Wamenkes Dante Saksono Dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap FKUI
Minggu, 23 Oktober 2022 - 10:44 WIB
"Ke depan, ternyata itu tidak cukup, contohnya diabetes. Diabetes yang terkontrol gula darahnya di Indonesia cuma 30 persen, sisanya meski ada obat tidak terkontrol, karena kita tidak melihat respon obat terhadap orang per orang, maka berkembang ilmu precision medicine," ujarnya.
Ia memaparkan, precision medicine adalah pemberian layanan kedokteran berdasarkan karakteristik spesifik masing-masing pasien.
Dengan precision medicine, lanjut dia, maka layanan kesehatan terhadap masyarakat dapat diberikan secara spesifik berdasarkan karakteristiknya, baik dari karakteristik gen, keluhan yang dialami pasien, hingga sifat dan kebiasaan.
"Dengan begitu precision medicine merupakan salah satu hal yang harus dilakukan," tuturnya.
Kendati demikian, Dante mengakui penerapan kedokteran presisi di Indonesia masih memiliki tantangannya tersendiri seiring dengan banyaknya suku etnik yang memiliki karakteristiknya masing-masing.
"Ini yang sedang kita petakan, kita memiliki ratusan etnik yang harus dipetakan dengan tepat agar formulasi obat bisa disesuaikan," katanya.
Ke depan, Dante berharap semakin banyak riset-riset tentang kedokteran presisi karena masih banyak jenis-jenis penyakit yang belum terkuak.
"Dengan precision medicine diharapkan angka harapan hidup dapat lebih meningkat di Indonesia dan dengan biaya pengobatan yang lebih murah. Tidak semua obat diberikan, obat diberikan berdasarkan karakter," pungkasnya.
Ia memaparkan, precision medicine adalah pemberian layanan kedokteran berdasarkan karakteristik spesifik masing-masing pasien.
Dengan precision medicine, lanjut dia, maka layanan kesehatan terhadap masyarakat dapat diberikan secara spesifik berdasarkan karakteristiknya, baik dari karakteristik gen, keluhan yang dialami pasien, hingga sifat dan kebiasaan.
"Dengan begitu precision medicine merupakan salah satu hal yang harus dilakukan," tuturnya.
Kendati demikian, Dante mengakui penerapan kedokteran presisi di Indonesia masih memiliki tantangannya tersendiri seiring dengan banyaknya suku etnik yang memiliki karakteristiknya masing-masing.
"Ini yang sedang kita petakan, kita memiliki ratusan etnik yang harus dipetakan dengan tepat agar formulasi obat bisa disesuaikan," katanya.
Ke depan, Dante berharap semakin banyak riset-riset tentang kedokteran presisi karena masih banyak jenis-jenis penyakit yang belum terkuak.
"Dengan precision medicine diharapkan angka harapan hidup dapat lebih meningkat di Indonesia dan dengan biaya pengobatan yang lebih murah. Tidak semua obat diberikan, obat diberikan berdasarkan karakter," pungkasnya.
(mpw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda