Mahasiswa UI Rancang Kapal Hybrid Engine, Begini Keunggulannya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tim mahasiswa FTUI angkatan 2021 mengharumkan nama UI lewat rancangan mereka berupa kapal penangkap ikan dengan hybrid engine. Inovasi mereka menang juara 3 di kompetisi yang diselenggarakan Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
Berkat inovasi ini, kelima mahasiswa prodi Teknik Perkapalan, Departemen Teknik Mesin (DTM) Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) yang tergabung dalam tim Bing Chilling berhasil meraih juara 3 kategori Design Boat Innovation Competition of Maritim, Education, and Training (COMET) 4.0 yang diselenggarakan oleh Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
COMET 4.0 adalah kompetisi dengan tema Fisheries Technological Innovation to Optimize the Quality of the Fish in Wakatobi. Tujuan diadakannya kompetisi ini, yaitu untuk mengoptimalkan kualitas hasil tangkap di perairan laut Wakatobi.
Tim mahasiswa FTUI ini adalah Ken Nafilahshafa Sahatisae, Muhammad Akbar Ramsha Oetama, Muhammad Daffa Nafis Shafwan, Rawhul Ihsan Setyoko, dan Vincent Collin, perancang kapal yang diberi nama Fishull Vinkay di bawah bimbingan dosen DTM FTUI, Dr. Eng. Gerry Liston Putra.
Baca juga: ITS Juara Shell Eco Marathon 2023, Jadi Wakil Asia Pasifik dan Timur Tengah di DWC 2023
Fishull Vinkay merupakan kapal penangkap ikan dengan dua keunggulan utama. Pertama, hybrid engine, yakni inovasi mesin yang lebih senyap, menggunakan tenaga surya ramah lingkungan, dan mengurangi pemakaian bahan bakar solar, sehingga mengurangi biaya operasional kapal.
Kedua, memiliki teknologi Refrigerated Sea Water (RSW), yaitu tempat penyimpanan ikan dengan teknologi pendingin yang memanfaatkan air laut sebagai penjaga kualitas hasil tangkap nelayan.
“Desain Fishull Vinkay kami buat dengan melihat kondisi perairan Indonesia, dalam hal ini kami fokus di perairan Wakatobi yang memiliki potensi sumber daya laut yang besar. Namun, pemanfaatan potensi perikanan tangkap di Wakatobi saat ini baru mencapai 6,4%,” kata Muhammad Akbar Ramsha Oetama melalui siaran pers, Selasa (11/7/2023).
“Salah satu hambatan yang dihadapi para nelayan adalah tingginya biaya operasional kapal terutama biaya bahan bakar solar. Desain Fishull Vinkay diharapkan dapat membantu para nelayan Wakatobi sebagai alternatif kapal penangap ikan yang ramah ingkungan serta dapat mengurangi konsumsi bahan bakar solar,” kata Akbar.
Dr. Gerry Liston juga menjelaskan keunggulan teknologi Refrigerated Sea Water (RSW) yang digunakan dalam desain kapal Fishull Vinkay, “RSW memiliki beberapa keunggulan yaitu waktu penyimpanan lebih lama, dapat menghindari adanya kerusakan fisik, penurunan suhu akan berlangsung cepat, memberikan opsi prosedur penanganan ikan secara lebih mudah dan cepat, serta mutu ikan yang disimpan fisiknya lebih bagus dibandingkan bila menggunakan teknologi penyimpanan lainnya,” ucapnya.
Baca juga: 5 Jurusan Diploma Favorit di UGM, Bisa Jadi Acuan Masuk PTN Tahun Depan
Fishull Vinkay dirancang sebagai kapal berukuran 30 GT yang disesuaikan dengan kearifan lokal nelayan Indonesia. Kelengkapan alat tangkap ikan yang dipasang berupa handline atau pancing ulur. Kapal Fishull Vinkay juga dilengkapi dengan solar panel yang digunakan untuk menyerap sinar matahari dan mengubahnya menjadi listrik.
Dekan FTUI, Prof. Dr. Heri Hermansyah, ST., M.Eng., IPU menyampaikan apresiasinya terhadap raihan prestasi mahasiswa DTM FTUI ini. “Desain kapal penangkap ikan Fishull Vinkay karya mahasiswa dan dosen Teknik Perkapalan FTUI merupakan gagasan inovatif yang unggul dan berdampak untuk perkembangan sektor maritim Indonesia,” terangnya.
“Dengan luas perairan Indonesia 6.400.000 km2 perlu sumbangsih ide dan inovasi baru di bidang perkapalan yang dapat diaplikasikan secara efisien untuk pemanfaat sumber daya laut kita sehingga menghasilkan nilai dari segi fungsional, teknologi, dan perbaikan perekonomian Indonesia,” pungkasnya.
