Mahasiswa Pecinta Baca Ini Raih IPK Tertinggi dan Lulus Cum Laude di UNY
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mahasiswa program studi Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi UNY Rafli Sodiq Bagaskara berhasil meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi dalam wisuda UNY periode Mei 2023. Sodiq mendapat IPK 3,96 dan mendapat predikat Cum Laude .
Pria kelahiran Yogyakarta, 27 Maret 2001 tersebut mengungkapkan, dirinya adalah seorang bibliophile, senang sekali membaca, baik fiksi maupun non-fiksi.
“Saya sudah biasa menghabiskan waktu istirahat di perpustakaan sejak sekolah dasar. Bahkan ketika masuk SMA, saya aktif di ekstrakurikuler Jurnalistik," katanya, dikutip dari laman Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Selasa (30/5/2023).
"Kebiasaan saya membaca buku ini, membawa saya pada satu bidang studi yang pada akhirnya membuat saya jatuh cinta, psikologi,” terangnya.
Sodiq mengaku bukan siswa yang dikenal pintar sewaktu SMA. Bahkan dibanding teman sekelasnya nilai rapot Sodiq lebih sering di bawah daripada di atas. Mata pelajaran Biologinya, dia hampir selalu kena remidi kecuali di bab respirasi.
Namun di balik itu, ada satu hal yang positif, yakni kebiasaan dan kesukaan alumni SMA Negeri 5 Yogyakarta membaca buku.
Baca juga: IPB University Jadi Tuan Rumah Pelatnas International Olympiad in Informatics 2023
Dia pun akhirnya diterima di jurusan Psikologi UNY melalui jalur SNMPTN (sekarang SNBP). Saking cintanya dengan psikologi Sodiq bahkan tidak memasukkan pilihan 2 maupun 3 waktu itu sehingga sempat ditegur oleh orang tua dan guru BK di sekolah karena hanya memilih Psikologi UNY.
Tekad kuat tersebut pada akhirnya membuatnya diterima pada jurusan yang sekian lama diidam-idamkannya itu. Orang tua dan kakaknya bangga dengan capaian ini. Sebagai ucapan terima kasih kepada keluarga, dia pun giat belajar dan semangat menuntut ilmu.
Warga Prenggan Kotagede Yogyakarta itu aktif di UKM Penelitian UNY sebagai staff Kesejahteraan Anggota. Pada tahun kedua Sodiq mencoba pengalaman baru di Himpunan Mahasiswa Psikologi dan bertindak sebagai Ketua Divisi Pengembangan Karier dan Keilmuan (PKK).
Kedua organisasi ini merubah cara pandang dan cara berpikirnya terhadap banyak hal. Peran UKM Penelitian pada awal masa perkuliahan mengambil peran besar sehingga membentuk diri seperti sekarang.
Di UKM ini Sodiq sadar bahwa tidak bisa terus-terusan hanya membaca namun juga perlu menulis ide-ide. Dia pun memulai mencoba mengikuti lomba karya tulis ilmiah. “Berulangkali mendaftar lomba, berkali-kali juga kalah dan gagal” kata Sodiq.
Namun pada pertengahan Agustus 2020, sebuah lomba inovasi pendidikan akhirnya mengumumkan timnya lolos sebagai finalis dan diharuskan melakukan presentasi. Itulah pertama kalinya dia melakukan presentasi di depan para juri. Meskipun kalah namun Sodiq mendapat banyak pelajaran.
Baca juga: Inovasi Keren! 3 Mahasiswa FTUI Rancang Aplikasi Terintegrasi TODerses untuk Urai Kemacetan
“Saya disadarkan oleh dua hal, pertama, untuk pertama kalinya saya dibuat terpukau melihat seseorang mempresentasikan gagasannya dengan menggebu-gebu tepat di depan mata saya sendiri. Kedua, saya sadar bahwa semua proses ini bermuara pada satu keinginan: saya ingin tahu rasanya menang,” ujarnya.
Di penghujung hari, semua proses ini terbayarkan. Sodiq meraih juara 2 Bidang Psikometri dalam Temu Ilmiah Nasional Mahasiswa Asosiasi Psikologi LPTK II dan juara 1 Gagasan Tertulis FIP JIP.
Ia menikmati setiap momen ketika dapat menuliskan dan mempresentasikan gagasan, ide dan penelitian. Meskipun berkali-kali jatuh, Sodiq sadar untuk selalu bangkit lagi.
Sodiq menyelesaikan kuliah S1 dalam waktu 3,5 tahun. Dia mengaku dari hobi membacanya membantunya menemukan research interest, menorehkan prestasi, dan menikmati setiap momen ketika berproses dan belajar.
