Aktivis Medsos: Sudah Waktunya Literasi Digital Masuk dalam Kurikulum Pendidikan

Kamis, 19 Januari 2023 - 21:33 WIB
loading...
Aktivis Medsos: Sudah...
Aktivis media sosial, Enda Nasution. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Kekerasan dan tindakan sadis yang marak dilakukan remaja dalam beberapa waktu terakhir dinilai hanya bukti kecil pengaruh buruk media sosial terhadap kehidupan masyarakat. Sebagian bahkan berpendapat medsos mampu membentuk karakter dan perilaku seseorang.

Aktivis media sosial, Enda Nasution, turut memandang miris fenomena ini. Menurutnya, tindakan sadis yang dilakukan oleh anak muda akibat pengaruh kebebasan informasi dunia maya, menjadi peringatan sudah waktunya memasukkan subjek literasi digital ke dalam kurikulum pendidikan .



"Sudah waktunya literasi digital masuk ke kurikulum pendidikan sesuai kebutuhan. Meski sebenarnya sudah ada inisiatif pendidikan khusus (literasi digital) untuk anak di bawah umur, tapi itu masih sporadis," kata Enda Nasution di Jakarta, Kamis (19/1/2023).

Ia menilai beberapa kasus yang terjadi, baik tindakan brutal, sadisme maupun radikalisme pada anak, sebagian diakibatkan dari kebebasan akses informasi yang tidak didampingi dan diedukasi dengan baik oleh lingkungan.

"Ya bisa dibilang, ini contoh bagaimana akses informasi pada materi yang melanggar hukum, ditambah dengan literasi digital yang rendah serta kemiskinan, bisa jadi kombinasi yang berbahaya," tutur Koordinator Gerakan #BijakBersosmed ini.



Mengingat media maya adalah alat yang bisa saja menimbulkan dampak negatif besar bagi anak, menurut Enda, setidaknya ada dua pihak utama yang berperan penting dalam upaya mencegah, agar kekayaan informasi di dunia maya tak menjadi bumerang bagi penggunanya, di sisi lain kelompok anak mampu menjadi pengguna media sosial yang cerdas.

"Pertama, konten melanggar hukum yang berbahaya sudah seharusnya diblokir oleh pemerintah dan kedua kontrol sosial, orang tua, guru, lingkungan juga perlu memantau dan mencegah tindak kejahatan," kata alumnus Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung (ITB) ini.

Tidak hanya itu, Enda menilai pemerintah bersama tokoh pegiat dunia maya juga perlu melakukan upaya pemantauan pada wilayah atau lokasi rentan terjadinya kejahatan akses dunia maya. "Pemantauan pada wilayah atau lokasi yang rentan akan terjadi kejahatan dan studi dampak dari akses dunia maya di wilayah itu perlu lebih ditingkatkan," ujar Bapak Blogger Indonesia ini.

Enda kambali menekankan pentingnya literasi digital bagi anak. Pembekalan pengetahuan anak terkait informasi positif dan negatif serta konsekuensi baik dari segi hukum, agama maupun sosial, oleh pihak terkait menjadi hak bagi anak agar tidak terjebak pada konten yang merujuk pada tindakan radikal dan brutal.

"Pendidikan moral, pendidikan agama, kehadiran pemerintah sebagai otoritas hukum, dan informasi positif menjadi penting agar tidak muncul niat atau rencana dan tindakan radikal atau brutal oleh siapa pun," katanya.

Ia mewanti-wanti ke depan tantangan dunia maya akan semakin massif dan berat. Jutaan anak yang menjadi pengguna dunia maya, tidak akan lepas dari ancaman ideologi dan virus ekstremisme dan kebrutalan yang tidak hanya mengancam pribadi anak, namun juga keberlangsungan bangsa.

"Oleh karena itu, perlindungan terhadap pengguna di bawah umur perlu menjadi prioritas karena efek jangka panjangnya," pungkasnya.
(mpw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4791 seconds (0.1#10.140)