Peneliti UGM Ciptakan Hikapel, Melon yang Mirip Apel

Selasa, 10 Januari 2023 - 09:09 WIB
Kehadiran melon Hikapel ini disambut positif oleh masyarakat. Buktinya, Hikapel berhasil menembus pasar perdagangan buah yang cukup kompetitif. Buah ini telah banyak dijumpai di sejumlah swalayan atau retail di Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jabodetabek. Disamping itu, melon ini juga dikembangkan menjadi salah satu produk ekspor buah-buahan Indonesia. Melalui kolaborasi dengan beberapa perusahaan nasional dan internasional, Budi dan tim bergerak memproduksi buah dalam skala besar dan memasarkan untuk konsumen dalam dan luar negeri.

Tidak hanya mengembangkan produk buah saja, Budi dan tim juga menjalin kerja sama dengan mitra dalam pengembangan benih melon Hikapel. Dengan begitu, benih melon ini juga siap untuk dipasarkan sebagai benih unggul untuk menguatkan industri benih nasional. Baca juga: Jurusan Sepi Peminat di Fakultas Matematika dan IPA UI, Peluang Lolos Tinggi

Baby Melon

Inovasi terhadap melon terus dilakukan oleh Budi dan tim. Setelah era handy melon di Indonesia, di tahun 2021 diluncurkan lagi baby melon hikapel. Melon dengan ukuran lebih kecil dan mudah dibawa keman-mana. Besarnya memang seukuran apel pada umumnya dengan bobot hanya 250 gram per buah.

“Ukuran buahnya mini, karakteristiknya sama dengan melon Hikapel. Namun, dari segi rasa baby melon Hikapel memiliki tingkat kemanisan yang tinggi dan aroma wangi yang khas,”terangnya.

Baby melon hikapel juga mempunyai kemiripan permukaan kulit dengan buah apel yang halus dan mulus. Sementara buah melon pada umumnya, permukaan kulit buahnya kasar dan memiliki pola khas. Keunggulan lain, baby melon hikapel ini juga tidak terkontaminasi oleh senyawa ethrel yang berbahaya serta rendah pestisida sehingga aman untuk dikonsumsi.

“Varietas ini sudah tercatat dalam Daftar Umum PVT dan terdaftar di Pusat Perlindungan Varietas Tanaman, ditanam dengan aman sehingga bebas dari senyawa ethrel dan pestisida,”pungkasnya.

Selama kurang lebih 25 tahun terakhir fokus meneliti melon, Budi dan tim telah menghasilkan inovasi sebanyak 17 produk dengan 16 diantaranya bisa dikonsumsi. Sementara 1 lainnya tidak dapat dikonsumsi yakni gama melon parfum yang dimanfaatkan dalam industri kosmetik seperti untuk bahan baku parfum, sampo, dan lainnya. Melon-melon hasil riset tersebut dibudidayakan di sejumlah tempat di Yogyakarta yaitu Madurejo, Kalasan, dan Panggang.
(nnz)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More