Kisah Rahmat, Santri Asal Sulsel Peraih 11 Beasiswa dari Kampus Top Luar Negeri

Kamis, 15 Juni 2023 - 20:50 WIB
loading...
Kisah Rahmat, Santri...
Yadi Rahmat, santri asal Ponpes As’adiyah Sulawesi Selatan sukses mewujudkan mimpinya mendapatkan beasiswa dan kuliah di luar negeri. Foto/Dok/Pribadi
A A A
JAKARTA - Yadi Rahmat , santri asal Pondok Pesantren (Ponpes) As’adiyah Lancirang, Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan (Sulsel) ini sukses mewujudkan mimpinya mendapatkan beasiswa dan kuliah di luar negeri.

Santri yang akrab disapa Rahmat ini berhasil mendapatkan beasiswa penuh dari sejumlah perguruan tinggi top dari dalam dan luar negeri. Namun, Rahmat lebih memilih mengambil beasiswa dari pemerintah Turkey.



Rahmat menceritakan, latar belakang pendidikan kedua orang tua yang hanya lulusan SD tidak menyurutkan semangatnya. Meski lahir dari keluarga sederhana, bagi orang tua Rahmat, pendidikan tetap menjadi nomor satu, terutama pendidikan agama.

Atas dasar itulah, orang tuanya kemudian memasukkannya ke Pondok Pesantren Darus Sa’adah As’adiyah Lancirang, Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan.

Selama menimbah ilmu di Pesantren, Rahmat merupakan santri yang aktif dan berprestasi. Bahkan, Rahmat selalu menempati peringkat pertama selama mengenyam pendidikan di jenjang SMP dan SMA.



Selama di SMP-SMA, dia aktif di Organisasi Siswa Intra Sekolah atau OSIS, termasuk pernah menjabat sebagai ketua OSIS. Selain itu, Rahmat juga aktif mewakili sekolah dalam ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) dan sering meraih gelar juara.

Setelah menyelesaikan pendidikan di Pesantren, Rahmat kemudian melanjutkan pendidikan di UIN Alauudin Makassar.

Ketika melanjutkan pendidikan S1 jurusan Ilmu Al Qur’an dan Tafsir, Dia memutuskan untuk kuliah sambil bekerja. Pagi sampai sore waktunya digunakan untuk kegiatan kampus seperti kuliah dan organisasi.

Sedangkan di malam hari digunakan untuk bekerja sebagai guru ngaji dan guru privat di berbagai lembaga bimbingan belajar di Makassar.

Salah satu tantangan Rahmat ketika kuliah S1 di Makassar yaitu dia harus pandai dalam mengatur waktu. Tidak mudah kuliah sambil kerja serta aktif di berbagai organisasi intra maupun ekstra kampus.

Misalnya, pernah menjabat sebagai Ketua Departemen Kaderisasi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Al Jami, Devisi Aspirasi Senat Mahasiswa (SEMA) Fakultas Ushuluddin UIN Alauddin, serta aktif di 8 lembaga kemahasiswaan lainnya.

Berkat ketekunan, kerja keras, dan support dari keluarga, akhirnya Rahmat berhasil menyelesaikan pendidikannya dengan meraih predikat Cumlaude dengan IPK 3,94 dengan masa studi tidak sampai 4 tahun.

Tidak hanya itu, Rahmat berhasil menjadi lulusan tercepat jurusan Tafsir Hadis dan menjadi salah satu lulusan terbaik di UIN Auddin Makassar pada periode wisuda September 2018.

Beberapa prestasi Rahmat lainnya yaitu berhasil meraih 11 beasiswa dalam dan luar negeri, mengikuti program Student Exchange di Malaysia, Short Course di Groningen University Belanda, serta program International lainnya di USA, Dubai, UK, Malaysia dan Türkiye.

"Kebanyakan orang berpikir bahwa untuk mendapatkan beasiswa luar negeri itu sangat sulit dan hanya didapatkan oleh mereka yang punya IQ di atas rata-rata, keluarga berpendidikan serta berasal dari kota dan sekolah/kampus ternama," katanya.

Saat ini Rahmat tengah menempuh pendidikan Pascasarjananya di Sakarya University, Turkiye.

Rahmat percaya bahwa semua orang bisa Sekolah dan mendapatkan beasiswa di luar negeri. Terdapat ratusan bahkan ribuan beasiswa luar negeri yang siap mewujudkan mimpi kalian.

Hanya butuh usaha lebih seperti mencari informasi secara detail serta mempersiapkan dokumen beasiswa sebaik mungkin. Ikhtiar dan doa berbuah Kesuksesan


Berikut Tips dari Rahmat untuk Para Pejuang Beasiswa:

- Tanamkan ke diri teman-teman bahwa kalau orang lain bisa, kenapa saya tidak.

- Mulai dari sekarang persiapkan dokumennya sebaik mungkin seperti Ijazah, Transkrip Nilai, Sertifikat bahasa (TOEFL/IELTS), CV, Essay, Surat Rekomendasi dsb.

- Ingat, sekali teman-teman terjun sebagai Scholarship Hunters, maka pantang menyerah sebelum jadi penerima beasiswa.

- Kalau gagal, coba lagi. Gagal, coba lagi. Gagal, coba lagi smpai kalian jadi penerima beasiswa karena sejatinya kegagalan itu ketika berhenti berjuang.

- Setidaknya, dari kegagalan itu juga kita mendapat banyak ilmu, pengalaman dan pelajaran yang tidak bisa didapatkan dari tempat lain.

- Ada perjuangan, maka ada hasil yang akan didapatkan. Mimpi itu harus besar karena kita punya Allah yang maha besar. Ingat, Allah pasti mengabulkan doa hambanya. Kalau tidak sama persis yang diminta pasti Allah berikan yang jauh lebih baik.

"... Dan boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik untukmu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak baik untukmu. Dan Allah mengetahui apa yang tidak kamu ketahui," kata Rahmat membacakan kutipan Al-Quran surat Al Baqarah [2]: 216.
(mpw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2214 seconds (0.1#10.140)