PSF Bekali 33.661 Guru di Wilayah 3T Kompetensi Mengajar dan Manajemen Sekolah Modern
loading...
A
A
A
JAKARTA - Guru merupakan sosok sentral dalam institusi pendidikan yang mampu menggerakkan semangat anak didiknya untuk belajar, dan pada akhirnya akan meningkatkan kualitas pendidikan .
Namun, untuk mencapai tujuan tersebut, kualitas institusi pendidikan dan guru menjadi faktor penting dan secara berkala kompetensi profesi mereka harus terus diperbarui agar sesuai perkembangan zaman dan karakter generasi.
Pemerintah menyoroti hal ini dan telah mengamanatkan kepada para guru melalui Pasal 10 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005, yaitu untuk memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
Keempat kompetensi bersifat holistik dan merupakan suatu kesatuan yang menjadi ciri guru profesional. Tantangan peningkatan kompetensi profesi ini secara umum dihadapi oleh para guru di daerah, terutama yang berada di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal).
Putera Sampoerna Foundation (PSF), sebuah institusi bisnis sosial yang fokus pada pengembangan pendidikan, sejak 2001 telah menjalankan berbagai inisiatif. Termasuk kolaborasi dengan berbagai mitra strategis serta program-program yang dikembangkan secara internal. Hal itu sebagai respons terhadap tantangan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
Dengan pengalaman tersebut, PSF memetakan permasalahan yang dialami oleh para guru di area 3T. Di Indonesia, peningkatan kualitas pendidikan masih terbentur dengan beberapa masalah seperti sulitnya akses pengembangan profesi bagi guru, sistem manajemen sekolah yang kurang akuntabel, dan kurangnya akses pendidikan berstandar internasional.
Melihat masalah tersebut, guru memegang peranan penting dalam institusi pendidikan sehingga sudah sepatutnya upaya-upaya untuk peningkatan kompetensi guru pun menjadi fokus sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan dari sisi tenaga pendidik.
PSF telah memperhatikan kondisi ini dan berkomitmen memberikan solusi untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia dengan menjalankan program School Development Outreach (SDO).
“Membahas tentang pendidikan di Indonesia, kami melihat secara umum terdapat beberapa isu utama yang selama ini masih perlu dihadapi, hal tersebut yaitu terkait kompetensi guru, pengelolaan atau manajemen sekolah yang masih kurang akuntabel, juga ketersediaan akses pada pendidikan berkualitas internasional," kata George Yudistira Irawan, Chairman Board of Executives Putera Sampoerna Foundation.
Berangkat dari permasalahan tersebut, juga semangat untuk berkontribusi dalam peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia, lebih dari 20 tahun Yayasan Putera Sampoerna telah menjalankan berbagai misi sosial bersama para mitra terpercaya.
"Melalui program School Development Outreach, kami telah merangkul 33.661 guru di wilayah 3T agar mereka lebih berdaya dalam keterampilan mengajar, mengelola sekolah, dan pengembangan karir, sehingga nantinya akan berdampak kepada para murid dan pendidikan secara umum,” tambah George Yudistira.
Teacher Learning Center merupakan organisasi belajar mandiri bersifat struktural dan sistematis yang dijalankan oleh guru terpilih sebagai solusi untuk menyikapi keterbatasan akses guru dalam mendapatkan layanan pengembangan profesi.
Dengan filosofi “Dari Guru untuk Guru”, akses pelatihan Teacher Learning Center dibangun berdasarkan kebutuhan dan memungkinkan peserta belajar kapan saja dan di mana saja secara daring.
Pelatihan guru yang berlangsung di Teacher Learning Center meliputi survei analisis kebutuhan, pembuatan modul, serta sistem tata kelola dan kemampuan manajerial.
Agar dapat mengikuti pelatihan di Teacher Learning Center, para guru sebelumnya harus melewati proses seleksi, yaitu mengisi survei, mengikuti focus group discussion, dan mengunggah portofolio dan video.
