Mahasiswi Unpad Sabet 3 Medali Kejuaraan Catur Asia, Kenalan Yuk
Sabtu, 29 Oktober 2022 - 08:27 WIB
JAKARTA - Mahasiswi Teknik Informatika Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran ( Unpad ) Theodora Paulina Walukow berhasil meraih medali di kejuaraan catur “Asian Youth Chess Championship” (AYCC) 2022 di Bali, 13-22 Oktober 2022 lalu. Mahasiswi angkatan 2022 yang diterima melalui seleksi Jalur Prestasi tersebut berhasil menyabet dua perunggu dan satu perak.
Theodora mengatakan, AYCC adalah kompetisi catur tingkat Asia yang diikuti para pecatur muda. Theodora masuk dalam kategori G18 atau kategori pecatur putri usia 18 tahun dengan tiga kategori pertandingan, yaitu standar, rapid, dan blitz. Pada kompetisi tersebut, Theodora berhasil meraih dua medali perunggu untuk pertandingan catur blitz dan satu medali perak untuk pertandingan catur rapid.
Baca juga: Lulus S3 Kimia, Ilmi Jadi Wisudawan Doktor Termuda ITB
Theodora menjelaskan, sebelumnya ia berhasil menjuarai Kejuaraan Catur Nasional di Bangka Belitung pada November 2021 lalu. Hingga akhirnya ia masuk sebagai peserta terpilih untuk mengikuti AYCC 2022. “Juara I sampai III dari kejurnas tersebut berhak ikut secara gratis untuk mengikuti kompetisi AYCC ini,” katanya, dikutip dari laman Unpad, Sabtu (29/10/2022).
Selama setahun, Theodora rutin mempersiapkan diri. Mulai dari latihan mandiri secara rutin di rumah, mengikuti latihan privat, hingga mengikuti pelatihan dan pelatihan nasional dengan pelatih dari para grand master. Saat mengikuti kompetisi, Theodora dihadapkan dengan tim asal Sri Lanka, Malaysia, India, Kazakhstan, dan Vietnam.
Diakui Theodora, lawan dari negara tersebut terbilang sulit. Hal ini disebabkan, lawan memiliki kemampuan mengatur pion dengan cepat dan tepat. Meski begitu, ia sebelumnya sudah mempelajari taktik lawan. “Sebelum tanding, ada pairing terlebih dahulu, sehingga kita bisa tahu siapa musuh kita. Kemudian nanti aku lihat rekam jejak mereka di database catur internasional, nanti dipelajari mandiri,” imbuhnya.
Sayangnya, pertandingan yang dijalani Theodora tidak terlalu optimal. Pasalnya, saat pertandingan dilakukan, ia tengah menahan sakit akibat penyakit asam lambungnya yang kumat. “Akhirnya ditahan sambil minum obat. Akhirnya berhasil mendapat dua perunggu dan satu perak,” tambah
Baca juga: Tim ITS Anargya Raih Juara 1 di Ajang Motor Listrik Nasional
Mengenal Catur Sejak Kecil
Theodora mengenal catur dari ayahnya yang juga gemar bermain catur. Ia pun lantas menyukai permainan catur karena ia menyukai permainan yang mengandalkan logika dan mengatur strategi. Sejak usia tujuh tahun, ia telah mengikuti latihan di Sekolah Catur milik pecatur Utut Adianto.
Kegemaran tersebut kemudian ditekuninya menjadi sesuatu yang serius. Pada usia 10 tahun, ia berhasil meraih juara pertama pada kompetisi catur internasional di Brazil. Pada 2021 lalu, ia pun terpilih menjadi wakil DKI Jakarta pada Pekan Olahraga Nasional (PON) di Papua.
Usai meraih juara pada AYCC, Theodora mantap untuk mengikuti kejuaraan lainnya. Dalam waktu dekat, ia pun tertarik untuk kembali mengikuti kejurnas untuk kedua kalinya. “Harapannya semoga bisa menggapai target terus bermain semaksimal mungkin, dan semoga bisa mendapat gelar Grand Master,” pungkasnya.
Theodora mengatakan, AYCC adalah kompetisi catur tingkat Asia yang diikuti para pecatur muda. Theodora masuk dalam kategori G18 atau kategori pecatur putri usia 18 tahun dengan tiga kategori pertandingan, yaitu standar, rapid, dan blitz. Pada kompetisi tersebut, Theodora berhasil meraih dua medali perunggu untuk pertandingan catur blitz dan satu medali perak untuk pertandingan catur rapid.
Baca juga: Lulus S3 Kimia, Ilmi Jadi Wisudawan Doktor Termuda ITB
Theodora menjelaskan, sebelumnya ia berhasil menjuarai Kejuaraan Catur Nasional di Bangka Belitung pada November 2021 lalu. Hingga akhirnya ia masuk sebagai peserta terpilih untuk mengikuti AYCC 2022. “Juara I sampai III dari kejurnas tersebut berhak ikut secara gratis untuk mengikuti kompetisi AYCC ini,” katanya, dikutip dari laman Unpad, Sabtu (29/10/2022).
Selama setahun, Theodora rutin mempersiapkan diri. Mulai dari latihan mandiri secara rutin di rumah, mengikuti latihan privat, hingga mengikuti pelatihan dan pelatihan nasional dengan pelatih dari para grand master. Saat mengikuti kompetisi, Theodora dihadapkan dengan tim asal Sri Lanka, Malaysia, India, Kazakhstan, dan Vietnam.
Diakui Theodora, lawan dari negara tersebut terbilang sulit. Hal ini disebabkan, lawan memiliki kemampuan mengatur pion dengan cepat dan tepat. Meski begitu, ia sebelumnya sudah mempelajari taktik lawan. “Sebelum tanding, ada pairing terlebih dahulu, sehingga kita bisa tahu siapa musuh kita. Kemudian nanti aku lihat rekam jejak mereka di database catur internasional, nanti dipelajari mandiri,” imbuhnya.
Sayangnya, pertandingan yang dijalani Theodora tidak terlalu optimal. Pasalnya, saat pertandingan dilakukan, ia tengah menahan sakit akibat penyakit asam lambungnya yang kumat. “Akhirnya ditahan sambil minum obat. Akhirnya berhasil mendapat dua perunggu dan satu perak,” tambah
Baca juga: Tim ITS Anargya Raih Juara 1 di Ajang Motor Listrik Nasional
Mengenal Catur Sejak Kecil
Theodora mengenal catur dari ayahnya yang juga gemar bermain catur. Ia pun lantas menyukai permainan catur karena ia menyukai permainan yang mengandalkan logika dan mengatur strategi. Sejak usia tujuh tahun, ia telah mengikuti latihan di Sekolah Catur milik pecatur Utut Adianto.
Kegemaran tersebut kemudian ditekuninya menjadi sesuatu yang serius. Pada usia 10 tahun, ia berhasil meraih juara pertama pada kompetisi catur internasional di Brazil. Pada 2021 lalu, ia pun terpilih menjadi wakil DKI Jakarta pada Pekan Olahraga Nasional (PON) di Papua.
Usai meraih juara pada AYCC, Theodora mantap untuk mengikuti kejuaraan lainnya. Dalam waktu dekat, ia pun tertarik untuk kembali mengikuti kejurnas untuk kedua kalinya. “Harapannya semoga bisa menggapai target terus bermain semaksimal mungkin, dan semoga bisa mendapat gelar Grand Master,” pungkasnya.
(nnz)
tulis komentar anda