8 Mitos Keliru tentang PKN STAN yang Wajib Kamu Ketahui, Apa Saja?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ini sejumlah mitos keliru tentang Politeknik Keuangan Negara Sekolah Tinggi Administrasi Negara (PKN STAN) . Sudah menjadi rahasia umum bahwa PKN STAN merupakan salahs atu perguruan tinggi kedinasan yang paling diminati di Indonesia.
Hampir semua anak SMA mengetahui PKN STAN dan sebagian besar ingin menjadi bagian dari PKN STAN. Jumlah pendaftarnya pun sangatlah banyak. Bahkan mencapai ratusan ribu per tahunnya.
Seiring fakta yang menyebutkan bahwa lulusan PKN STAN memiliki masa depan jelas karena bisa diangkat sebagai PNS, sederet mitos salah kaprah tentang PKN STAN pun berseliweran di tengah masyarakat. Salah satu contoh misalnya bahwa masuk ke PKN STAN bisa melaui ‘orang dalam’. Biar tidak termakan berita sesat tentang PKN STAN, berikut ulasan mengenai 8 mitos tentang kampus PKN STAN yang perlu kamu ketahui.
Ini adalah mitos yang paling sering didengar. Bahwa untuk bisa diterima di PKN STAN harus mempunyai orang dalam/pakai uang. Akan tetapi semua itu hanya mitos. Pada kenyataannya pelaksanaan SPMB PKN STAN menggunakan sistem transparan dan tidak ada yang bisa dimanipulasi. Sehingga yang bisa diterima di PKN STAN adalah orang-orang terbaik.
Anggapan ini muncul karena lulusan PKN STAN sudah pasti dapat penempatan kerja, dan melihat lulusan dari PKN STAN ada di berbagai instansi pemerintahan dan nggak ada yang terlihat pernah mengangur. Sehingga banyak yang menganggap mahasiswa PKN STAN otomatis cerdas dan nggak mungkin kena Drop Out (DO).
Nyatanya, PKN STAN termasuk Perguruan Tinggi Kedinasan dengan standar nilai yang tinggi. Jadi, ketika kamu nggak bisa memenuhi standar nilai yang telah ditetapkan. Kamu nggak akan bisa melanjutkan perkuliahan di PKN STAN alisan kena DO. Bukan hanya sampai di situ aja, ketika kamu sudah lulus pun kamu tak akan langsung bisa bekerja, karena ada beberapa kegiatan yang harus kamu jalanin sebelum kamu bisa bekerja.
Banyak di luar sana yang beranggapan bahwa apabila kita lulus di ujian tulis di SPMB PKN STAN, maka kita otomatis diterima di PKN STAN. Mereka menganggap ujian kesehatan dan lain lain hanya sebuah formalitas. Akan tetapi semua itu hanya mitos ya. Semua ujian, termasuk tes kesehatan tetap menentukan seseorang diterima atau tidak di PKN STAN.
Ini sering kali jadi perbincangan di kalangan ibu-ibu bahwa kuliah di PKN STAN itu bayar. Tapi pada kenyataannya tidak seperti itu kok. Kuliah di PKN STAN 100% gratis. Tidak dipungut biaya sepersen pun. Ingat ya, yang gratis adalah biaya pendidikannya. Untuk makan dan kos, tentu kalian bayar sendiri.
Ini salah besar ya. Menurut pengalaman sejumlah orang yang pernah kuliah di PKN STAN, biaya hidup selama kuliah di PKN STAN masih terjangkau alias tak mahal Karena di sekitar kampus banyak sekali warteg dengan harga murah.
Karena pada kenyataannya, antar mahasiswa akan saling membantu temannya agar dapat menyelesaikan kuliahnya.Haram hukumnya membiarkan teman sampai ter-DO. Banyak tentir (belajar bareng) dan saling sharing. Sehingga mahasiswa yang belum memahami materi menjadi paham.
Memang benar jika kuliah di PKN STAN kita dituntut tekun belajar agar tidak DO. Akan tetapi, kalian salah besar bahwa kuliah di PKN STAN hanya seputar belajar. Karena di PKN STAN sering sekali di adakan acara-acara yang cukup seru dengan bintang tamu yang sangat popular. Di PKN STAN juga ada UKM yang beraneka macam.
Jika dilihat mitos ini cukup unik. Banyak orang awam beranggapan kalau alumni STAN otomatis menjadi menantu idaman. Anggapan itu muncul karena lulusan STAN dianggap memiliki masa depan cerah.
Nyatanya, tidak semanis itu ya. Karena, namanya jodoh itu bukan ditentukan oleh profesi apa yang kamu miliki. Ada banyak faktor penentu seseorang memiliki jodoh yang cepat atau lama.
Meski demikian, ada juga orang tua yang memang secara spesifik mencari calon menantu lulusan STAN. Tapi, kebiasaan itu lambat laun sudah memudar dan kini orang tua lebih terbuka dan membebaskan anaknya memilih jodoh. Jadi, sudah pasti mitos ini tidak sepenuhnya benar.
