12 Dosen UIN Jakarta Ditetapkan Jadi Guru Besar, Ini Harapan Rektor

Senin, 26 Juni 2023 - 20:21 WIB
loading...
12 Dosen UIN Jakarta Ditetapkan Jadi Guru Besar, Ini Harapan Rektor
Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Asep Saepudin Jahar. Foto/Dok/UIN Jakarta
A A A
JAKARTA - Jumlah guru besar UIN Jakarta terus bertambah menyusul ditetapkannya sejumlah dosen menjadi profesor dalam berbagai bidang keilmuan. Selain menjadi figur teladan sebagai akademisi, kehadiran mereka diharap terus meningkatkan kualitas akademik pada berbagai fakultas/program studi yang ditawarkan.

Diketahui, Kementerian Agama (Kemenag) pada Jumat (23/6/2023, menetapkan 100 orang guru besar rumpun ilmu agama di lingkungan perguruan tinggi keagamaan se-Indonesia. Prosesi penyerahan Surat Keputusan Menteri Agama atas penetapan guru besar masing-masing dilakukan di lantai II Gedung kementerian Agama RI, Jl Lapangan Banteng, Jakarta Pusat.



Dari total 100 orang jumlah guru besar yang ditetapkan, 12 di antaranya merupakan dosen dari berbagai fakultas di lingkungan UIN Jakarta. Ke-12 dosen dimaksud antara lain Dr. Imam Subchi MA, Dr. Sururin MA, Syamsul Rijal MA Ph.D., Dr. Desmadi Saharudin, Muh. Nadratuzzaman Ph.D, Dr. Ade Sofyan Mulazid MA, Dr. Fuad Thohari MA, dan Dr. Kamarusdiana MH, Dr. Muhammad Maksum MA. Lalu, Dr. Abdul Halim MA, JM Muslimin Ph.D, Dr. Isnawati Rais MA.

Direktur Jenderal Pendidikan Agama Islam, Prof. Dr. Muhammad Ali Ramdhani MT menyerahkan langsung KMA tersebut. Dalam sambutannya, Dirjen Ramdhani mengucapkan selamat kepada para dosen yang berhasil memperoleh gelar akademik tertinggi sebagai profesor.

“Penetapan sebagai professor merupakan babak baru dalam perjalanan akademik yang harus diikuti dengan tanggungjawab intelektual dan sosial di masyarakat,” ujar Muhammad Ali Ramdhani seperti dirilis kemenag, Senin (26/6/2023).



Dirjen Ramdhani berpesan seorang professor harus bisa responsif terhadap perubahan. Menurutnya, perolehan gelar guru besar menyadakan untuk menjaga setiap kata-kata yang dilontarkan, karena apapun yang dikatakan adalah ilmu dan yang dilakukan adalah teladan untuk mahasiswa.

Gelar guru besar, sambungnya, bukan akhir dari segalanya. Sebaliknya, ketika ditetapkan guru besar maka seorang dosen harus terus meneguhkan diri memasuki ruang baru sebagai seorang yang akan menjadi rujukan. Karenanya, kemampuan akademik harus terus dikembangkan dengan daya topang teknologi yang mendorong perkembangan kelimuan.

“Maka hakekat dari guru besar adalah dia yang tak berhenti belajar,” tegasnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1581 seconds (0.1#10.140)