6 Tips Lolos Beasiswa Luar Negeri dari Dosen UM Surabaya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Banyak beasiswa jenjang S1 hingga S3 di luar negeri yang ditawarkan oleh institusi. Namun untuk bisa mendapatkannya calon mahaiswa harus bersaing dengan ribuan orang yang mendaftar. Sehingga dalam mengakses beasiswa luar negeri harus disiapkan secara matang.
Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UM Surabaya Achmad Hidayatullah memberikan tips agar bisa berhasil mendapatkan beasiswa luar negeri. Dayat panggilan akrabnya berhasil mendapat beasiswa program doctoral School of Education di University Of Szeged Hungary setelah 12 kali gagal.
Menurut Dayat, hal pertama yang harus dilakukan adalah mempelajari dan memahami beasiswa yang akan di tuju.
“Pada tahap ini luangkan waktu untuk mencari info beasiswa, buatlah target sebanyak mungkin terkait beasiswa yang akan dituju. Buatlah list dan catat terkait hal-hal penting seperti pendaftaran, administrasi dan batas akhir beasiswa. Cobalah semua peluang beasiswa tersebut, karena kuota masing-masing beasiswa berbeda,” ujar Dayat dalam keterangan tertulis Minggu (19/2/2023).
Kedua, pilih jurusan bukan berdasarkan gengsi. Pilihlah jurusan yang memang sesuai kemampuan. Karena hal ini akan sangat mempengaruhi perkuliahan ke depan jika seseorang diterima.
Ketiga, buatlah motivasion letter sebaik mungkin. Untuk membuatnya seseorang perlu melakukan riset kecil terkait jurusan dan kampus yang akan dituju. Ketika menulis motivation letter, selain memperkenalkan diri, seseorang juga harus bisa menjelaskan mengapa memilih kampus dan jurusan tersebut.
Dayat menambahkan, dalam menulis motivation letter, sering seringlah melakukan konsultasi kepada seseorang yang telah memiliki banyak pengalaman, atau seseorang yang telah menerima beasiswa.
Kesalahan fatal yang sering terjadi dalam menulis motivation letter, calon mahasiswa hanya menyebutkan jika kampus itu bagus dengan fasilitas lengkap. Padahal motivation letter fokus tentang apa yang akan dipelajari.
Keempat, jangan malu bertanya. Terkadang pelamar beasiswa sudah merasa bisa, dan over percaya diri terlalu tinggi. Tidak bertanya pada orang lain yang memiliki pengalaman. Jadi sering-seringlah bertanya dan melihat peluang yang lebih baik.
Kelima, jangan terlalu idealis untuk memaksakan diri mengejar beasiswa tertentu. Pelamar harus tahu kuotanya. Kadang beasiswa yang populer di negara tertentu kuotanya tidak banyak. Jadi seseorang bisa mengukur peluang yang akan diambil. Jika banyak list beasiswa, jangan ragu untuk mencobanya.
Terakhir adalah koneksi. Jaman digital sekarang komunikasi lintas ilmu dan lintas negara mudah di lakukan. Jika komunikasi dengan profesor di kampus yang dituju bisa dibangun lebih awal itu menjadi awal yang baik sebelum memulai studi.
“Sekarang banyak platform media profesional yang bisa dimanfaatkan, seperti Linked In yang bisa dimanfaatkan untuk calon pelamar beasiswa,” pungkas Dayat.
Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UM Surabaya Achmad Hidayatullah memberikan tips agar bisa berhasil mendapatkan beasiswa luar negeri. Dayat panggilan akrabnya berhasil mendapat beasiswa program doctoral School of Education di University Of Szeged Hungary setelah 12 kali gagal.
Menurut Dayat, hal pertama yang harus dilakukan adalah mempelajari dan memahami beasiswa yang akan di tuju.
“Pada tahap ini luangkan waktu untuk mencari info beasiswa, buatlah target sebanyak mungkin terkait beasiswa yang akan dituju. Buatlah list dan catat terkait hal-hal penting seperti pendaftaran, administrasi dan batas akhir beasiswa. Cobalah semua peluang beasiswa tersebut, karena kuota masing-masing beasiswa berbeda,” ujar Dayat dalam keterangan tertulis Minggu (19/2/2023).
Kedua, pilih jurusan bukan berdasarkan gengsi. Pilihlah jurusan yang memang sesuai kemampuan. Karena hal ini akan sangat mempengaruhi perkuliahan ke depan jika seseorang diterima.
Ketiga, buatlah motivasion letter sebaik mungkin. Untuk membuatnya seseorang perlu melakukan riset kecil terkait jurusan dan kampus yang akan dituju. Ketika menulis motivation letter, selain memperkenalkan diri, seseorang juga harus bisa menjelaskan mengapa memilih kampus dan jurusan tersebut.
Dayat menambahkan, dalam menulis motivation letter, sering seringlah melakukan konsultasi kepada seseorang yang telah memiliki banyak pengalaman, atau seseorang yang telah menerima beasiswa.
Kesalahan fatal yang sering terjadi dalam menulis motivation letter, calon mahasiswa hanya menyebutkan jika kampus itu bagus dengan fasilitas lengkap. Padahal motivation letter fokus tentang apa yang akan dipelajari.
Keempat, jangan malu bertanya. Terkadang pelamar beasiswa sudah merasa bisa, dan over percaya diri terlalu tinggi. Tidak bertanya pada orang lain yang memiliki pengalaman. Jadi sering-seringlah bertanya dan melihat peluang yang lebih baik.
Kelima, jangan terlalu idealis untuk memaksakan diri mengejar beasiswa tertentu. Pelamar harus tahu kuotanya. Kadang beasiswa yang populer di negara tertentu kuotanya tidak banyak. Jadi seseorang bisa mengukur peluang yang akan diambil. Jika banyak list beasiswa, jangan ragu untuk mencobanya.
Terakhir adalah koneksi. Jaman digital sekarang komunikasi lintas ilmu dan lintas negara mudah di lakukan. Jika komunikasi dengan profesor di kampus yang dituju bisa dibangun lebih awal itu menjadi awal yang baik sebelum memulai studi.
“Sekarang banyak platform media profesional yang bisa dimanfaatkan, seperti Linked In yang bisa dimanfaatkan untuk calon pelamar beasiswa,” pungkas Dayat.
(mpw)