Vokasi UI Miliki Laboratorium Neurorehabilitasi Berbasis Teknologi VR
loading...
A
A
A
JAKARTA - Teknologi Virtual Reality (VR) kini telah banyak digunakan dalam berbagai kehidupan modern. Salah satunya di bidang pendidikan dan industri kesehatan. Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia ( UI ) turut berkontribusi melakukan inovasi pengembangan teknologi VR tersebut.
Pada pertengahan 2022, Vokasi UI mengembangkan laboratorium virtual dengan penerapan virtual reality (VR), augmented reality (AR), dan mix virtual reality (MVR) sebagai teaching factory bernama SADEWA VR Lab (Stimulating and Developing Excellent Wellness Accomplish).
SADEWA VR Lab memiliki keunggulan sebagai berikut:
1. Sarana pembelajaran praktikum
2. Fleksibilitas ruang dan waktu yang tak terbatas
3. Efisiensi waktu penggunaan karena kelima aplikasinya dapat dijalankan secara paralel
4. Aplikasinya didesain agar mudah diakses dan ramah digunakan
5. Aplikatif untuk klien yang mengalami permasalahan neurologi, keterbatasan gerak/motorik, dan juga kognitif, baik untuk anak-anak maupun dewasa.
Baca juga: Pakar Budaya UI: Akulturasi Kebudayaan China Sumbang Keragaman Indonesia
Selain untuk pendidikan dan praktikum, sarana aplikasi virtual tersebut juga akan diaplikasikan secara langsung sebagai program terapi pada pasien di Klinik Vocation Wellness Center (VWC) yang merupakan klinik terapi di Vokasi UI.
Ketua Departemen Kesehatan Terapan Vokasi UI Muhammad Hidayat Sahid mengatakan, laboratorium virtual ini akan menjadi pusat teknologi informasi untuk mengembangkan immerse, metaverse, dan teknologi digital lainnya, seperti non-fungible token (NFT) atau decentralized finance (DeFi).
“Pengembangan laboratorium ini dilakukan guna menunjang pengembangan keilmuan pendidikan terapan di Vokasi UI. Semua proses yang terjadi pada saat pengguna menggunakan aplikasi VR/AR di SADEWA VR Lab dapat dimonitor melalui landing page khusus. Sehingga, mahasiswa juga dapat mengakses dan menyimak di manapun, kapanpun, dan tidak terbatas oleh ruang dan fisik,” katanya.
Penanggung jawab pelaksana SADEWA VR Lab sekaligus dosen prodi Terapi Okupasi itu menuturkan, dalam menggunakan aplikasi VR maupun AR tersebut perlu memperhatikan keamanan dan pencegahan dari aspek penggunaan VR yang memerlukan pendampingan dari profesional. Seperti okupasi terapis, fisioterapis, dan profesional kesehatan terkait.
“Pengguna aplikasi VR disarankan untuk melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital (TTV) sebelum dan setelah pemakaian. Selain itu, durasi penggunaan VR yang direkomendasikan antara 10-30 menit atau tergantung dari kondisi pengguna, serta perlu konsiderasi dari profesional,” tambahnya.
Baca juga: Kenali Tahapan Seleksi Sekolah Kedinasan, Lulus Jadi Calon PNS
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah profesional yang mendampingi pengguna harus melakukan checking berkala terhadap kondisi kesadaran dan daya tahan pengguna saat menggunakan aplikasi VR. Pertimbangan lain terkait keamanan dan pencegahan akan diberikan profesional terkait dengan mempertimbangkan profil, kondisi, serta masalah yang dihadapi pengguna.
Apabila pengguna merasa pusing, mual, ataupun keluhan lainnya, maka penggunaan VR perlu dihentikan dan segera melakukan konsultasi dengan profesional pendamping.
SADEWA VR Lab merupakan sarana penunjang pendidikan yang dikembangkan melalui dukungan Hibah Pengembangan Inovasi Remote & Virtual Lab dari Direktorat Pengembangan Akademik dan Sumber Daya Pembelajaran (DPASDP) UI.
DPASDP juga telah melakukan monitoring terhadap laboratorium virtual tersebut. Sebanyak lima aplikasi VR yang diuji coba dan akan menjadi pilot project dari laboratorium tersebut, yaitu:
1. VR Eating (pemulihan kemandirian aktivitas makan)
2. VR Dressing (pemulihan kemandirian aktivitas penggunaan pakaian), 3. VR Lego (aplikasi untuk eksplorasi bermain lego)
4. VR Mobility (pemulihan kemandirian aktivitas mobilitas fungsional) yang akan dilengkapi dengan AR Postural Screening)
5. VR Front Office/Hospitality (aplikasi untuk melakukan latihan keterampilan pelayanan sebagai customer service di institusi kesehatan).
Direktur Program Pendidikan Vokasi UI, Padang Wicaksono menambahkan, laboratorium virtual tersebut dikembangkan berdasarkan keilmuan kesehatan terapan yang meliputi Program Studi (Prodi) Terapi Okupasi, Fisioterapi, dan Administrasi Rumah Sakit di Vokasi UI.
