IPB Punya Jurusan Bioteknologi, Bagaimana Peluang Kerjanya?
Selasa, 18 Oktober 2022 - 14:23 WIB
JAKARTA - IPB University memiliki beragam jurusan yang bisa dipilih oleh calon mahasiswa . Salah satunya adalah program studi Bioteknologi (BTK) yang berada di bawah Sekolah Pascasarjana (SPs) IPB University.
Ketua Prodi BTK Prof Suharsono menyampaikan awal mula pendirian prodi BTK tidak terlepas dari pendirian Pusat Antar Universitas (PAU) Bioteknologi pada 1985 oleh tiga universitas di Indonesia. Yaitu IPB University, Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Gadjah Mada (UGM) yang masing-masing mempunyai fokus kajian berbeda.
“IPB University fokus kajian di bidang bioteknologi pertanian, ITB fokus kajian ke bioteknologi industry, dan UGM lebih ditekankan pada fokus kajian bioteknologi Kesehatan. Inilah yang menjadi cikal bakal awal berkembangnya bioteknologi yang ada di Indonesia,” jelasnya, dikutip dari laman IPB University, Selasa (18/10/2022).
Baca juga: UNY Raih Juara Shell Eco Marathon 2022, Pecahkan Rekor Asia
Ia menambahkan, Prodi BTK di IPB University didirikan pada 1992 yang merupakan salah satu prodi pertama di Indonesia. Bioteknologi sendiri merupakan pemanfaatan ilmu dan teknologi dengan memanfaatkan organisme atau bagian dari organisme tersebut untuk menghasilkan barang dan jasa.
“Bioteknologi ada juga yang dibagi berdasarkan perkembangan ilmu dan teknologi. Yaitu ancient biotechnology, classical biotechnology dan modern biotechnology. Ketiga perkembangan ilmu ini berbeda-beda berdasarkan perjalanan waktu,” ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Prof Suharsono menjelaskan, pembuatan tempe, keju atau bahan fermentasi lainnya merupakan ancient biotechnology. Penemuan penicillin dan sebagainya yang sudah terstandarisasi tetapi masih menggunakan organisme yang diambil dari alam, hal ini masuk dalam kategori classical biotechnology.
Sedangkan pemanfaatan bioteknologi dengan menggunakan organisme yang sudah tidak ada di alam (sudah dimodifikasi) yang memiliki efisiensi yang lebih tinggi ini disebut sebagai modern biotechnology.
“Kami di prodi BTK lebih fokus di modern biotechnology dan classical biotechnology yang sudah mendekati modern biotechnology. Kami tidak fokus di classical biotechnology karena kajiannya begitu luas,” ujarnya.
Ketua Prodi BTK Prof Suharsono menyampaikan awal mula pendirian prodi BTK tidak terlepas dari pendirian Pusat Antar Universitas (PAU) Bioteknologi pada 1985 oleh tiga universitas di Indonesia. Yaitu IPB University, Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Gadjah Mada (UGM) yang masing-masing mempunyai fokus kajian berbeda.
“IPB University fokus kajian di bidang bioteknologi pertanian, ITB fokus kajian ke bioteknologi industry, dan UGM lebih ditekankan pada fokus kajian bioteknologi Kesehatan. Inilah yang menjadi cikal bakal awal berkembangnya bioteknologi yang ada di Indonesia,” jelasnya, dikutip dari laman IPB University, Selasa (18/10/2022).
Baca juga: UNY Raih Juara Shell Eco Marathon 2022, Pecahkan Rekor Asia
Ia menambahkan, Prodi BTK di IPB University didirikan pada 1992 yang merupakan salah satu prodi pertama di Indonesia. Bioteknologi sendiri merupakan pemanfaatan ilmu dan teknologi dengan memanfaatkan organisme atau bagian dari organisme tersebut untuk menghasilkan barang dan jasa.
“Bioteknologi ada juga yang dibagi berdasarkan perkembangan ilmu dan teknologi. Yaitu ancient biotechnology, classical biotechnology dan modern biotechnology. Ketiga perkembangan ilmu ini berbeda-beda berdasarkan perjalanan waktu,” ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Prof Suharsono menjelaskan, pembuatan tempe, keju atau bahan fermentasi lainnya merupakan ancient biotechnology. Penemuan penicillin dan sebagainya yang sudah terstandarisasi tetapi masih menggunakan organisme yang diambil dari alam, hal ini masuk dalam kategori classical biotechnology.
Sedangkan pemanfaatan bioteknologi dengan menggunakan organisme yang sudah tidak ada di alam (sudah dimodifikasi) yang memiliki efisiensi yang lebih tinggi ini disebut sebagai modern biotechnology.
“Kami di prodi BTK lebih fokus di modern biotechnology dan classical biotechnology yang sudah mendekati modern biotechnology. Kami tidak fokus di classical biotechnology karena kajiannya begitu luas,” ujarnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda