Tips Persiapan Biaya Kuliah ke Luar Negeri
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menempuh pendidikan ke jenjang perkuliahan menjadi rencana untuk sebagian besar siswa-siswi setamat dari sekolah menengah atas. Bukan hanya di luar negeri, universitas yang terdapat di luar negeri juga menjadi incaran calon mahasiswa.
Untuk kuliah di luar negeri, banyak hal yang perlu dipersiapkan. Salah satunya adalah persiapan biaya kuliah ke luar negeri.
Melalui saluran YouTube miliknya, Zhafira Aqyla, alumni Osaka University dan saat ini merupakan mahasiswa di Harvard, membagikan tips biaya persiapan kuliah ke luar negeri.
Biaya-biaya yang ia jabarkan bersumber dari pengalamannya yang pernah mendaftar S1 di Jepang.
Hal pertama yang harus dipersiapkan adalah biaya untuk persiapan berkas. Berkas-berkas yang perlu dikumpulkan seperti rekomendasi dari guru, personal statement, rapor/transkrip, dan sertifikat.
Pada tahap ini biaya yang dikeluarkan tidak terlalu banyak dan bisa diminimalisir. Tapi bukan berarti tidak mengeluarkan biaya sama sekali, karena berkas-berkas tersebut harus diterjemahkan ke bahasa Inggris.
Untuk menerjemahkan berkas-berkas, bisa menggunakan jasa penerjemah tersumpah. Dana yang dikeluarkan untuk jasa penerjemah tersumpah setidaknya Rp60.000 per halaman.
Berdasarkan pengalamannya saat mendaftar S1 di Jepang, Zhafira mengambil dua tes yaitu IELTS dan SAT. Untuk les IELTS, biaya yang dikeluarkan sekitar Rp2.500.000, sementara ujiannya akan menghabiskan biaya Rp3.000.000. Les SAT butuh dana sekitar Rp3.000.000, sedangkan ujiannya sebesar Rp1.500.000.
Selain itu, beberapa universitas juga meminta berkas dengan bentuk hardcopy, sehingga pendaftar harus melakukan pengiriman berkas ke negara yang dituju.
Misalnya, seperti pengalaman Zhafira, application fee Osaka University tahun 2021 sekitar Rp2.000.000. Sedangkan pengiriman dokumen A4 dengan berat maksimal 1 kg butuh biaya sekitar Rp1.200.000.
Pergi ke luar negeri untuk menempuh pendidikan dalam jangka waktu yang cukup panjang memerlukan visa pelajar. Oleh karena itu, calon mahasiswa harus membuat visa, yang tentu saja akan mengeluarkan biaya.
Untuk visa pelajar ke Jepang, Zhafira mengungkapkan besaran biaya yang dibutuhkan sekitar Rp300.000. Visa pelajar merupakan hal yang cukup penting di luar biaya yang mungkin akan dikeluarkan untuk keberangkatan.
Selain itu, termasuk ke dalam biaya keberangkatan adalah biaya akomodasi ke negara tujuan, mulai dari biaya tiket pesawat, kelebihan bagasi, sewa taksi atau kendaraan baik saat berangkat ke bandara maupun setiba di negara tujuan.
Hal ini karena ada beragam cara untuk belajar IELTS dan SAT, seperti dengan belajar otodidak dari buku. Atau, ada pula berkas yang tidak butuh diterjemahkan oleh penerjemah tersumpah.
Intinya, untuk menghemat biaya persiapan kuliah ke luar negeri, calon mahasiswa perlu memberikan usaha yang ekstra pada bagian-bagian tertentu.
Untuk kuliah di luar negeri, banyak hal yang perlu dipersiapkan. Salah satunya adalah persiapan biaya kuliah ke luar negeri.
Melalui saluran YouTube miliknya, Zhafira Aqyla, alumni Osaka University dan saat ini merupakan mahasiswa di Harvard, membagikan tips biaya persiapan kuliah ke luar negeri.
Biaya-biaya yang ia jabarkan bersumber dari pengalamannya yang pernah mendaftar S1 di Jepang.