“Laboratorium VR ini merupakan wujud komitmen Vokasi UI terhadap upaya inovasi teknologi digital dalam proses pengembangan pendidikan dan kurikulum perkuliahan bagi mahasiswa,” pungkasnya.
Pada pertengahan 2022, Vokasi UI mengembangkan laboratorium virtual dengan penerapan virtual reality (VR), augmented reality (AR), dan mix virtual reality (MVR) sebagai teaching factory bernama SADEWA VR Lab (Stimulating and Developing Excellent Wellness Accomplish).
SADEWA VR Lab memiliki keunggulan sebagai berikut:
1. Sarana pembelajaran praktikum
2. Fleksibilitas ruang dan waktu yang tak terbatas
3. Efisiensi waktu penggunaan karena kelima aplikasinya dapat dijalankan secara paralel
4. Aplikasinya didesain agar mudah diakses dan ramah digunakan
5. Aplikatif untuk klien yang mengalami permasalahan neurologi, keterbatasan gerak/motorik, dan juga kognitif, baik untuk anak-anak maupun dewasa.
Baca juga: Pakar Budaya UI: Akulturasi Kebudayaan China Sumbang Keragaman Indonesia
Selain untuk pendidikan dan praktikum, sarana aplikasi virtual tersebut juga akan diaplikasikan secara langsung sebagai program terapi pada pasien di Klinik Vocation Wellness Center (VWC) yang merupakan klinik terapi di Vokasi UI.
Ketua Departemen Kesehatan Terapan Vokasi UI Muhammad Hidayat Sahid mengatakan, laboratorium virtual ini akan menjadi pusat teknologi informasi untuk mengembangkan immerse, metaverse, dan teknologi digital lainnya, seperti non-fungible token (NFT) atau decentralized finance (DeFi).
“Pengembangan laboratorium ini dilakukan guna menunjang pengembangan keilmuan pendidikan terapan di Vokasi UI. Semua proses yang terjadi pada saat pengguna menggunakan aplikasi VR/AR di SADEWA VR Lab dapat dimonitor melalui landing page khusus. Sehingga, mahasiswa juga dapat mengakses dan menyimak di manapun, kapanpun, dan tidak terbatas oleh ruang dan fisik,” katanya.
Penanggung jawab pelaksana SADEWA VR Lab sekaligus dosen prodi Terapi Okupasi itu menuturkan, dalam menggunakan aplikasi VR maupun AR tersebut perlu memperhatikan keamanan dan pencegahan dari aspek penggunaan VR yang memerlukan pendampingan dari profesional. Seperti okupasi terapis, fisioterapis, dan profesional kesehatan terkait.
“Pengguna aplikasi VR disarankan untuk melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital (TTV) sebelum dan setelah pemakaian. Selain itu, durasi penggunaan VR yang direkomendasikan antara 10-30 menit atau tergantung dari kondisi pengguna, serta perlu konsiderasi dari profesional,” tambahnya.
Baca juga: Kenali Tahapan Seleksi Sekolah Kedinasan, Lulus Jadi Calon PNS
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah profesional yang mendampingi pengguna harus melakukan checking berkala terhadap kondisi kesadaran dan daya tahan pengguna saat menggunakan aplikasi VR. Pertimbangan lain terkait keamanan dan pencegahan akan diberikan profesional terkait dengan mempertimbangkan profil, kondisi, serta masalah yang dihadapi pengguna.
Apabila pengguna merasa pusing, mual, ataupun keluhan lainnya, maka penggunaan VR perlu dihentikan dan segera melakukan konsultasi dengan profesional pendamping.
SADEWA VR Lab merupakan sarana penunjang pendidikan yang dikembangkan melalui dukungan Hibah Pengembangan Inovasi Remote & Virtual Lab dari Direktorat Pengembangan Akademik dan Sumber Daya Pembelajaran (DPASDP) UI.
DPASDP juga telah melakukan monitoring terhadap laboratorium virtual tersebut. Sebanyak lima aplikasi VR yang diuji coba dan akan menjadi pilot project dari laboratorium tersebut, yaitu:
1. VR Eating (pemulihan kemandirian aktivitas makan)
2. VR Dressing (pemulihan kemandirian aktivitas penggunaan pakaian), 3. VR Lego (aplikasi untuk eksplorasi bermain lego)
4. VR Mobility (pemulihan kemandirian aktivitas mobilitas fungsional) yang akan dilengkapi dengan AR Postural Screening)
5. VR Front Office/Hospitality (aplikasi untuk melakukan latihan keterampilan pelayanan sebagai customer service di institusi kesehatan).
Direktur Program Pendidikan Vokasi UI, Padang Wicaksono menambahkan, laboratorium virtual tersebut dikembangkan berdasarkan keilmuan kesehatan terapan yang meliputi Program Studi (Prodi) Terapi Okupasi, Fisioterapi, dan Administrasi Rumah Sakit di Vokasi UI.
“Laboratorium VR ini merupakan wujud komitmen Vokasi UI terhadap upaya inovasi teknologi digital dalam proses pengembangan pendidikan dan kurikulum perkuliahan bagi mahasiswa,” pungkasnya.
(nnz)