Lawan 365 Tim dari 15 Negara, MTsN 10 Sleman Raih Perak Kompetisi Riset Internasional
loading...
A
A
A
JAKARTA - Inovasi karya Siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 10 Sleman berupa biofilter berbahan dasar daun Ketapang atau Ketapang Leaf Biofilter (KLIFIT) diganjar prestasi internasional.
Riset ini meraih medali perak “ASEAN Innovative Science Environmental and Entrepreneur Fair (AISEEF) 2023”.
AISEEF digelar Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang pada 25 Januari 2023. Kompetisi ini diikuti lebih dari 365 tim dari 15 negara.
Tim MTsN 10 Sleman terdiri atas Arya Dimas Pandhutanaya, Danastri Brahmi Muhtadi, dan Muhammad Sajad Muflih. Riset mereka dilatarbelakangi keprihatinan akan tingginya pencemaran air oleh limbah deterjen rumah tangga sehingga PH tinggi, berwarna keruh, serta bisa mengancam kelangsungan hidup organisme.
“KLIFIT ini diciptakan karena kami melihat semakin tingginya PH air yang diakibatkan limbah rumah tangga dari penggunaan deterjen. Itu bisa berakibat air keruh serta dapat mengancam keberlangsungan hidup organisme,” ungkap Arya Dimas dalam keterangan pers, Minggu (26/2/2023).
Arya menambahkan, biofilter daun ketapang ini mampu mengurangi 60% tingkat pencemaran air dari limbah rumah tangga. Hasil inovasi ini juga dapat dimanfaatkan dalam kehidupan masyarakat.
“KLIFIT memiliki komposisi daun ketapang, batu granit, batu porselen, karbon aktif, pasir silika, saleratus, dan tawas kalium. Perpaduan bahan-bahan tersebut mampu menjernihkan air, menetralkan ph, menggumpalkan deterjen atau sampo, dan menormalkan TDS,” ungkap Arya.
Guru pembimbing tim riset MTs N 10 Sleman, Risa Ambarwati, menerangkan bahwa ketiga siswa bimbingannya telah melakukan yang terbaik di hadapan reviewer.
Riset ini meraih medali perak “ASEAN Innovative Science Environmental and Entrepreneur Fair (AISEEF) 2023”.
AISEEF digelar Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang pada 25 Januari 2023. Kompetisi ini diikuti lebih dari 365 tim dari 15 negara.
Tim MTsN 10 Sleman terdiri atas Arya Dimas Pandhutanaya, Danastri Brahmi Muhtadi, dan Muhammad Sajad Muflih. Riset mereka dilatarbelakangi keprihatinan akan tingginya pencemaran air oleh limbah deterjen rumah tangga sehingga PH tinggi, berwarna keruh, serta bisa mengancam kelangsungan hidup organisme.
“KLIFIT ini diciptakan karena kami melihat semakin tingginya PH air yang diakibatkan limbah rumah tangga dari penggunaan deterjen. Itu bisa berakibat air keruh serta dapat mengancam keberlangsungan hidup organisme,” ungkap Arya Dimas dalam keterangan pers, Minggu (26/2/2023).
Arya menambahkan, biofilter daun ketapang ini mampu mengurangi 60% tingkat pencemaran air dari limbah rumah tangga. Hasil inovasi ini juga dapat dimanfaatkan dalam kehidupan masyarakat.
“KLIFIT memiliki komposisi daun ketapang, batu granit, batu porselen, karbon aktif, pasir silika, saleratus, dan tawas kalium. Perpaduan bahan-bahan tersebut mampu menjernihkan air, menetralkan ph, menggumpalkan deterjen atau sampo, dan menormalkan TDS,” ungkap Arya.
Guru pembimbing tim riset MTs N 10 Sleman, Risa Ambarwati, menerangkan bahwa ketiga siswa bimbingannya telah melakukan yang terbaik di hadapan reviewer.