Self Progress Learning Permudah Anak Belajar Matematika
loading...
A
A
A
JAKARTA - Seiring berakhirnya pandemi, dampak Learning Loss semakin tinggi dan besar dampaknya pada pembelajaran. Pendekatan konvensional yang mengajar semua siswa secara serentak tidak lagi efektif dan cenderung menghambat proses belajar proaktif siswa.
Di sinilah peran Merdeka Belajar sangat diperlukan. Merdeka Belajar sebagai gaya belajar baru, memungkinkan siswa mengambil inisiatif dan memberikan ruang bagi guru untuk memahami kebutuhan setiap siswa.
Presiden Direktur PT Benesse Indonesia Tatsunosuke Suzuki mengatakan, pihaknya mengembangkan Shinkenjuku School Reformation untuk solusi gaya belajar baru tersebut.
Baca juga: Pendaftaran PPDB Jabar 2023 Resmi Dibuka Hari Ini, Cek Linknya
"Program ini menitikberatkan pada pemahaman konsep dasar Matematika dan pengembangan sikap belajar dengan mengadopsi Self Progress Learning (SPL) dan esensi dari Kurikulum Merdeka Belajar," katanya, dalam keterangan resmi, Selasa (6/6/2023).
Dia mengatakan, Matematika itu terkenal dengan menghitung, namun sebenarnya dalam Matematika juga sangat penting memahami konsep dan kemampuan logika, termasuk soal cerita.
Menurutnya, pihaknya memiliki materi dan metode yang mengajarkan secara mendalam tentang konsep Matematika selama sekitar 70 tahun di Jepang. Kini materi Shinkenjuku disesuaikan dengan kurikulum Indonesia untuk permudah guru dalam mengajar konsep Matematika.
"Kami berharap Shinkenjuku dapat bekerja sama dengan sekolah membantu anak-anak Indonesia lebih menyukai matematika dan percaya diri mengerjakan soal yang sulit," harapnya.
Baca juga: Dari Kursus Perhotelan, Uki Bisa Bekerja di Kapal Pesiar dan Keliling Dunia
Melalui program Self-progress Learning, sekolah dapat menjamin hak pembelajaran setiap siswa. Semua siswa di sekolah diberikan ruang untuk belajar secara mandiri dan kolaboratif. Hal ini dapat membantu memecahkan masalah Learning Loss dan Learning Gap.
Jiwa pendidik guru juga ditingkatkan melalui dukungan pelatihan khusus dan praktik. Dengan begitu kualitas pelajaran akan berubah, kepemilikan pembelajaran (Learning Ownership) bisa dikembalikan ke siswa sehingga mereka menjadi pembelajar yang otentik.
Dia mengatakan, dampak menerapkan program SPL memberikan peningkatan penurunan Learning Loss sebanyak hampir 50%.
Anak-anak juga terlihat lebih menyukai matematika dan menjadi lebih percaya diri belajar Matematika setelah merasakan program SPL ini.
Kondisi belajar di kelas juga terlihat mengalami perubahan, Student-centered teraplikasi dengan baik melalui program SPL ini karena siswa mengambil lebih banyak peran dalam proses belajar.
“Program SPL ini sangat ideal untuk kebutuhan anak dan guru di masa sekarang ini - dimana kondisi pendidikan sangat dinamis sebagai efek dari pandemi," ujar Sarah Aruan, selaku marketing manager dari Shinkenjuku.
"SPL membantu guru menggali potensi anak dan anak pun mendapatkan kesempatan belajar yang adil dan sesuai dengan kecepatan masing-masing anak," lanjutnya.
Saat ini Shinkenjuku sudah bekerja sama dengan beberapa sekolah SD & SMP di wilayah Jabodetabek, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali. Salah satunya di SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat, Surakarta.
Di sekolah ini, guru mulai melepaskan otoritas dan mengikuti langkah-langkah SPL sesuai pelatihan yang diberikan.
