Kisah Mahasiswa Termuda Unair Diterima di Imperial College London, Universitas Terbaik Dunia
loading...
A
A
A
Bermula dari masalah tersebut, Zamzam menyadari perlu adanya terobosan baru dalam sistem penanganan penyakit jantung di Indonesia. Karena itu, ia menjadikan Eropa sebagai tempatnya belajar sebab di sana merupakan tempatnya para ahli pembuat panduan penanganan penyakit jantung.
“Dari situlah aku bercita-cita supaya kita (Indonesia, red) punya panduan dalam menangani penyakit jantung, terutama di fasilitas kesehatan primer yang serba terbatas seperti puskesmas. Aku memilih Eropa karena di sanalah tempatnya para ahli pembuat panduan penanganan jantung. Sehingga nanti aku bisa mendapat banyak ilmu untuk diaplikasikan di sini,” imbuhnya.
Zamzam menyampaikan bahwa ia ingin memberikan kontribusi pada Indonesia. Usai menuntaskan studinya nanti, besar harapannya untuk dapat kembali ke Indonesia dan menjalin kolaborasi dengan berbagai stakeholders dengan tujuan untuk mengatasi masalah-masalah pada dunia kardiovaskular di Indonesia.
“Aku yakin masalah yang kompleks ini nggak akan bisa diatasi oleh segelintir orang. Sehingga, besar harapanku untuk bisa membangun kolaborasi bersama orang-orang dengan visi misi yang sama, termasuk para pemangku kebijakan. Semoga aku sendiri juga bisa belajar lebih, meningkatkan kapasitas diri, dan bisa mengaplikasikan ilmu ini untuk Indonesia,” pungkasnya.
“Dari situlah aku bercita-cita supaya kita (Indonesia, red) punya panduan dalam menangani penyakit jantung, terutama di fasilitas kesehatan primer yang serba terbatas seperti puskesmas. Aku memilih Eropa karena di sanalah tempatnya para ahli pembuat panduan penanganan jantung. Sehingga nanti aku bisa mendapat banyak ilmu untuk diaplikasikan di sini,” imbuhnya.
Zamzam menyampaikan bahwa ia ingin memberikan kontribusi pada Indonesia. Usai menuntaskan studinya nanti, besar harapannya untuk dapat kembali ke Indonesia dan menjalin kolaborasi dengan berbagai stakeholders dengan tujuan untuk mengatasi masalah-masalah pada dunia kardiovaskular di Indonesia.
“Aku yakin masalah yang kompleks ini nggak akan bisa diatasi oleh segelintir orang. Sehingga, besar harapanku untuk bisa membangun kolaborasi bersama orang-orang dengan visi misi yang sama, termasuk para pemangku kebijakan. Semoga aku sendiri juga bisa belajar lebih, meningkatkan kapasitas diri, dan bisa mengaplikasikan ilmu ini untuk Indonesia,” pungkasnya.
(nnz)