Uji Klinis Vaksin COVID-19, Tim Riset FK Unpad Rekrut Puluhan Tenaga Medis

Rabu, 22 Juli 2020 - 22:56 WIB
loading...
Uji Klinis Vaksin COVID-19, Tim Riset FK Unpad Rekrut Puluhan Tenaga Medis
Ketua Tim Riset FK Unpad, Prof Kusnandi Rusmil (tengah) didampingi Manajer Lapangan Tim Riset FK Unpad, Dr Eddy Fadlyana (kanan) dalam jumpa pers uji klinis vaksin COVID-19. Foto/SINDOnews/Agung Bakti S
A A A
BANDUNG - Tim Riset Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FK Unpad) merekrut puluhan tenaga medis untuk mendukung pelaksanaan uji klinis vaksin COVID-19.

Manajer Lapangan Tim Riset FK Unpad, Dr Eddy Fadlyana SpA(K) MKes mengatakan, Unpad diberi kepercayaan melakukan uji klinis karena dinilai sudah berpengalaman dalam bidang vaksin lebih dari 20 tahun.

"Sesuai dengan protokol, jumlah subjek adalah 1.620 orang yang berusia antara 18 sampai 59 tahun. Ini usia produktif. Dengan subjek sebanyak 1.620 orang, penelitian ini akan dilakukan di Kota Bandung," kata Eddy dalam jumpa pers di Rumah Sakit Pendidikan (RSP) Unpad, Jalan Eykman Nomor 38, Kota Bandung, Rabu (22/7/2020). (Baca juga: 6 Bulan Tak Digaji, 595 Guru Madrasah di Labuhanbatu Menjerit )

Guna mendukung pelaksanaan uji klinis tersebut, lanjut Eddy, pihaknya merekrut sekitar 30-40 tenaga medis, mulai dokter umum, dokter penyakit dalam, dokter penyakit anak hingga para ahli yang sesuai dengan kebutuhan penelitian.

"Mereka kita rekrut untuk pelaksanaan uji klinis, termasuk memantau ketat kesehatan para relawan," katanya.

Soal teknis pelaksanaan uji klinis, Eddy menjelaskan, pada tahap awal, uji klinis akan dilakukan terhadap 540 relawan selama tiga bulan untuk memeriksa keamanan dan kekebalannya. Setelah tiga bulan sampai enam bulan, kata dia, hanya akan dipantau keamanannya. (Baca juga: Jangan Ada Mafia dalam Riset Vaksin Covid-19 )

"Jadi, nanti ada kelompok yang mendapatkan plasebo dan kelompok yang mendapat imunisasi vaksin. Pada akhir penelitian, mereka yang mendapatkan plasebo akan mendapatkan vaksin COVID-19, tentunya setelah diregistrasi di Badan POM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan). Jadi, tidak ada yang dirugikan dalam hal ini," katanya.

Dia menjelaskan, sejumlah relawan akan mendapat placebo atau hanya disuntik air untuk menentukan perbandingan antara orang yang diberi vaksin dengan yang tidak diberi vaksin. Seluruh relawan dipastikan sehat melalui pemeriksaan dokter yang lengkap dan dipastikan tidak pernah tertular COVID-19.

"Jika dalam perjalanannya ada yang sakit, apapun itu, akan di-cover asuransi sebagai standar di rumah sakit di sekitar Kota Bandung,"katanya. (Baca juga: Rindu Tatap Muka, Puluhan Siswa SD di Ciamis Belajar di Masjid )

Meski begitu, dia meyakinkan, bahwa vaksin COVID-19 relatif aman karena terbuat dari virus yang sudah dimatikan, namun masih mempunyai daya untuk membuat antibodi.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1923 seconds (0.1#10.140)