Sejarah Hari Pendidikan Nasional dan Sosok Penting di Balik Hardiknas

Senin, 01 Mei 2023 - 16:55 WIB
loading...
Sejarah Hari Pendidikan Nasional dan Sosok Penting di Balik Hardiknas
Sejarah Hari Pendidikan Nasional dan sosok penting dibalik Hardiknas. Foto/Laman Dit SMP Kemendikbudristek.
A A A
JAKARTA - Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) pada tahun ini jatuh pada Selasa (2/5/2023). Seperti ini sejarah dan sosok penting di balik Hardiknas .

Pemerintah menetapkan 2 Mei sebagai Hari Pendidikan Nasional melalui Keppres No 316 Tahun 1959. Hari ini disebut penting sebagai wujud kepedulian pemerintah akan pentingnya pendidikan di Indonesia.

Hari Pendidikan Nasional tahun ini mengambil tema Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar. Peringatan Hardiknas juga sebagai momentum menumbuhkan rasa patriotisme dan nasionalisme bagi seluruh insan pendidikan.

Di balik itu, penetapan Hari Pendidikan Nasional juga dilatarbelakangi oleh sosok yang memiliki jasa luar biasa di dunia pendidikan di Tanah Air, yaitu Ki Hadjar Dewantara.

Baca juga: Wajib Tahu! Berikut Tes Khusus Sekolah Kedinasan yang Harus Disiapkan Agar Lolos Seleksi

Pada 2 Mei inilah Ki Hadjar Dewantara, sosok pahlawan nasional yang juga merupakan Bapak Perintis Pendidikan Nasional di Indonesia ini lahir.

Sosok Ki Hadjar Dewantara


Dikutip dari laman Universitas Medan Area, Ki Hadjar Dewantara lahir di Pakualaman pada2 Mei 1889, dan meninggal di Yogyakarta, 26 April 1959 pada usia 69 tahun. Itu mengapa tanggal kelahirannya diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional di Indonesia.

Seperti diketahui, Ki Hadjar Dewantara adalah seorang pahlawan nasional yang berani menentang kebijakan pendidikan pemerintah Hindia Belanda pada masa itu.

Kebijakan yang ditentang adalah kebijakan tentang pendidikan yang hanya bisa dirasakan oleh anak-anak kelahiran Belanda atau anak-anak dari golongan berada saja.

Kritiknya terhadap kebijakan pemerintah saat itu membuat dirinya diasingkan ke Belanda. Setelah kembali ke Indonesia, Ki Hadjar Dewantara kemudian mendirikan sebuah lembaga pendidikan yang dikenal dengan nama Taman Siswa.

Selain mendirikan Taman Siswa Ki Hadjar Dewantara juga merupakan seorang aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia di zaman penjajahan Belanda.

Riwayat Pendidikan Ki Hadjar Dewantara


Ki Hadjar Dewantara menamatkan pendidikan dasar di ELS (Europeesche Lagere School) atau sekolah dasar pada zaman kolonial Hindia Belanda di Indonesia.

Selanjutnya ia juga sempat melanjutkan pendidikan ke STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen), yaitu sekolah pendidikan dokter di Batavia pada zaman kolonial Hindia Belanda, namun tidak sampai lulus lantaran sakit.

Baca juga: Nilai Minimal UTBK Unair untuk Bisa Lolos SNBT 2023, Calon Pendaftar Wajib Tahu!

Ki Hadjar Dewantara juga pernah bekerja sebagai penulis dan wartawan di beberapa surat kabar, ia juga aktif dalam organisasi sosial dan politik di Indonesia, yaitu Boedi Oetomo dan Insulinde.

Tulisan Ki Hadjar Dewantara yang paling terkenal saat itu yaitu, “Een voor Allen maar Ook Allen voor Een” atau “Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga.”

Ada pula kolom Ki Hadjar Dewantara yang paling terkenal dengan judul “Als ik een Nederlander was” diterjemahkan menjadi, “Seandainya Aku Seorang Belanda.”

Tulisan tersebut dimuat dalam surat kabar De Expres pada 13 Juli 1913, surat kabar tersebut berada di bawah pimpinan Ernest Douwes Dekker. Namun lantaran tulisannya tersebut, ia ditangkap dan diasingkan ke Pulau Bangka.

Tapi kedua rekannya, Ernest Douwes Dekker dan Tjipto Mangoenkoesoemo, melakukan protes atas pengasingan tersebut. Akhirnya mereka bertiga pun diasingkan ke Belanda, dan ketiga tokoh ini kemudian dikenal dengan sebutan “Tiga Serangkai.”

Demikian sejarah dan sosok penting di balik Hari Pendidikan Nasional. Semoga informasi ini bermanfaat bagi pembaca setia SINDOnews.
(nnz)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1947 seconds (0.1#10.140)