Berkat inovasi ini, kelima mahasiswa prodi Teknik Perkapalan, Departemen Teknik Mesin (DTM) Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) yang tergabung dalam tim Bing Chilling berhasil meraih juara 3 kategori Design Boat Innovation Competition of Maritim, Education, and Training (COMET) 4.0 yang diselenggarakan oleh Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
COMET 4.0 adalah kompetisi dengan tema Fisheries Technological Innovation to Optimize the Quality of the Fish in Wakatobi. Tujuan diadakannya kompetisi ini, yaitu untuk mengoptimalkan kualitas hasil tangkap di perairan laut Wakatobi.
Tim mahasiswa FTUI ini adalah Ken Nafilahshafa Sahatisae, Muhammad Akbar Ramsha Oetama, Muhammad Daffa Nafis Shafwan, Rawhul Ihsan Setyoko, dan Vincent Collin, perancang kapal yang diberi nama Fishull Vinkay di bawah bimbingan dosen DTM FTUI, Dr. Eng. Gerry Liston Putra.
Baca juga: ITS Juara Shell Eco Marathon 2023, Jadi Wakil Asia Pasifik dan Timur Tengah di DWC 2023
Fishull Vinkay merupakan kapal penangkap ikan dengan dua keunggulan utama. Pertama, hybrid engine, yakni inovasi mesin yang lebih senyap, menggunakan tenaga surya ramah lingkungan, dan mengurangi pemakaian bahan bakar solar, sehingga mengurangi biaya operasional kapal.
Kedua, memiliki teknologi Refrigerated Sea Water (RSW), yaitu tempat penyimpanan ikan dengan teknologi pendingin yang memanfaatkan air laut sebagai penjaga kualitas hasil tangkap nelayan.
“Desain Fishull Vinkay kami buat dengan melihat kondisi perairan Indonesia, dalam hal ini kami fokus di perairan Wakatobi yang memiliki potensi sumber daya laut yang besar. Namun, pemanfaatan potensi perikanan tangkap di Wakatobi saat ini baru mencapai 6,4%,” kata Muhammad Akbar Ramsha Oetama melalui siaran pers, Selasa (11/7/2023).
“Salah satu hambatan yang dihadapi para nelayan adalah tingginya biaya operasional kapal terutama biaya bahan bakar solar. Desain Fishull Vinkay diharapkan dapat membantu para nelayan Wakatobi sebagai alternatif kapal penangap ikan yang ramah ingkungan serta dapat mengurangi konsumsi bahan bakar solar,” kata Akbar.
Dr. Gerry Liston juga menjelaskan keunggulan teknologi Refrigerated Sea Water (RSW) yang digunakan dalam desain kapal Fishull Vinkay, “RSW memiliki beberapa keunggulan yaitu waktu penyimpanan lebih lama, dapat menghindari adanya kerusakan fisik, penurunan suhu akan berlangsung cepat, memberikan opsi prosedur penanganan ikan secara lebih mudah dan cepat, serta mutu ikan yang disimpan fisiknya lebih bagus dibandingkan bila menggunakan teknologi penyimpanan lainnya,” ucapnya.
Baca juga: 5 Jurusan Diploma Favorit di UGM, Bisa Jadi Acuan Masuk PTN Tahun Depan
Fishull Vinkay dirancang sebagai kapal berukuran 30 GT yang disesuaikan dengan kearifan lokal nelayan Indonesia. Kelengkapan alat tangkap ikan yang dipasang berupa handline atau pancing ulur. Kapal Fishull Vinkay juga dilengkapi dengan solar panel yang digunakan untuk menyerap sinar matahari dan mengubahnya menjadi listrik.
Dekan FTUI, Prof. Dr. Heri Hermansyah, ST., M.Eng., IPU menyampaikan apresiasinya terhadap raihan prestasi mahasiswa DTM FTUI ini. “Desain kapal penangkap ikan Fishull Vinkay karya mahasiswa dan dosen Teknik Perkapalan FTUI merupakan gagasan inovatif yang unggul dan berdampak untuk perkembangan sektor maritim Indonesia,” terangnya.
“Dengan luas perairan Indonesia 6.400.000 km2 perlu sumbangsih ide dan inovasi baru di bidang perkapalan yang dapat diaplikasikan secara efisien untuk pemanfaat sumber daya laut kita sehingga menghasilkan nilai dari segi fungsional, teknologi, dan perbaikan perekonomian Indonesia,” pungkasnya.
(nnz)