Teacher Learning Center sudah tersebar di Kabupaten Musi Banyuasin, Gowa, Kudus, Karawang, Bojonegoro, Tuban, Manado, Pasuruan dan Lumajang.
Lighthouse School Program merupakan program peningkatan kualitas sekolah secara holistik dan intensif untuk mewujudkan sistem manajemen sekolah yang akuntabel.
Dalam program ini, PSF-SDO melakukan intervensi selama tiga tahun di masing-masing sekolah dengan target mempersiapkan sekolah menjadi sekolah model yang berkualitas dengan mencapai atau melampaui Standar Nasional Pendidikan (SNP).
Lighthouse School Program didukung oleh guru-guru berkualitas yang menitikberatkan kesiapan sekolah model pada STEM (Science, Technology, Engineering and Mathematics), Bahasa Inggris, dan praktik pembelajaran internasional. Tak hanya itu, Lighthouse School Program juga mempertimbangkan kesiapan sekolah model dari sisi cara berpikir kritis dan nalar serta asesmen nasional.
Guru Binar hadir sebagai respon terhadap pandemi Covid 19 yang berdampak pada akses pengembangan profesional guru di Indonesia. Para guru yang mengakses pelantar Guru Binar dapat mengikuti pelatihan dan beragam pengembangan profesionalisme yang holistik, terintegrasi, dan sistematis.
Dengan tujuan meningkatkan akses pelatihan guru melalui pelatihan terstruktur, terukur, sesuai dengan kebutuhan, para guru peserta Guru Binar dapat belajar kapan saja dan di mana saja secara daring. Ragam pelatihan dan pengembangan profesionalisme di Guru Binar juga memudahkan para guru untuk mendapatkan berbagai keterampilan dengan materi terkini.
“Saat ini, masing-masing program yang berada di bawah PSF-SDO telah memberikan dampak positif di 19 kota. Pengembangan guru yang dilakukan melalui masing-masing program telah berjalan secara berkelanjutan sehingga menimbulkan dampak positif yang saling berkaitan dalam ekosistem pendidikan.
Proses belajar mengajar berlangsung lebih efektif dan menyenangkan sehingga memudahkan para murid menyerap ilmu. Para guru juga mendapatkan pengakuan atas kompetensi dalam belajar mengajar, sistem pengelolaan sekolah dan pengembangan karir.
Dari kemampuan guru dan kegiatan belajar mengajar yang lebih efektif dapat meningkatkan nilai murid,” kata Juliana, Head of Program & Development, Putera Sampoerna Foundation – School Development Outreach.
Sampai saat ini, ketiga program pengembangan guru PSF-SDO telah memberikan dampak positif dan berkelanjutan bagi para guru. Lighthouse School Program telah berbagi praktik baik bagi peningkatan kualitas guru di Indonesia kepada lebih dari 3.000 guru dan manajemen sekolah.
Selain itu, lebih dari 16.000 guru dan manajemen sekolah telah mendapatkan akses pengembangan profesi dari Teacher Learning Center. Hingga saat ini, lebih dari 11.000 guru telah aktif menggunakan platform Guru Binar dan memfasilitasi lebih dari 40 kelas daring.
Lebih jauh lagi, Setelah Lighthouse School Program melakukan intervensi di 14 sekolah yang tersebar di sepuluh daerah, SD Perdana menjadi sekolah mercusuar di Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah.
Dari program Teacher Learning Center, guru-guru lebih mudah mendapatkan pelatihan pengembangan guru tanpa menunggu waktu lama. Para guru yang aktif mengikuti pelatihan daring di Guru Binar lebih percaya diri dalam menerapkan hasil pelatihan dalam kegiatan belajar mengajar bersama siswa.
“Saya sudah mengikuti Guru Binar dan banyak mendapat pengetahuan yang bisa diintegrasikan di kelas. Pendekatan tersebut sangat mumpuni untuk mengaktifkan siswa, berkolaborasi, berkomunikasi, berpikir kritis, kreatif, dan percaya diri untuk tampil di depan kelas,” kata Kurdi, guru SDN 1 Beleka, Lombok Tengah.
