Mengapa Toga Wisuda Identik sebagai Tanda Kelulusan? Simak Jawabannya
loading...
![Mengapa Toga Wisuda...](https://pict.sindonews.net/webp/732/pena/news/2023/06/21/211/1133225/mengapa-toga-wisuda-identik-sebagai-tanda-kelulusan-simak-jawabannya-xim.webp)
Prosesi wisuda. Foto/Dok/UII
A
A
A
JAKARTA - Toga merupakan ‘pakaian kebesaran’ yang dikenakan wisudawan saat prosesi wisuda. Keberadaan toga sudah terdeteksi sejak era Kekaisaran Romawi.
Kala itu, toga memiliki arti sebagai penutup dan sebagian besar digunakan oleh pria. Melansir Fashion History, toga menjadi simbol perdamaian seperti layaknya jubah perang.
Namun, seiring berjalannya waktu toga digunakan sebagai baju atau gaun wisuda di dunia.
Universitas Oxford dan Universitas Cambridge adalah kampus yang pertama kali menggunakan toga sebagai pakaian wisuda.
Laman Walters of Oxford menyebut, penggunaan toga dilakukan karena pihak kampus ingin mahasiswanya mengenakan gaun kelulusan seragam, lengkap dengan tudung dan topinya.
Penggunaan toga yang dilakukan sejak tahun 1300-an itu juga bertujuan untuk menciptakan persatuan dan ketertiban di lingkungan kampus.
Melansir Bayt Al Fann, baju wisuda itu merupakan adaptasi dari pakaian Arab bernama thawb. Pakaian tersebut memiliki desain longgar dan menjadi lambang integritas skolastik yang paling jelas termasuk dalam acara wisuda dan debat akademik.
Lantas, mengapa toga wisuda identik dengan tanda kelulusan? Sebab, toga wisuda sarat akan makna. Secara keseluruhan, toga wisuda melambangkan pencapaian dan pengakuan.
Selain itu, warna toga yang sebagian besar hitam juga melambangkan hal baik. Warna tersebut melambangkan misteri dan kegelapan yang berhasil dikalahkan selama menempuh pendidikan di universitas. Selain itu, warna hitam juga dihadirkan sebagai simbol keagungan.
Penggunaan jubah oleh wisudawan sengaja dilakukan untuk melambangkan pencapaian akademik selama di universitas.
Selanjutnya, ada tudung yang dikenakan di atas bahu yang melambangkan seseorang telah menamatkan proses belajarnya hingga memiliki gelar akademik, baik itu sarjana, master, maupun doktor.
Selain itu, digunakan pula topi wisuda. Penggunaan topi tersebut diprediksi sudah dilakukan sejak tahun 1800-an serta menandakan pencapaian dan perjuangan panjang mahasiswa untuk meraih gelar akademik.
Uniknya, para ulama dalam Islam beranggapan bahwa topi wisuda melambangkan kitab suci yang berada di atas akan manusia. Rumbai-rumbai yang berada di belakang topi memiliki arti halaman-halaman dalam Al-Qur'an.
Di sisi lain, sebagian sejarawan percaya bahwa topi wisuda sebenarnya berbentuk seperti buku, namun ada pula yang melihat bahwa bentuknya lebih menyerupai papan mortir yang digunakan tukang batu.
Kala itu, toga memiliki arti sebagai penutup dan sebagian besar digunakan oleh pria. Melansir Fashion History, toga menjadi simbol perdamaian seperti layaknya jubah perang.
Namun, seiring berjalannya waktu toga digunakan sebagai baju atau gaun wisuda di dunia.
Universitas Oxford dan Universitas Cambridge adalah kampus yang pertama kali menggunakan toga sebagai pakaian wisuda.
Laman Walters of Oxford menyebut, penggunaan toga dilakukan karena pihak kampus ingin mahasiswanya mengenakan gaun kelulusan seragam, lengkap dengan tudung dan topinya.
Penggunaan toga yang dilakukan sejak tahun 1300-an itu juga bertujuan untuk menciptakan persatuan dan ketertiban di lingkungan kampus.
Melansir Bayt Al Fann, baju wisuda itu merupakan adaptasi dari pakaian Arab bernama thawb. Pakaian tersebut memiliki desain longgar dan menjadi lambang integritas skolastik yang paling jelas termasuk dalam acara wisuda dan debat akademik.
Lantas, mengapa toga wisuda identik dengan tanda kelulusan? Sebab, toga wisuda sarat akan makna. Secara keseluruhan, toga wisuda melambangkan pencapaian dan pengakuan.
Selain itu, warna toga yang sebagian besar hitam juga melambangkan hal baik. Warna tersebut melambangkan misteri dan kegelapan yang berhasil dikalahkan selama menempuh pendidikan di universitas. Selain itu, warna hitam juga dihadirkan sebagai simbol keagungan.
Penggunaan jubah oleh wisudawan sengaja dilakukan untuk melambangkan pencapaian akademik selama di universitas.
Selanjutnya, ada tudung yang dikenakan di atas bahu yang melambangkan seseorang telah menamatkan proses belajarnya hingga memiliki gelar akademik, baik itu sarjana, master, maupun doktor.
Selain itu, digunakan pula topi wisuda. Penggunaan topi tersebut diprediksi sudah dilakukan sejak tahun 1800-an serta menandakan pencapaian dan perjuangan panjang mahasiswa untuk meraih gelar akademik.
Uniknya, para ulama dalam Islam beranggapan bahwa topi wisuda melambangkan kitab suci yang berada di atas akan manusia. Rumbai-rumbai yang berada di belakang topi memiliki arti halaman-halaman dalam Al-Qur'an.
Di sisi lain, sebagian sejarawan percaya bahwa topi wisuda sebenarnya berbentuk seperti buku, namun ada pula yang melihat bahwa bentuknya lebih menyerupai papan mortir yang digunakan tukang batu.
(mpw)