Cerita Rahmat Kuliah di Turki, Pengantar Kuliah Gunakan 2 Bahasa Asing Sekaligus
loading...
Yadi Rahmat, Mahasiswa Indonesia asal Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, yang mendapatkan beasiswa penuh dari Pemerintah Turki. Foto/Dok/Pribadi
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Turki terus berusaha memperkenalkan negaranya sebagai salah satu negara yang layak untuk dijadikan destinasi melanjutkan pendidikan tinggi. Aktifitas Internasionalisasi pun terus digenjot demi mewujudkan harapan tersebut.
Tak heran, Negara ini memiliki mahasiswa internasional paling banyak di Eropa. Salah satunya, Yadi Rahmat, Mahasiswa Indonesia asal Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, yang mendapatkan beasiswa dari Pemerintah Turki.
Baca juga: Pendaftaran Seleksi Program Gelar Beasiswa Indonesia Bangkit Diperpanjang hingga 10 Juli 2023
Rahmat yang kuliah di Sakarya University Turki mengambil Program S2 Ilmu Tafsir, berbagi pengalamannya sebagai siswa internasional. Dia mengaku bangga dan senang bisa belajar bersama mahasiswa Turki serta mahasiswa dari sejumlah negara lain.
Selain itu, pria yang akrab disapa Rahmat tersebut mengaku suka dengan suasana Sakarya University karena fasilitas yang lengkap serta suasana kotanya yang tidak begitu ramai.
Dirinya memilih belajar di Turki karena merupakan negara impiannya sejak kecil, di samping itu, Pemerintah Türki juga menyediakan program Beasiswa Penuh bagi mahasiswa asing, salah satunya pelajar Indonesia.
Baca juga: 15 Universitas Terbaik di Indonesia Berdasarkan THE AUR 2023
“Alhamdulillah saya kuliah di Sakarya University melalui program beasiswa penuh dari Pemerintah Türki. Ini impian saya dari kecil akhirnya tercapai,” ucap Rahmat kepada SINDOnews, Senin (26/6/2023).
Menurut Rahmat, salah satu tantangan kuliah S2 Ilmu Tafsir di Türki yaitu menggunakan dua, bahkan tiga bahasa pengantar sekaligus dalam perkuliahan, yakni Bahasa Arab, Turki, dan Inggris. Ini akan menjadi persoalan serius bagi calon mahasiswa yang hanya menguasai satu bahasa asing.
Tak heran jika di Türki ada kelas persiapan bahasa Turki dan Arab bagi calon mahasiswa yang ingin mengambil jurusan Ilahiyat atau Theology serta bahasa Inggris dan Turki untuk jurusan umum.
“Di jurusan saya hampir semua referensi buku yang digunakan berbahasa Arab tetapi dalam mempresentasikan tugas kuliah harus dalam bahasa Turki," terangnya.
"Walaupun diperbolehkan sesekali mempresentasikan tugas kuliah dalam bahasa Arab. Ini yang membuat saya pribadi merasa tertantang karena sebelumnya tidak tahu sama sekali bahasa Turki,” tambahnya.
Beruntungnya Beasiswa yang didaptkan oleh Rahmat menyediakan kelas bahasa Turki secara gratis sebelum memulai perkuliahan di Turki.
“Sebelum memulai perkuliahan saya mengikuti kelas bahasa Turki (TÖMER) selama setahun yang diselenggarakan di Pusat Bahasa Asing Sakarya University,” ungkap Rahmat.
Tak heran, Negara ini memiliki mahasiswa internasional paling banyak di Eropa. Salah satunya, Yadi Rahmat, Mahasiswa Indonesia asal Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, yang mendapatkan beasiswa dari Pemerintah Turki.
Baca juga: Pendaftaran Seleksi Program Gelar Beasiswa Indonesia Bangkit Diperpanjang hingga 10 Juli 2023
Rahmat yang kuliah di Sakarya University Turki mengambil Program S2 Ilmu Tafsir, berbagi pengalamannya sebagai siswa internasional. Dia mengaku bangga dan senang bisa belajar bersama mahasiswa Turki serta mahasiswa dari sejumlah negara lain.
Selain itu, pria yang akrab disapa Rahmat tersebut mengaku suka dengan suasana Sakarya University karena fasilitas yang lengkap serta suasana kotanya yang tidak begitu ramai.
Dirinya memilih belajar di Turki karena merupakan negara impiannya sejak kecil, di samping itu, Pemerintah Türki juga menyediakan program Beasiswa Penuh bagi mahasiswa asing, salah satunya pelajar Indonesia.
Baca juga: 15 Universitas Terbaik di Indonesia Berdasarkan THE AUR 2023
“Alhamdulillah saya kuliah di Sakarya University melalui program beasiswa penuh dari Pemerintah Türki. Ini impian saya dari kecil akhirnya tercapai,” ucap Rahmat kepada SINDOnews, Senin (26/6/2023).
Menurut Rahmat, salah satu tantangan kuliah S2 Ilmu Tafsir di Türki yaitu menggunakan dua, bahkan tiga bahasa pengantar sekaligus dalam perkuliahan, yakni Bahasa Arab, Turki, dan Inggris. Ini akan menjadi persoalan serius bagi calon mahasiswa yang hanya menguasai satu bahasa asing.
Tak heran jika di Türki ada kelas persiapan bahasa Turki dan Arab bagi calon mahasiswa yang ingin mengambil jurusan Ilahiyat atau Theology serta bahasa Inggris dan Turki untuk jurusan umum.
“Di jurusan saya hampir semua referensi buku yang digunakan berbahasa Arab tetapi dalam mempresentasikan tugas kuliah harus dalam bahasa Turki," terangnya.
"Walaupun diperbolehkan sesekali mempresentasikan tugas kuliah dalam bahasa Arab. Ini yang membuat saya pribadi merasa tertantang karena sebelumnya tidak tahu sama sekali bahasa Turki,” tambahnya.
Beruntungnya Beasiswa yang didaptkan oleh Rahmat menyediakan kelas bahasa Turki secara gratis sebelum memulai perkuliahan di Turki.
“Sebelum memulai perkuliahan saya mengikuti kelas bahasa Turki (TÖMER) selama setahun yang diselenggarakan di Pusat Bahasa Asing Sakarya University,” ungkap Rahmat.
(mpw)
Lihat Juga :