Namun, untuk mencapai tujuan tersebut, kualitas institusi pendidikan dan guru menjadi faktor penting dan secara berkala kompetensi profesi mereka harus terus diperbarui agar sesuai perkembangan zaman dan karakter generasi.
Pemerintah menyoroti hal ini dan telah mengamanatkan kepada para guru melalui Pasal 10 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005, yaitu untuk memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
Keempat kompetensi bersifat holistik dan merupakan suatu kesatuan yang menjadi ciri guru profesional. Tantangan peningkatan kompetensi profesi ini secara umum dihadapi oleh para guru di daerah, terutama yang berada di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal).
Putera Sampoerna Foundation (PSF), sebuah institusi bisnis sosial yang fokus pada pengembangan pendidikan, sejak 2001 telah menjalankan berbagai inisiatif. Termasuk kolaborasi dengan berbagai mitra strategis serta program-program yang dikembangkan secara internal. Hal itu sebagai respons terhadap tantangan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
Baca Juga
Dengan pengalaman tersebut, PSF memetakan permasalahan yang dialami oleh para guru di area 3T. Di Indonesia, peningkatan kualitas pendidikan masih terbentur dengan beberapa masalah seperti sulitnya akses pengembangan profesi bagi guru, sistem manajemen sekolah yang kurang akuntabel, dan kurangnya akses pendidikan berstandar internasional.
Melihat masalah tersebut, guru memegang peranan penting dalam institusi pendidikan sehingga sudah sepatutnya upaya-upaya untuk peningkatan kompetensi guru pun menjadi fokus sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan dari sisi tenaga pendidik.
PSF telah memperhatikan kondisi ini dan berkomitmen memberikan solusi untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia dengan menjalankan program School Development Outreach (SDO).
“Membahas tentang pendidikan di Indonesia, kami melihat secara umum terdapat beberapa isu utama yang selama ini masih perlu dihadapi, hal tersebut yaitu terkait kompetensi guru, pengelolaan atau manajemen sekolah yang masih kurang akuntabel, juga ketersediaan akses pada pendidikan berkualitas internasional," kata George Yudistira Irawan, Chairman Board of Executives Putera Sampoerna Foundation.
Berangkat dari permasalahan tersebut, juga semangat untuk berkontribusi dalam peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia, lebih dari 20 tahun Yayasan Putera Sampoerna telah menjalankan berbagai misi sosial bersama para mitra terpercaya.
"Melalui program School Development Outreach, kami telah merangkul 33.661 guru di wilayah 3T agar mereka lebih berdaya dalam keterampilan mengajar, mengelola sekolah, dan pengembangan karir, sehingga nantinya akan berdampak kepada para murid dan pendidikan secara umum,” tambah George Yudistira.
Tiga Program Pengembangan Guru PSF-SDO
Program SDO memiliki tiga turunan kegiatan, yaitu Teacher Learning Center, Lighthouse School Program, dan Guru Binar. Masing-masing turunan program ini dibuat untuk memfasilitasi tantangan-tantangan yang dihadapi para guru.Teacher Learning Center merupakan organisasi belajar mandiri bersifat struktural dan sistematis yang dijalankan oleh guru terpilih sebagai solusi untuk menyikapi keterbatasan akses guru dalam mendapatkan layanan pengembangan profesi.
Dengan filosofi “Dari Guru untuk Guru”, akses pelatihan Teacher Learning Center dibangun berdasarkan kebutuhan dan memungkinkan peserta belajar kapan saja dan di mana saja secara daring.
Pelatihan guru yang berlangsung di Teacher Learning Center meliputi survei analisis kebutuhan, pembuatan modul, serta sistem tata kelola dan kemampuan manajerial.
Agar dapat mengikuti pelatihan di Teacher Learning Center, para guru sebelumnya harus melewati proses seleksi, yaitu mengisi survei, mengikuti focus group discussion, dan mengunggah portofolio dan video.
