Ingin Banggakan Orang Tua, Mahasiswi PNL Ini Lolos IISMA 2023 ke Belanda

Senin, 24 April 2023 - 05:00 WIB
loading...
Ingin Banggakan Orang...
Mahasiswi PNL Wasliyatul Hasanah yang lolos IISMA 2023 ke Belanda. Foto/Laman Ditjen Diksi.
A A A
JAKARTA - Mahasiswi Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL) Wasliyatul Hasanah menjadi salah satu yang lolos IISMA 2023 ke Belanda. Dia masuk dalam jajaran 590 penerima beasiswa populer ini.

Lia panggilan akrabnya adalah mahasiswi Teknik Kimia program studi Pengolahan Minyak dan Gas di Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL).

Bersama enam rekannya dari PNL, mahasiswi semester tiga ini berhasil mengalahkan ribuan pendaftar pada programIndonesian International Student Mobility Awards (IISMA) yang baru dimulai untuk mahasiswa vokasi sejak tahun lalu ini. Untuk program IISMA ini, Lia akan mendapat kesempatan untuk belajar di kampus Aeres University, Belanda.

"Berangkatnya kalau tidak salah di jadwalnya bulan September. Jadi, saat ini masih mengurus beberapa keperluan seperti visa dan lain-lain," katanya, dikutip dari laman Ditjen Pendidikan Vokasi, Senin (24/4/2023).

Baca juga: Zaytuna College, Universitas Islam Pertama di Amerika Serikat Berusia 1 Dekade

Lia pun tidak menyangka menjadi salah satu penerima beasiswa yang sudah diincar sejak tahun lalu tersebut. Lia mengaku memang berasal dari keluarga sederhana.

Ayah Lia bekerja sebagai staf administrasi di salah satu kampus swasta, sementara sang ibu, lebih fokus mengurus rumah tangga. Untuk biaya kuliah di PNL pun ia mendapat bantuan dari program Kartu Indonesia Pintar.

"Ini juga yang memotivasi saya untuk belajar dengan sungguh-sungguh agar bisa mendapat kehidupan yang lebih baik dan mengangkat derajat orang tua dan membanggakan orang tua,” kata Lia

Saat ini Lia yang merupakan runner-up mahasiswa berprestasi PNL 2022 ini sedang mempersiapkan diri untuk keberangkatan. Restu untuk berangkat ke Belanda sudah dikantongi dari kedua orang tuanya.

Akan tetapi, mahasiswa yang dikenal aktif berorganisasi ini masih menyisakan satu ganjalan, yakni izin untuk mengurus visa yang harus dilakukan di Jakarta.

Alasannya, mengurus visa ke Jakarta tentu membutuhkan biaya yang tinggi karena harus terbang ke Jakarta.

Baca juga: 10 PTKIN Terbaik di Indonesia Versi UniRank, Referensi UM PTKIN 2023

"Nanti saya akan pelan-pelan bicara dengan keluarga. Semoga ada rezekinya," ujar Lia seraya berharap diberikan kemudahan dan kelancaran sampai nanti berangkat ke Belanda dan kembali lagi ke Tanah Air.

Lia yang mengaku ingin membanggakan orang tua ini memang memiliki keinginan untuk belajar ke luar negeri.

Keinginannya itu makin kuat tatkala rekan sekolahnya saat di SMP sudah lebih dahulu mendapat program beasiswa pertukaran pelajar ke Amerika Serikat. Menurut Lia, temanya menjadi salah satu penerima beasiswa program Community College Initiative Program CCIP dari AMINEF.

“Teman saya ini sudah dari Januari lalu berangkat ke Amerika dan seleksinya lebih ketat karena hanya dipilih 10 orang dari seluruh Indonesia,” kata Lia.

Di Aeres University, Belanda, dia akan belajar tentang Water Management selama enam bulan atau satu semester. "Kebetulan memang pernah belajar ilmu ini (water management, red) di kampus jadi saya ingin mencoba untuk memperdalam dan mengambil perspektif dari para ahli di luar negeri," kata Lia.

Kampus Aeres University sendiri, Lia melanjutkan, bukan merupakan pilihan pertamanya. Awalnya Lia memilih University of Strathcyde di Inggris.

Alasannya karena beasiswa yang ditawarkan di kampus tersebut di bidang renewable energy. Bidang tersebut sesuai dengan jurusan Lia selama ini di PNL.

Selama enam bulan atau satu semester, Lia akan mendapat kesempatan belajar di kampus Aeres University, Belanda. Seluruh pembiayaan pun ditanggung oleh pemerintah.

Bisa belajar hingga keluar negeri sebenarnya merupakan salah satu impian Lia sejak kecil. Dia ingin melihat dan belajar langsung bagaimana negara-negara Eropa bisa lebih maju.

“Jadi, kita bisa dapat insight untuk memajukan daerah kita sendiri nantinya,” kata Lia.

Bagi Lia, program IISMA ini membantu ia selangkah lebih dekat pada cita-cita dan impian masa kecilnya. Apalagi Lia sebenarnya sudah ingin belajar ke luar dari Lhokseumawe untuk dapat perspektif baru.

Selepas SMA, Lia sebenarnya sempat mendaftar ke LNG Akademi di Bontang, Kalimantan. Sayangnya saat itu ia gagal. Lia juga sempat mendaftar di Universitas Syiah Kuala di Banda Aceh.

Namun, keinginannya urung terlaksana. Meskipun mendapat tawaran beasiswa, namun untuk biaya hidup di Banda Aceh juga tidak mudah.

"Jadi, pertimbangan lebih karena biaya hidup. Di rumah juga ada adik-adik yang masih sekolah dan perlu biaya juga," kata putri pasangan Zainal Abidin dan Rohani yang pernah menjadi finalis karya tulis ilmiah MYRES bidang sosial humaniora Kementerian Agama RI ini.
(nnz)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3460 seconds (0.1#10.140)