Yang paling penting, katanya, jangan pernah menyerah. “Saya selalu percaya bahwa orang hebat bukan orang yang selalu benar, tetapi orang yang mau belajar dari kesalahan,” pungkasnya.
Pria kelahiran Yogyakarta, 27 Maret 2001 tersebut mengungkapkan, dirinya adalah seorang bibliophile, senang sekali membaca, baik fiksi maupun non-fiksi.
“Saya sudah biasa menghabiskan waktu istirahat di perpustakaan sejak sekolah dasar. Bahkan ketika masuk SMA, saya aktif di ekstrakurikuler Jurnalistik," katanya, dikutip dari laman Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Selasa (30/5/2023).
"Kebiasaan saya membaca buku ini, membawa saya pada satu bidang studi yang pada akhirnya membuat saya jatuh cinta, psikologi,” terangnya.
Sodiq mengaku bukan siswa yang dikenal pintar sewaktu SMA. Bahkan dibanding teman sekelasnya nilai rapot Sodiq lebih sering di bawah daripada di atas. Mata pelajaran Biologinya, dia hampir selalu kena remidi kecuali di bab respirasi.
Namun di balik itu, ada satu hal yang positif, yakni kebiasaan dan kesukaan alumni SMA Negeri 5 Yogyakarta membaca buku.
Baca juga: IPB University Jadi Tuan Rumah Pelatnas International Olympiad in Informatics 2023
Dia pun akhirnya diterima di jurusan Psikologi UNY melalui jalur SNMPTN (sekarang SNBP). Saking cintanya dengan psikologi Sodiq bahkan tidak memasukkan pilihan 2 maupun 3 waktu itu sehingga sempat ditegur oleh orang tua dan guru BK di sekolah karena hanya memilih Psikologi UNY.
Tekad kuat tersebut pada akhirnya membuatnya diterima pada jurusan yang sekian lama diidam-idamkannya itu. Orang tua dan kakaknya bangga dengan capaian ini. Sebagai ucapan terima kasih kepada keluarga, dia pun giat belajar dan semangat menuntut ilmu.
Warga Prenggan Kotagede Yogyakarta itu aktif di UKM Penelitian UNY sebagai staff Kesejahteraan Anggota. Pada tahun kedua Sodiq mencoba pengalaman baru di Himpunan Mahasiswa Psikologi dan bertindak sebagai Ketua Divisi Pengembangan Karier dan Keilmuan (PKK).
Kedua organisasi ini merubah cara pandang dan cara berpikirnya terhadap banyak hal. Peran UKM Penelitian pada awal masa perkuliahan mengambil peran besar sehingga membentuk diri seperti sekarang.
Di UKM ini Sodiq sadar bahwa tidak bisa terus-terusan hanya membaca namun juga perlu menulis ide-ide. Dia pun memulai mencoba mengikuti lomba karya tulis ilmiah. “Berulangkali mendaftar lomba, berkali-kali juga kalah dan gagal” kata Sodiq.
Namun pada pertengahan Agustus 2020, sebuah lomba inovasi pendidikan akhirnya mengumumkan timnya lolos sebagai finalis dan diharuskan melakukan presentasi. Itulah pertama kalinya dia melakukan presentasi di depan para juri. Meskipun kalah namun Sodiq mendapat banyak pelajaran.
Baca juga: Inovasi Keren! 3 Mahasiswa FTUI Rancang Aplikasi Terintegrasi TODerses untuk Urai Kemacetan
“Saya disadarkan oleh dua hal, pertama, untuk pertama kalinya saya dibuat terpukau melihat seseorang mempresentasikan gagasannya dengan menggebu-gebu tepat di depan mata saya sendiri. Kedua, saya sadar bahwa semua proses ini bermuara pada satu keinginan: saya ingin tahu rasanya menang,” ujarnya.
Di penghujung hari, semua proses ini terbayarkan. Sodiq meraih juara 2 Bidang Psikometri dalam Temu Ilmiah Nasional Mahasiswa Asosiasi Psikologi LPTK II dan juara 1 Gagasan Tertulis FIP JIP.
Ia menikmati setiap momen ketika dapat menuliskan dan mempresentasikan gagasan, ide dan penelitian. Meskipun berkali-kali jatuh, Sodiq sadar untuk selalu bangkit lagi.
Sodiq menyelesaikan kuliah S1 dalam waktu 3,5 tahun. Dia mengaku dari hobi membacanya membantunya menemukan research interest, menorehkan prestasi, dan menikmati setiap momen ketika berproses dan belajar.
Yang paling penting, katanya, jangan pernah menyerah. “Saya selalu percaya bahwa orang hebat bukan orang yang selalu benar, tetapi orang yang mau belajar dari kesalahan,” pungkasnya.
(nnz)