Teacher Learning Center sudah tersebar di Kabupaten Musi Banyuasin, Gowa, Kudus, Karawang, Bojonegoro, Tuban, Manado, Pasuruan dan Lumajang.
Lighthouse School Program merupakan program peningkatan kualitas sekolah secara holistik dan intensif untuk mewujudkan sistem manajemen sekolah yang akuntabel.
Dalam program ini, PSF-SDO melakukan intervensi selama tiga tahun di masing-masing sekolah dengan target mempersiapkan sekolah menjadi sekolah model yang berkualitas dengan mencapai atau melampaui Standar Nasional Pendidikan (SNP).
Lighthouse School Program didukung oleh guru-guru berkualitas yang menitikberatkan kesiapan sekolah model pada STEM (Science, Technology, Engineering and Mathematics), Bahasa Inggris, dan praktik pembelajaran internasional. Tak hanya itu, Lighthouse School Program juga mempertimbangkan kesiapan sekolah model dari sisi cara berpikir kritis dan nalar serta asesmen nasional.
Guru Binar hadir sebagai respon terhadap pandemi Covid 19 yang berdampak pada akses pengembangan profesional guru di Indonesia. Para guru yang mengakses pelantar Guru Binar dapat mengikuti pelatihan dan beragam pengembangan profesionalisme yang holistik, terintegrasi, dan sistematis.
Dengan tujuan meningkatkan akses pelatihan guru melalui pelatihan terstruktur, terukur, sesuai dengan kebutuhan, para guru peserta Guru Binar dapat belajar kapan saja dan di mana saja secara daring. Ragam pelatihan dan pengembangan profesionalisme di Guru Binar juga memudahkan para guru untuk mendapatkan berbagai keterampilan dengan materi terkini.
“Saat ini, masing-masing program yang berada di bawah PSF-SDO telah memberikan dampak positif di 19 kota. Pengembangan guru yang dilakukan melalui masing-masing program telah berjalan secara berkelanjutan sehingga menimbulkan dampak positif yang saling berkaitan dalam ekosistem pendidikan.
Proses belajar mengajar berlangsung lebih efektif dan menyenangkan sehingga memudahkan para murid menyerap ilmu. Para guru juga mendapatkan pengakuan atas kompetensi dalam belajar mengajar, sistem pengelolaan sekolah dan pengembangan karir.
Dari kemampuan guru dan kegiatan belajar mengajar yang lebih efektif dapat meningkatkan nilai murid,” kata Juliana, Head of Program & Development, Putera Sampoerna Foundation – School Development Outreach.
Sampai saat ini, ketiga program pengembangan guru PSF-SDO telah memberikan dampak positif dan berkelanjutan bagi para guru. Lighthouse School Program telah berbagi praktik baik bagi peningkatan kualitas guru di Indonesia kepada lebih dari 3.000 guru dan manajemen sekolah.
Selain itu, lebih dari 16.000 guru dan manajemen sekolah telah mendapatkan akses pengembangan profesi dari Teacher Learning Center. Hingga saat ini, lebih dari 11.000 guru telah aktif menggunakan platform Guru Binar dan memfasilitasi lebih dari 40 kelas daring.
Lebih jauh lagi, Setelah Lighthouse School Program melakukan intervensi di 14 sekolah yang tersebar di sepuluh daerah, SD Perdana menjadi sekolah mercusuar di Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah.
Dari program Teacher Learning Center, guru-guru lebih mudah mendapatkan pelatihan pengembangan guru tanpa menunggu waktu lama. Para guru yang aktif mengikuti pelatihan daring di Guru Binar lebih percaya diri dalam menerapkan hasil pelatihan dalam kegiatan belajar mengajar bersama siswa.
“Saya sudah mengikuti Guru Binar dan banyak mendapat pengetahuan yang bisa diintegrasikan di kelas. Pendekatan tersebut sangat mumpuni untuk mengaktifkan siswa, berkolaborasi, berkomunikasi, berpikir kritis, kreatif, dan percaya diri untuk tampil di depan kelas,” kata Kurdi, guru SDN 1 Beleka, Lombok Tengah.
(mpw)