Pendidikan Progresif dan Konvensional, Mana yang Lebih Cocok untuk Anak?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ada pendidikan progresif, ada pula pendidikan konvensional. Keduanya sama-sama memiliki plus dan minus, dan keduanya bertujuan untuk mengembangkan potensi anak dengan maksimal, sesuai dengan perkembangan usianya. Manakah yang terbaik, pendidikan progresif atau pendidikan konvensional? Berikut ulasannya
Makna Pendidikan Progresif
Foto/ist
Pendidikan progresif merupakan metode pendidikan yang berasal dari Eropa, dan merupakan bagian dari metode montessori yang dikembangkan oleh pakar pendidikan, Maria Montessori.
Kebanyakan orang yang mendukung pendidikan progresif, akan berpikir jika pendidikan konvensional merupakan metode lama, bersifat restriktif dan terlalu formal. Hal ini berbeda dengan pendidikan progresif yang memberikan kebebasan penuh kepada anak dalam belajar.
Anak-anak tidak terpaku kepada buku dan kurikulum, tapi diberi kebebasan untuk membangun pengetahuannya sendiri dengan bermain, mengamati, menemukan, dan menyimpulkan, sesuai dengan slogan mereka "Learning by doing" (Belajar sambil melakukan).
Meskipun begitu, tentunya semua kegiatan tersebut berada di bawah pengawasan dan bimbingan gurunya, yang bertugas sebagai pengarah.
Metode Pendidikan Konvensional
Foto/ist
Berkebalikan dengan pendidikan progresif, pendidikan konvensional merupakan metode pendidikan yang paling banyak dilakukan, dan memiliki standar yang sama.
Misalnya, standar anak kelas 2 SD harus sudah mampu membaca dengan lancar, dan itu berlaku untuk seluruh siswa. Dalam pendidikan konvensional, anak-anak dilatih untuk mempelajari ilmu-ilmu sesuai dengan tahapan usianya, berdasarkan kurikulum yang berlaku.
Mana yang Terbaik Buat Anak?
Foto/ist
Kedua metode ini sama-sama bertujuan untuk memaksimalkan kemampuan anak. Jika dalam pendidikan progresif, anak bisa mengembangkan kemampuannya tanpa batasan (usia, minat dan lalinnya), dalam pendidikan konvensional, perkembangan kemampuan anak dilakukan secara bertahap (sesuai kurikulum).
Jadi tinggal sesuaikan saja dengan kebutuhan Si Kecil. Jika orang tua Smart melihat Si Kecil memiliki potensi lebih dari anak-anak seusianya, pendidikan progresif bisa jadi pilihan.
Makna Pendidikan Progresif
Foto/ist
Pendidikan progresif merupakan metode pendidikan yang berasal dari Eropa, dan merupakan bagian dari metode montessori yang dikembangkan oleh pakar pendidikan, Maria Montessori.
Kebanyakan orang yang mendukung pendidikan progresif, akan berpikir jika pendidikan konvensional merupakan metode lama, bersifat restriktif dan terlalu formal. Hal ini berbeda dengan pendidikan progresif yang memberikan kebebasan penuh kepada anak dalam belajar.
Anak-anak tidak terpaku kepada buku dan kurikulum, tapi diberi kebebasan untuk membangun pengetahuannya sendiri dengan bermain, mengamati, menemukan, dan menyimpulkan, sesuai dengan slogan mereka "Learning by doing" (Belajar sambil melakukan).
Meskipun begitu, tentunya semua kegiatan tersebut berada di bawah pengawasan dan bimbingan gurunya, yang bertugas sebagai pengarah.
Metode Pendidikan Konvensional
Foto/ist
Berkebalikan dengan pendidikan progresif, pendidikan konvensional merupakan metode pendidikan yang paling banyak dilakukan, dan memiliki standar yang sama.
Misalnya, standar anak kelas 2 SD harus sudah mampu membaca dengan lancar, dan itu berlaku untuk seluruh siswa. Dalam pendidikan konvensional, anak-anak dilatih untuk mempelajari ilmu-ilmu sesuai dengan tahapan usianya, berdasarkan kurikulum yang berlaku.
Mana yang Terbaik Buat Anak?
Foto/ist
Kedua metode ini sama-sama bertujuan untuk memaksimalkan kemampuan anak. Jika dalam pendidikan progresif, anak bisa mengembangkan kemampuannya tanpa batasan (usia, minat dan lalinnya), dalam pendidikan konvensional, perkembangan kemampuan anak dilakukan secara bertahap (sesuai kurikulum).
Jadi tinggal sesuaikan saja dengan kebutuhan Si Kecil. Jika orang tua Smart melihat Si Kecil memiliki potensi lebih dari anak-anak seusianya, pendidikan progresif bisa jadi pilihan.
(wyn)