10 Alasan Pendidikan Finlandia Terbaik Dunia, Salah Satunya Siswa Masuk Sekolah Lebih Siang
loading...
A
A
A
Hal ini berbanding terbalik dengan kebijakan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat yang menerapkan jam sekolah lebih pagi pada pukul 05.30 WITA.
Viktor mengklaim kebijakan tersebut untuk mencetak sumber daya manusia dengan kedisiplinan dan etos kerja tinggi. Namun, langkah ini menuai banyak kritik karena tak ramah siswa dan orang tua.
Menurut penelitian yang dipublikasikan PubMed Central, jam belajar di sekolah yang lebih awal bisa berdampak buruk terhadap kesehatan, kebahagiaan, dan tingkat kematangan siswa.
Para guru ini bisa berperan sebagai pembimbing atau bahkan anggota keluar. Selama tahun-tahun tersebut, rasa saling percaya dan ikatan dibangun sehingga kedua belah pihak saling mengenal dan menghormati.
Tidak hanya para siswa, para guru juga diberikan ruang khusus di setiap sekolah untuk bersantai, bersiap-siap untuk mengajar, atau sekadar bersosialisasi.
Sebagai gantinya, semua siswa di negara Nordik itu dinilai berdasarkan individual dan sistem penilaian ditetapkan guru mereka masing-masing. Lalu, keseluruhan nilai perkembangan siswa dilakukan oleh Kementerian Pendidikan setempat.
Pemerintah berusaha membuat lingkungan sekolah menjadi tempat yang nyaman bagi para siswa. Dasar-dasar yang menjadi prioritas untuk muridnya sebagai berikut:
-Pendidikan harus menjadi instrumen untuk mengimbangi ketimpangan sosial.
-Semua siswa menerima makanan sekolah gratis
-Kemudahan akses pelayanan kesehatan.
-Konseling Psikologi
-Bimbingan individual.
Ujian Matrikulasi adalah ujian yang menentukan penerimaan mereka di universitas. Ujian tersebut didasarkan pada spesialisasi yang mereka peroleh selama menempuh pendidikan di sekolah menengah.
Selain itu, ada pendidikan kejuruan, yaitu program tiga tahun yang melatih siswa untuk melanjutkan karier profesional. Siswa juga memiliki pilihan untuk mengikuti tes Matrikulasi jika ingin mendaftar ke Universitas.
Viktor mengklaim kebijakan tersebut untuk mencetak sumber daya manusia dengan kedisiplinan dan etos kerja tinggi. Namun, langkah ini menuai banyak kritik karena tak ramah siswa dan orang tua.
Menurut penelitian yang dipublikasikan PubMed Central, jam belajar di sekolah yang lebih awal bisa berdampak buruk terhadap kesehatan, kebahagiaan, dan tingkat kematangan siswa.
2. PR sedikit dan punya guru sama
Menurut laporan, Finlandia juga memiliki jumlah pekerjaan rumah paling sedikit dibanding siswa lain di dunia. Selain itu, siswa di Finlandia juga kerap memiliki guru yang sama hingga enam tahun.Para guru ini bisa berperan sebagai pembimbing atau bahkan anggota keluar. Selama tahun-tahun tersebut, rasa saling percaya dan ikatan dibangun sehingga kedua belah pihak saling mengenal dan menghormati.
3. Sistem Belajar yang Santai
Para siswa biasanya hanya memiliki beberapa kelas dalam sehari. Mereka diberi waktu untuk makan hingga bersantai. Bahkan, para siswa diberikan waktu 15 hingga 20 menit untuk meregangkan tubuh, menghirup udara segar, dan beristirahat.Tidak hanya para siswa, para guru juga diberikan ruang khusus di setiap sekolah untuk bersantai, bersiap-siap untuk mengajar, atau sekadar bersosialisasi.
4. Tak ada tes standar
Finlandia tak memiliki tes standar. Mereka hanya menerapkan Ujian Matrikulasi Nasional yang bisa diikuti secara sukarela untuk siswa akhir sekolah menengah atas.Sebagai gantinya, semua siswa di negara Nordik itu dinilai berdasarkan individual dan sistem penilaian ditetapkan guru mereka masing-masing. Lalu, keseluruhan nilai perkembangan siswa dilakukan oleh Kementerian Pendidikan setempat.
5. Guru Wajib Memiliki Gelar Master
Pemerintah menerapkan standar yang sangat tinggi untuk pengajar di sekolah. Seluruh guru harus memiliki gelar master sebelum mengajar. Program pengajaran merupakan sekolah profesional paling ketat dan selektif di seluruh negeri. Jika seorang guru tak bekerja dengan baik, maka tanggung jawab sekolah untuk melakukan sesuatu.6. Kolaborasi bukan kompetisi
Sistem pendidikan Finlandia tak mengkhawatirkan sistem berbasis prestasi buatan atau sewenang-wenang. Selain itu, tak ada daftar sekolah atau guru dengan kinerja terbaik. Bagi Finlandia kerja sama adalah hal yang wajar dibanding persaingan.7. Menjadikan hal dasar prioritas
Finlandia menjadikan hal dasar seperti lingkungan siswa dan tingkat kebahagiaan mereka, kesehatan, adalah hal-hal prioritas.Pemerintah berusaha membuat lingkungan sekolah menjadi tempat yang nyaman bagi para siswa. Dasar-dasar yang menjadi prioritas untuk muridnya sebagai berikut:
-Pendidikan harus menjadi instrumen untuk mengimbangi ketimpangan sosial.
-Semua siswa menerima makanan sekolah gratis
-Kemudahan akses pelayanan kesehatan.
-Konseling Psikologi
-Bimbingan individual.
8. Masuk sekolah di usia lebih tua
Siswa di Finlandia mulai masuk sekolah saat mereka berusia tujuh tahun. Pemerintah juga hanya menerapkan wajib sekolah sembilan tahun. Setelah melewati masa itu, siswa diberi kebebasan untuk memilih melanjutkan sekolah atau tidak. Dari sudut pandang psikologis, cara tersebut merupakan cita-cita yang membebaskan siswa.9. Ada Opsi Selain Kuliah
Pendidikan Finlandia menawarkan opsi lain bagi siswa yang hendak melanjutkan pendidikan. Di Finlandia, ada sekolah menengah atas (setara SMA) yang merupakan program tiga tahun untuk mempersiapkan siswa mengikuti Ujian Matrikulasi.Ujian Matrikulasi adalah ujian yang menentukan penerimaan mereka di universitas. Ujian tersebut didasarkan pada spesialisasi yang mereka peroleh selama menempuh pendidikan di sekolah menengah.
Selain itu, ada pendidikan kejuruan, yaitu program tiga tahun yang melatih siswa untuk melanjutkan karier profesional. Siswa juga memiliki pilihan untuk mengikuti tes Matrikulasi jika ingin mendaftar ke Universitas.