Bermain Dinilai sebagai Cara Paling Tepat untuk Anak Usia Dini Belajar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Riset dari Universitas Helsinki menyebutkan perlunya lingkungan yang memaksimalkan masa emas anak usia dini secara holistik. Orang tua dan guru didorong sebagai fasilitator belajar anak untuk memberi stimulasi belajar melalui interaksi yang sesuai, yaitu bermain.
Pakar Pendidikan Anak Damar Wijayanti mengatakan, kita seringkali menganggap remeh kekuatan bermain. Padahal melalui bermain, katanya, anak-anak sedang mengumpulkan pengalaman-pengalaman sebagai pondasi kuat untuk perkembangan optimal mereka ke depannya.
"Ketika bermain, anak juga memiliki kesempatan untuk melakukan kesalahan dalam konteks yang aman, hal ini akan membantu mereka mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang sebuah konsep yang sedang dipelajari," jelas Damar.
"Sehingga mereka memahami hal yang perlu dilakukan dan tidak dilakukan di lingkungan dan interaksinya sehari-hari. Inilah mengapa bermain adalah cara paling tepat untuk anak belajar,” ujarnya pada gelar wicara HEI School Senayan: Building the Best Learning Environment through Play”, melalui siaran pers, Sabtu (8/4/2023).
Baca juga: 4 Jalur Pendaftaran PPDB 2023 dan Kuotanya, Baca Infonya di Sini
Universitas Helsinki, universitas tertua dan terbesar di Finlandia menyampaikan salah satu hasil riset terpenting mereka adalah perlunya lingkungan yang tepat di masa emas anak-anak.
Sebagaimana diketahui, masa emas yang juga dikenal sebagai masa usia dini (usia 0-6 tahun) adalah saat di mana penyerapan pengalaman positif akan mempengaruhi kesehatan fisik, perkembangan otak, dan pertumbuhan mental anak.
HEI Schools Senayan, cabang pertama sekolah PAUD dan TK asal Finlandia di Indonesia, membawa metode pembelajaran Finlandia terbaik yang diadaptasi dengan kurikulum lokal untuk memenuhi kebutuhan anak-anak Indonesia.
Kurikulumnya disusun dan selalu diperbarui mengikuti kebutuhan perkembangan anak usia dini di seluruh dunia, berdasarkan hasil temuan riset Universitas Helsinki yang diakui dunia internasional.
Bertindak selaku co-founder jaringan HEI Schools, universitas tertua dan terbesar di Finlandia ini juga rutin mengelola riset dan menyampaikan informasi terbaru serta terpercaya seputar pendidikan anak usia dini ke jaringan HEI Schools di seluruh dunia.
“Riset membuktikan bermain adalah cara alami anak usia dini untuk belajar. Dengan cara ini, mereka bisa belajar keterampilan-keterampilan penting secara spontan dan tanpa batasan seperti keterampilan sosial emosional melalui cara berinteraksi dan bernegosiasi dengan anak lain,” jelas Arthalia Larsen, HEI Schools Senayan Director.
Baca juga: Ini Perbedaan Lulusan SMA dan SMK yang Perlu Kalian Ketahui
Salah satu sarana belajar di sekolah ini adalah area taman bermain di dalam sekolah bernama HEI Playcabin. Empat menara menjulang dengan tingkat ketinggian yang berbeda, disambungkan dengan jembatan-jembatan dari tali tambang dan material menyerupai kayu.
Taman bermain ini didesain sedemikian rupa untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dan minat unik anak-anak dalam mengeksplorasi dirinya dan membangun relasi sosial dengan teman-temannya. Penamaannya pun diberikan sendiri oleh anak-anaknya, dengan demikian ada rasa memiliki terhadap area bermain tersebut.
Novi Tandjung, salah satu orang tua murid menyukai konsep belajar di sekolah ini yang mementingkan bermain. Dia percaya, cara ini memuaskan masa kecil anaknya tanpa mengesampingkan kebutuhan akademis untuk masuk jenjang pendidikan sekolah dasar.
Pakar Pendidikan Anak Damar Wijayanti mengatakan, kita seringkali menganggap remeh kekuatan bermain. Padahal melalui bermain, katanya, anak-anak sedang mengumpulkan pengalaman-pengalaman sebagai pondasi kuat untuk perkembangan optimal mereka ke depannya.
"Ketika bermain, anak juga memiliki kesempatan untuk melakukan kesalahan dalam konteks yang aman, hal ini akan membantu mereka mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang sebuah konsep yang sedang dipelajari," jelas Damar.
"Sehingga mereka memahami hal yang perlu dilakukan dan tidak dilakukan di lingkungan dan interaksinya sehari-hari. Inilah mengapa bermain adalah cara paling tepat untuk anak belajar,” ujarnya pada gelar wicara HEI School Senayan: Building the Best Learning Environment through Play”, melalui siaran pers, Sabtu (8/4/2023).
Baca juga: 4 Jalur Pendaftaran PPDB 2023 dan Kuotanya, Baca Infonya di Sini
Universitas Helsinki, universitas tertua dan terbesar di Finlandia menyampaikan salah satu hasil riset terpenting mereka adalah perlunya lingkungan yang tepat di masa emas anak-anak.
Sebagaimana diketahui, masa emas yang juga dikenal sebagai masa usia dini (usia 0-6 tahun) adalah saat di mana penyerapan pengalaman positif akan mempengaruhi kesehatan fisik, perkembangan otak, dan pertumbuhan mental anak.
HEI Schools Senayan, cabang pertama sekolah PAUD dan TK asal Finlandia di Indonesia, membawa metode pembelajaran Finlandia terbaik yang diadaptasi dengan kurikulum lokal untuk memenuhi kebutuhan anak-anak Indonesia.
Kurikulumnya disusun dan selalu diperbarui mengikuti kebutuhan perkembangan anak usia dini di seluruh dunia, berdasarkan hasil temuan riset Universitas Helsinki yang diakui dunia internasional.
Bertindak selaku co-founder jaringan HEI Schools, universitas tertua dan terbesar di Finlandia ini juga rutin mengelola riset dan menyampaikan informasi terbaru serta terpercaya seputar pendidikan anak usia dini ke jaringan HEI Schools di seluruh dunia.
“Riset membuktikan bermain adalah cara alami anak usia dini untuk belajar. Dengan cara ini, mereka bisa belajar keterampilan-keterampilan penting secara spontan dan tanpa batasan seperti keterampilan sosial emosional melalui cara berinteraksi dan bernegosiasi dengan anak lain,” jelas Arthalia Larsen, HEI Schools Senayan Director.
Baca juga: Ini Perbedaan Lulusan SMA dan SMK yang Perlu Kalian Ketahui
Salah satu sarana belajar di sekolah ini adalah area taman bermain di dalam sekolah bernama HEI Playcabin. Empat menara menjulang dengan tingkat ketinggian yang berbeda, disambungkan dengan jembatan-jembatan dari tali tambang dan material menyerupai kayu.
Taman bermain ini didesain sedemikian rupa untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dan minat unik anak-anak dalam mengeksplorasi dirinya dan membangun relasi sosial dengan teman-temannya. Penamaannya pun diberikan sendiri oleh anak-anaknya, dengan demikian ada rasa memiliki terhadap area bermain tersebut.
Novi Tandjung, salah satu orang tua murid menyukai konsep belajar di sekolah ini yang mementingkan bermain. Dia percaya, cara ini memuaskan masa kecil anaknya tanpa mengesampingkan kebutuhan akademis untuk masuk jenjang pendidikan sekolah dasar.
(nnz)