi tersebut mengakibatkan korban kekerasan seksual hanya pada perempuan. Padahal, kenyataannya pelecehan ini tidak hanya terjadi perempuan, namun juga terjadi pada laki-laki,” ungkapnya.
Ia menjabarkan terkait tiga strategi yang perlu dilakukan dalam mengurangi fenomena itu. Di antaranya, pencegahan, edukasi dan intervensi perilaku penyimpangan. Semua itu bisa diterapkan di pembelajaran perguruan tinggi maupun sekolah. Bahkan juga bisa dimasukkan dalam kurikulum untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik.
“Strategi tersebut perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan agar dapat diimplementasikan,” terangnya.
Ajang International Scientific Competition Hilarius 2022 ini diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Keperawatan Universitas Gadjah Mada (UGM) September lalu.
Adalah Ino Ardiansyah, Matsna Wilda Muqorona dan Fariskha Yulfa Nurahma yang saling bahu membahu untuk mengharumkan nama kampus. Mereka mengusung esai berjudul “Strategy to Management Sexual Harassment among Adolescence”.
Fino, selaku ketua tim menyampaikan bahwa pemikiran dalam mengatasi pelecehan seksual ini berdasarkan sederet pelecehan seksual teman sebaya semakin lazim. Baik itu kontak maupun non-kontak yang tidak diinginkan.
“Rata-rata korban kekerasan seksual umumnya perempuan dan pelaku kekerasan seksual kebanyakan laki-laki. Namun persepsi tersebut mengakibatkan korban kekerasan seksual hanya pada perempuan. Padahal, kenyataannya pelecehan ini tidak hanya terjadi perempuan, namun juga terjadi pada laki-laki,” ungkapnya.
Ia menjabarkan terkait tiga strategi yang perlu dilakukan dalam mengurangi fenomena itu. Di antaranya, pencegahan, edukasi dan intervensi perilaku penyimpangan. Semua itu bisa diterapkan di pembelajaran perguruan tinggi maupun sekolah. Bahkan juga bisa dimasukkan dalam kurikulum untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik.
“Strategi tersebut perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan agar dapat diimplementasikan,” terangnya.
tulis komentar anda