Kisah Perjuangan Rosi Tirus, Lolos Beasiswa SISGP dan Raih Gelar S2 di Swedia

Jum'at, 07 Juli 2023 - 14:44 WIB
loading...
Kisah Perjuangan Rosi Tirus, Lolos Beasiswa SISGP dan Raih Gelar S2 di Swedia
Content Creator Rosi Tirus membagikan kisahnya meraih beasiswa SISGP dan meraih gelar S2 di Swedia. Foto/BuddyKu.
A A A
JAKARTA - Meraih beasiswa untuk kuliah di luar negeri butuh perjuangan dan kerja keras. Bagi para pejuang beasiswa luar negeri , berikut ini kisah dari Content Creator Rosi Tirus yang meraih beasiswa SIGSP dan meraih gelar S2 di Swedia.

Rosi menyampaikan ragam informasi maupun kiat-kiat terkait beasiswa ke luar negeri melalui media sosialnya, antara lain akun Instagram @rositirus, YouTube Rosi Tirus, dan komunitas Telegram “Chill Sore”.

Bukan cuma informasi beasiswa yang dia berikan, namun pengalaman pribadi perempuan bernama asli Titik Rusmiati ini dalam berjuang mendapat beasiswa juga menginspirasi.

Mimpi ke Luar Negeri Namun Bukan dengan Jadi Pekerja Migran

Di tempat Rosi berasal, jarang ada warga di daerahnya yang mengenyam pendidikan tinggi. Oleh karena itu perempuan yang bekerja sebagai marketing manager di salah satu perusahaan di Frankfurt, Jerman ini mulai bermimpi untuk bisa berkuliah hingga ke luar negeri.

“Di daerahku berasal, mayoritas penduduknya enggak ada yang kuliah. Mereka umumnya jadi TKI atau TKW. Aku juga ingin ke luar negeri, tapi dengan jalur apa? Akhirnya aku menemukan bahwa aku bisa ke luar negeri dengan studi S2,” jelas Rosi, dalam keterangan resmi, Jumat (7/7/2023).

Baca juga: Kisah Nurul Huda, Ibu Rumah Tangga yang Raih Doktor Keolahragaan UNY dengan IPK 4

Asah Kemampuan Bahasa Inggris dengan Berbagai Cara

Usai meraih gelar sarjana dari salah satu universitas di Jawa Tengah pada 2013, Rosi tidak bisa langsung menggapai impiannya untuk melanjutkan S2. Keterbatasan ekonomi membuatnya harus bekerja terlebih dahulu sembari berjuang mendapatkan beasiswa ke luar negeri.

Tanpa pengetahuan apa pun tentang cara mendapatkan beasiswa, Rosi memulai langkah perjuangannya dengan menghadiri berbagai pameran, berkumpul dengan para pejuang beasiswa, dan tentu saja mempelajari bahasa Inggris.

“Aku berpikir salah satu cara untuk bisa keluar negeri adalah bisa bahasa Inggris. Jadi aku investasi belajar bahasa inggris mulai dari TOEFL, bahkan pernah ambil kelas malam after work di UGM. Semangatku terbentuk di situ,” ujar Rosi mengenang masa lalu.

Rosi terus memperdalam bahasa Inggrisnya dengan belajar IELTS secara mandiri. Mulai dari belajar melalui platform online gratis, YouTube, hingga membayar tutor online.

Baca juga: Alumnus Unair Ungkap Rahasia Tembus Harvard Medical School

Berdasarkan pengalaman pribadi Rosi, punya teman yang saling dukung dalam belajar Bahasa Inggris adalah cara ampuh untuk belajar bahasa tersebut secara efektif.

“Ada sahabat yang menemaniku mempelajari IELTS bareng. Kita punya jadwal bersama untuk menjalani reading, listening, saling bertelepon untuk speaking in English. Itu helpful banget,” terang Rosi.

Memilih Swedia untuk Lanjut Studi S2

Dalam perjalanan mempersiapkan diri untuk studi di luar negeri, Rosi mendengar tentang Swedia dari teman-temannya. Salah satu negara Skandinavia yang terletak di Eropa bagian Utara ini dikenal sebagai negara yang inovatif, mendukung kesetaraan gender, dan berkontribusi terhadap “sustainable development goals”.

Mendengar hal tersebut Rosi mulai merajut cita untuk kuliah di Swedia. Ia pun mencari informasi lebih banyak tentang negara tersebut.

Di tahun 2019, LPDP membuka pendaftaran beasiswa. Tentu saja Rosi tak ingin melewatkan kesempatan tersebut. Salah satu syarat mendaftar beasiswa LPDP adalah mencantumkan nilai tes IELTS.

Sempat ragu karena harus mengeluarkan biaya sebesar Rp3 juta, Rosi pun mengikuti tes IELTS. “Alhamdulillah nilai IELTS ku cukup untuk daftar LPDP. Syarat mendaftar LPDP kan minimal dapat nilai IELTS 6,5,” ujar Rosi.

Sayangnya tak ada kampus impian Rosi dalam daftar beasiswa LPDP 2019. “Pilihan kampus di LPDP 2019 jumlahnya enggak banyak kalau dibandingkan tahun sebelumnya. Termasuk di Swedia, kampus dan jurusan yang aku impikan tidak ada dalam list. Tapi karena itu momentum, jadi aku apply saja” sambungnya.

Baca juga: 20 Anggota ILUNI UI Berprestasi, Menteri, Sastrawan hingga Konglomerat Ternama

Kerja keras Rosi membuahkan hasil. Walau proses administrasinya cukup banyak, ia lolos tes beasiswa LPDP dengan mudah. Namun anehnya, Rosi tidak merasa antusias saat mengetahui bahwa ia berhasil mendapat kesempatan kuliah di luar negeri.

Ia pun sadar perasaannya tersebut disebabkan karena kampus yang ia dapatkan bukanlah perguruan tinggi yang diimpikan. Rosi mulai mencurahkan perasaannya pada seorang teman.

“Aku merasa enggak happy banget. Akhirnya seorang teman bilang: itu berarti proses perjalananmu mencari beasiswa belum selesai. Jadi perjuanganmu belum selesai”, katanya.

Rosi akhirnya urung mengambil kesempatan beasiswa dari LPDP. Namun, ia tak patah semangat. Tahun berikutnya ia mendaftar beasiswa SISGP (Swedish Institute Scholarship for Global Professionals). Akhirnya Rosi lolos beasiswa SISGP untuk kuliah S2 di Swedia.

Kali ini ia sukses mendapatkan beasiswa di perguruan tinggi impiannya, Master of Entrepreneurship di Uppsala University, Swedia. Rosi kemudian mendapatkan gelar S2 dari Uppsala University pada pertengahan 2022 lalu.
(nnz)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2053 seconds (0.1#10.140)