Teliti Perundungan di Sekolah, Siswa MTsN 9 Bantul Juara II LKTIN Airforce Fair 2023

Rabu, 22 Februari 2023 - 09:18 WIB
loading...
Teliti Perundungan di Sekolah, Siswa MTsN 9 Bantul Juara II LKTIN Airforce Fair 2023
Tim Riset MTs Negeri 9 Bantul menyabet Juara II Bidang Ilmu Sosial dan Humaniora Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional Airforce Fair 2023. Foto/Dok/MTsN 9 Bantul
A A A
JAKARTA - MTs Negeri 9 Bantul kembali unjuk prestasi di kancah nasional. Tim Riset madrasah ini menyabet Juara II Bidang Ilmu Sosial dan Humaniora Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional Airforce Fair 2023.

Pemenang lomba tingkat nasional diumumkan pada Jumat (17/2/2023). Tim Riset MTsN 9 Bantul terdiri atas Aurel Wafa Nazir kelas IX E dan Nabila Rizma Khairunnisa kelas VIII E.



LKTIN diselenggarakan SMA IT Al Irsyad Purwokerto sejak November 2022. Setelah melewati tahap seleksi abstrak, fullpaper, dan final, Aurel dan Nabila berhasil mengulang prestasi siswa MTsN 9 Bantul 3 tahun berturut-turut dalam ajang unjuk gigi para peneliti muda ini.

Riset MTsN 9 Bantul berjudul “Branding ‘Ayahku Pahlawanku’: Upaya Minimalisasi Perundungan melalui Penulisan Puisi Akrostik Nama Ayah di Kelas VIII E MTsN 9 Bantul”. Riset ini disusun dalam bimbingan guru Bahasa Indonesia MTsN 9 Bantul, Andrian Eka Saputra.

Andrian mengatakan, ide penelitian berawal dari kegelisahan Nabila yang merasa di kelasnya, VIII E, banyak terjadi perundungan verbal dengan nama ayah. Nabila merasa risih karena hal tersebut dianggap sebagai bahan bercandaan oleh teman-temannya.



“Di kelas saya, perundungan verbal dengan nama ayah ini jadi bahan olok-olokan antarsiswa dan itu sangat mengganggu, meskipun saya tidak dirundung,” jelas Nabila seperti dilansir dari laman Kemenag, Rabu (22/2/2023).

Dari permasalahan itu, Nabila menggandeng Aurel dan Andrian untuk melakukan penelitian. Berdasarkan hasil penelitian mereka di kelas VIII E MTsN 9 Bantul, ditemukan 77% siswa pernah mengalami perundungan dan 70% di antaranya dirundung secara verbal dengan nama ayah.

Ditemukan juga, 43% siswa korban perundungan membalas dengan cara yang sama. “Kalau perundungan ini tidak dihentikan akan menjadi mata rantai yang tidak berkesudahan,” ungkap Aurel.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1860 seconds (0.1#10.140)