Dosen ITB Peraih Habibie Award Berbagi Tips Buat Riset yang Mudah dan Murah

Sabtu, 05 November 2022 - 10:26 WIB
Dosen Departemen Fisika ITB yang juga peraih penghargaan Habibie Award 2018 Prof. Dr. Eng. Mikrajuddin berbagi tips membuat riset yang mudah dan murah. Foto/Laman ITB.
JAKARTA - Tri Darma perguruan tinggi memuat salah satu amanah penting untuk civitas akademika, yakni penelitian . Namun nyatanya banyak peneliti yang menemui kendala di lapangan sehingga penelitian pun tidak terlaksana.

Dosen dari Departemen Fisika ITB yang juga peraih penghargaan Habibie Award 2018 Prof. Dr. Eng. Mikrajuddin mengatakan, materi yang ia bagikan bertujuan untuk membangkitkan semangat, khususnya para peneliti muda, untuk tidak putus asa.

“Keterbatasan yang kita miliki bisa kita akali dengan kreativitas. Tidak semua dari kita beruntung mendapatkan fasilitas yang cukup untuk riset karena keterbatasan dari pemerintah dan institusi. Melakukan riset dengan produktivitas lebih rendah dari kondisi ideal lebih baik daripada kita tidak melakukan apa pun sama sekali,” katanya, dikutip dari laman ITB, Sabtu (5/11/2022).

Baca juga: Tim Mobil Hemat Energi ITS Pertahankan Gelar Juara di KMHE 2022



Dia mengatakan bahwa aktivitas riset atau penelitian membutuhkan 3 hal, yakni fasilitas yang sesuai, dana yang cukup, dan lingkungan yang baik. Namun, ketika salah satu atau bahkan ketiganya tidak ada, seorang peneliti harus mampu berpindah dari kebiasaan eksperimental ke kebiasaan pemodelan teoretis. Model yang dibangun dapat diuji oleh percobaan sederhana atau menggunakan data peneliti lainnya.

Prof. Mikra membagikan 20 contoh penelitian yang ia lakukan, yang semuanya bermula pada observasi fenomena sehari-hari. Dimulai dari mengamati kembang api pada malam takbir hingga kemacetan di Kota Bandung, Prof. Mikra menganalisis fenomena tersebut hingga terbentuk model atau persamaan yang sesuai akan fenomena tersebut.

Riset-riset yang dilakukan Prof. Mikrajuddin memerlukan biaya yang murah dengan bahan yang dapat ditemukan sehari-hari. Pada percobaan mengenai kembang api, modal yang diperlukan adalah biaya untuk membeli kembang api. Pada penelitian lain, misal riset mengenai tampi beras, hanya diperlukan biaya sekitar Rp100 ribu untuk membeli berbagai jenis beras, pasir, kacang hijau, dan bahan berbentuk granular lain.

Baca juga: 30 Jurusan Kuliah untuk Anak IPA, Bukan Cuma Kedokteran yang Prospek Kerjanya Cerah

Peraih Lifetime Achievement Material Scientist Award dari MRS-id ini sangat menganjurkan peneliti untuk melihat melampaui keterbatasan yang ada dan bergerak dengan kreativitas. Banyak hal yang bisa dieksplorasi melalui percobaan sederhana tanpa memerlukan biaya yang tinggi. Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa peneliti baru tidak perlu minder karena reviewer paper akan melihat paper secara utuh, tanpa memperhatikan ketenaran dari identitas peneliti.

Peneliti yang telah disitasi lebih dari 2.300 kali ini menutup diskusi dengan penuh motivasi. “Tidak semua kondisi akan ideal ketika kita berkarya di institusi masing-masing. Bisa saja institusi tidak punya alat sampai kita pensiun. Kita harus bangga kita bisa menghasilkan ini dengan kondisi yang sangat minimal,” pungkasnya.
(nnz)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More