Pendidikan Vokasi Latih SDM Kelistrikan hingga Energi Terbarukan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Revolusi Industri 4.0 mendorong permintaan tinggi akan tenaga kelistrikan, otomasi industri, dan energi terbarukan. Untuk memanfaatkan potensi tersebut, Indonesia memiliki peluang yang besar membentuk tenaga ahli di bidang tersebut melalui pendidikan vokasi.
Dalam hal ini Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek dengan Kedutaan Prancis, Indonesia mendapat perhatian khusus dari Schneider Electric Global dengan program Centre of Excellence (CoE) melalui acara Country Visit Indonesia - France Education Partnership pada Selasa (21/3/2023).
Kegiatan kerja sama ini pun ditandai dengan kunjungan Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Saryadi, serta Eksekutif Schneider Electric Global yaitu Gwenaelle Avice Huet dan Roberto Rossi di Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Mesin dan Teknik Industri (BBPPMPV BMTI) sebagai tempat fasilitas Centre of Excellence, Cimahi.
Baca juga: 194.032 Guru Madrasah Ikuti Ujian Seleksi Kompetensi Akademik PPG
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Saryadi menyampaikan, CoE merupakan bentuk dari kemitraan yang kuat dan solid antara Indonesia dan Prancis. “CoE ini menjadi gerbang untuk mendukung agenda nasional Making Indonesia 4.0,” katanya, melalui siaran pers, Minggu (26/3/2023).
Dia menjelaskan, terbentuknya CoE dapat menghadirkan insan yang kompeten dan kecakapan berstandar industri. Sehingga link and match antara pendidikan vokasi dengan industry bisa terjalin. Dia pun berharap kerja sama ini dapat meningkatkan komitmen semua pihak yang terlibat untuk memajukan pendidikan vokasi.
CoE merupakan program bantuan dari industri untuk peningkatan mutu dan upskilling siswa dan guru. Pembangunan CoE di BBPPMPV BMTI ini sudah sejak tahun 2017 dan kini menjadi investasi terbesar yang diberikan oleh Schneider Electric Global dalam peningkatan pendidikan vokasi di Indonesia untuk kelistrikan, otomasi industri, dan energi terbarukan.
Dalam penerapan program, pengembangan profesional dipimpin oleh seorang ahli Prancis. Sedangkan untuk kurikulum, diselaraskan dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).
Sebelumnya, Kementerian Pendidikan Prancis dan Kemendikbudristek sudah menjalin kerja sama di bidang pendidikan selama lebih dari 50 tahun. Kerja sama yang terjalin dalam kurun waktu tersebut membawa dampak positif yang luar biasa. Salah satunya diwujudkan melalui kemitraan dengan Schneider Electric yang berinvestasi pada pendidikan vokasi di Indonesia sejak enam tahun lalu.
Kerja sama kolektif ini telah merevitalisasi 184 perangkat pelatihan laboratorium SMK. Hasil revitalisasi tersebut berdampak pada 24.800 siswa, 402 guru, dan teknisi yang kini sudah terlatih.
Dalam hal ini Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek dengan Kedutaan Prancis, Indonesia mendapat perhatian khusus dari Schneider Electric Global dengan program Centre of Excellence (CoE) melalui acara Country Visit Indonesia - France Education Partnership pada Selasa (21/3/2023).
Kegiatan kerja sama ini pun ditandai dengan kunjungan Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Saryadi, serta Eksekutif Schneider Electric Global yaitu Gwenaelle Avice Huet dan Roberto Rossi di Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Mesin dan Teknik Industri (BBPPMPV BMTI) sebagai tempat fasilitas Centre of Excellence, Cimahi.
Baca juga: 194.032 Guru Madrasah Ikuti Ujian Seleksi Kompetensi Akademik PPG
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Saryadi menyampaikan, CoE merupakan bentuk dari kemitraan yang kuat dan solid antara Indonesia dan Prancis. “CoE ini menjadi gerbang untuk mendukung agenda nasional Making Indonesia 4.0,” katanya, melalui siaran pers, Minggu (26/3/2023).
Dia menjelaskan, terbentuknya CoE dapat menghadirkan insan yang kompeten dan kecakapan berstandar industri. Sehingga link and match antara pendidikan vokasi dengan industry bisa terjalin. Dia pun berharap kerja sama ini dapat meningkatkan komitmen semua pihak yang terlibat untuk memajukan pendidikan vokasi.
CoE merupakan program bantuan dari industri untuk peningkatan mutu dan upskilling siswa dan guru. Pembangunan CoE di BBPPMPV BMTI ini sudah sejak tahun 2017 dan kini menjadi investasi terbesar yang diberikan oleh Schneider Electric Global dalam peningkatan pendidikan vokasi di Indonesia untuk kelistrikan, otomasi industri, dan energi terbarukan.
Dalam penerapan program, pengembangan profesional dipimpin oleh seorang ahli Prancis. Sedangkan untuk kurikulum, diselaraskan dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).
Sebelumnya, Kementerian Pendidikan Prancis dan Kemendikbudristek sudah menjalin kerja sama di bidang pendidikan selama lebih dari 50 tahun. Kerja sama yang terjalin dalam kurun waktu tersebut membawa dampak positif yang luar biasa. Salah satunya diwujudkan melalui kemitraan dengan Schneider Electric yang berinvestasi pada pendidikan vokasi di Indonesia sejak enam tahun lalu.
Kerja sama kolektif ini telah merevitalisasi 184 perangkat pelatihan laboratorium SMK. Hasil revitalisasi tersebut berdampak pada 24.800 siswa, 402 guru, dan teknisi yang kini sudah terlatih.