Guru sudah bertindak sebagai fasilitator, memberi kebebasan kepada siswa untuk belajar mandiri dan mendorong adanya kolaborasi secara longgar sesuai kebutuhan.
Di sinilah peran Merdeka Belajar sangat diperlukan. Merdeka Belajar sebagai gaya belajar baru, memungkinkan siswa mengambil inisiatif dan memberikan ruang bagi guru untuk memahami kebutuhan setiap siswa.
Presiden Direktur PT Benesse Indonesia Tatsunosuke Suzuki mengatakan, pihaknya mengembangkan Shinkenjuku School Reformation untuk solusi gaya belajar baru tersebut.
Baca juga: Pendaftaran PPDB Jabar 2023 Resmi Dibuka Hari Ini, Cek Linknya
"Program ini menitikberatkan pada pemahaman konsep dasar Matematika dan pengembangan sikap belajar dengan mengadopsi Self Progress Learning (SPL) dan esensi dari Kurikulum Merdeka Belajar," katanya, dalam keterangan resmi, Selasa (6/6/2023).
Dia mengatakan, Matematika itu terkenal dengan menghitung, namun sebenarnya dalam Matematika juga sangat penting memahami konsep dan kemampuan logika, termasuk soal cerita.
Menurutnya, pihaknya memiliki materi dan metode yang mengajarkan secara mendalam tentang konsep Matematika selama sekitar 70 tahun di Jepang. Kini materi Shinkenjuku disesuaikan dengan kurikulum Indonesia untuk permudah guru dalam mengajar konsep Matematika.
"Kami berharap Shinkenjuku dapat bekerja sama dengan sekolah membantu anak-anak Indonesia lebih menyukai matematika dan percaya diri mengerjakan soal yang sulit," harapnya.
Baca juga: Dari Kursus Perhotelan, Uki Bisa Bekerja di Kapal Pesiar dan Keliling Dunia
Melalui program Self-progress Learning, sekolah dapat menjamin hak pembelajaran setiap siswa. Semua siswa di sekolah diberikan ruang untuk belajar secara mandiri dan kolaboratif. Hal ini dapat membantu memecahkan masalah Learning Loss dan Learning Gap.
Jiwa pendidik guru juga ditingkatkan melalui dukungan pelatihan khusus dan praktik. Dengan begitu kualitas pelajaran akan berubah, kepemilikan pembelajaran (Learning Ownership) bisa dikembalikan ke siswa sehingga mereka menjadi pembelajar yang otentik.
Dia mengatakan, dampak menerapkan program SPL memberikan peningkatan penurunan Learning Loss sebanyak hampir 50%.
Anak-anak juga terlihat lebih menyukai matematika dan menjadi lebih percaya diri belajar Matematika setelah merasakan program SPL ini.
Kondisi belajar di kelas juga terlihat mengalami perubahan, Student-centered teraplikasi dengan baik melalui program SPL ini karena siswa mengambil lebih banyak peran dalam proses belajar.
“Program SPL ini sangat ideal untuk kebutuhan anak dan guru di masa sekarang ini - dimana kondisi pendidikan sangat dinamis sebagai efek dari pandemi," ujar Sarah Aruan, selaku marketing manager dari Shinkenjuku.
"SPL membantu guru menggali potensi anak dan anak pun mendapatkan kesempatan belajar yang adil dan sesuai dengan kecepatan masing-masing anak," lanjutnya.
Saat ini Shinkenjuku sudah bekerja sama dengan beberapa sekolah SD & SMP di wilayah Jabodetabek, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali. Salah satunya di SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat, Surakarta.
Di sekolah ini, guru mulai melepaskan otoritas dan mengikuti langkah-langkah SPL sesuai pelatihan yang diberikan.
Guru sudah bertindak sebagai fasilitator, memberi kebebasan kepada siswa untuk belajar mandiri dan mendorong adanya kolaborasi secara longgar sesuai kebutuhan.
(nnz)