Berikut tips persiapan biaya kuliah ke luar negeri:
1. Persiapan biaya kelengkapan berkas
Hal pertama yang harus dipersiapkan adalah biaya untuk persiapan berkas. Berkas-berkas yang perlu dikumpulkan seperti rekomendasi dari guru, personal statement, rapor/transkrip, dan sertifikat. Pada tahap ini biaya yang dikeluarkan tidak terlalu banyak dan bisa diminimalisir. Tapi bukan berarti tidak mengeluarkan biaya sama sekali, karena berkas-berkas tersebut harus diterjemahkan ke bahasa Inggris.
Untuk menerjemahkan berkas-berkas, bisa menggunakan jasa penerjemah tersumpah. Dana yang dikeluarkan untuk jasa penerjemah tersumpah setidaknya Rp60.000 per halaman.
2. Persiapan biaya les dan ujian sertifikasi
Selanjutnya, yang harus dipersiapkan adalah biaya untuk persiapan ujian. Untuk daftar kuliah ke luar negeri, universitas meminta sertifikasi bahasa, seperti IELTS atau TOEFL. Selain itu, diperlukan pula sertifikasi standardisasi kualifikasi pendidikan, seperti SAT, GRE, atau GMAT.Berdasarkan pengalamannya saat mendaftar S1 di Jepang, Zhafira mengambil dua tes yaitu IELTS dan SAT. Untuk les IELTS, biaya yang dikeluarkan sekitar Rp2.500.000, sementara ujiannya akan menghabiskan biaya Rp3.000.000. Les SAT butuh dana sekitar Rp3.000.000, sedangkan ujiannya sebesar Rp1.500.000.
3. Persiapan biaya pendaftaran universitas
Satu hal yang juga dikeluarkan oleh calon mahasiswa adalah biaya pendaftaran ke universitas di luar negeri. Hampir seluruh universitas menerapkan application fee yang harus dibayar oleh pendaftar.Selain itu, beberapa universitas juga meminta berkas dengan bentuk hardcopy, sehingga pendaftar harus melakukan pengiriman berkas ke negara yang dituju.
Misalnya, seperti pengalaman Zhafira, application fee Osaka University tahun 2021 sekitar Rp2.000.000. Sedangkan pengiriman dokumen A4 dengan berat maksimal 1 kg butuh biaya sekitar Rp1.200.000.
4. Persiapan biaya keberangkatan
Setelah semua tahap dilalui dan seseorang diterima di universitas pilihannya di luar negeri, maka pos dana yang harus dipersiapkan adalah biaya keberangkatan.Pergi ke luar negeri untuk menempuh pendidikan dalam jangka waktu yang cukup panjang memerlukan visa pelajar. Oleh karena itu, calon mahasiswa harus membuat visa, yang tentu saja akan mengeluarkan biaya.
Untuk visa pelajar ke Jepang, Zhafira mengungkapkan besaran biaya yang dibutuhkan sekitar Rp300.000. Visa pelajar merupakan hal yang cukup penting di luar biaya yang mungkin akan dikeluarkan untuk keberangkatan.
Selain itu, termasuk ke dalam biaya keberangkatan adalah biaya akomodasi ke negara tujuan, mulai dari biaya tiket pesawat, kelebihan bagasi, sewa taksi atau kendaraan baik saat berangkat ke bandara maupun setiba di negara tujuan.
5. Meminimalisir biaya yang dikeluarkan
Zhafira menegaskan dalam segmen terakhir videonya bahwa total biaya yang sudah ia sebutkan bisa dikurangi lagi. Seperti halnya les IELTS dan SAT, bisa tidak dimasukkan ke anggaran biaya.Hal ini karena ada beragam cara untuk belajar IELTS dan SAT, seperti dengan belajar otodidak dari buku. Atau, ada pula berkas yang tidak butuh diterjemahkan oleh penerjemah tersumpah.
Intinya, untuk menghemat biaya persiapan kuliah ke luar negeri, calon mahasiswa perlu memberikan usaha yang ekstra pada bagian-bagian tertentu.
(mpw)