Hampir semua anak SMA mengetahui PKN STAN dan sebagian besar ingin menjadi bagian dari PKN STAN. Jumlah pendaftarnya pun sangatlah banyak. Bahkan mencapai ratusan ribu per tahunnya.
Seiring fakta yang menyebutkan bahwa lulusan PKN STAN memiliki masa depan jelas karena bisa diangkat sebagai PNS, sederet mitos salah kaprah tentang PKN STAN pun berseliweran di tengah masyarakat. Salah satu contoh misalnya bahwa masuk ke PKN STAN bisa melaui ‘orang dalam’. Biar tidak termakan berita sesat tentang PKN STAN, berikut ulasan mengenai 8 mitos tentang kampus PKN STAN yang perlu kamu ketahui.
Mitos-Mitos Tentang Kampus PKN STAN
1.Masuk PKN STAN Bisa Pakai Orang Dalam/Pakai Uang
Ini adalah mitos yang paling sering didengar. Bahwa untuk bisa diterima di PKN STAN harus mempunyai orang dalam/pakai uang. Akan tetapi semua itu hanya mitos. Pada kenyataannya pelaksanaan SPMB PKN STAN menggunakan sistem transparan dan tidak ada yang bisa dimanipulasi. Sehingga yang bisa diterima di PKN STAN adalah orang-orang terbaik.
2.Mahasiswa PKN STAN Sudah Pasti Lulus dan Langsung Bekerja
Anggapan ini muncul karena lulusan PKN STAN sudah pasti dapat penempatan kerja, dan melihat lulusan dari PKN STAN ada di berbagai instansi pemerintahan dan nggak ada yang terlihat pernah mengangur. Sehingga banyak yang menganggap mahasiswa PKN STAN otomatis cerdas dan nggak mungkin kena Drop Out (DO).
Nyatanya, PKN STAN termasuk Perguruan Tinggi Kedinasan dengan standar nilai yang tinggi. Jadi, ketika kamu nggak bisa memenuhi standar nilai yang telah ditetapkan. Kamu nggak akan bisa melanjutkan perkuliahan di PKN STAN alisan kena DO. Bukan hanya sampai di situ aja, ketika kamu sudah lulus pun kamu tak akan langsung bisa bekerja, karena ada beberapa kegiatan yang harus kamu jalanin sebelum kamu bisa bekerja.
3. Lulus Ujian Tulis PKN STAN = Diterima PKN STAN
Banyak di luar sana yang beranggapan bahwa apabila kita lulus di ujian tulis di SPMB PKN STAN, maka kita otomatis diterima di PKN STAN. Mereka menganggap ujian kesehatan dan lain lain hanya sebuah formalitas. Akan tetapi semua itu hanya mitos ya. Semua ujian, termasuk tes kesehatan tetap menentukan seseorang diterima atau tidak di PKN STAN.
4. Kuliah di PKN STAN Bayar
Ini sering kali jadi perbincangan di kalangan ibu-ibu bahwa kuliah di PKN STAN itu bayar. Tapi pada kenyataannya tidak seperti itu kok. Kuliah di PKN STAN 100% gratis. Tidak dipungut biaya sepersen pun. Ingat ya, yang gratis adalah biaya pendidikannya. Untuk makan dan kos, tentu kalian bayar sendiri.
5. Biaya Hidup Kuliah di PKN STAN Mahal
Ini salah besar ya. Menurut pengalaman sejumlah orang yang pernah kuliah di PKN STAN, biaya hidup selama kuliah di PKN STAN masih terjangkau alias tak mahal Karena di sekitar kampus banyak sekali warteg dengan harga murah.
6. Mahasiswa di PKN STAN Egois dan Infividualis
Banyak orang berpikir banyak mahasiswa PKN STAN egois dan mementingkan diri sendiri, mengingat PKN STAN menerapkan sistem DO. Akan tetapi itu salah besar.Karena pada kenyataannya, antar mahasiswa akan saling membantu temannya agar dapat menyelesaikan kuliahnya.Haram hukumnya membiarkan teman sampai ter-DO. Banyak tentir (belajar bareng) dan saling sharing. Sehingga mahasiswa yang belum memahami materi menjadi paham.
7. Kuliah di PKN STAN Terforsir untuk Belajar
Memang benar jika kuliah di PKN STAN kita dituntut tekun belajar agar tidak DO. Akan tetapi, kalian salah besar bahwa kuliah di PKN STAN hanya seputar belajar. Karena di PKN STAN sering sekali di adakan acara-acara yang cukup seru dengan bintang tamu yang sangat popular. Di PKN STAN juga ada UKM yang beraneka macam.
8. Lulusan STAN Mudah Cari Jodoh
Jika dilihat mitos ini cukup unik. Banyak orang awam beranggapan kalau alumni STAN otomatis menjadi menantu idaman. Anggapan itu muncul karena lulusan STAN dianggap memiliki masa depan cerah.
Nyatanya, tidak semanis itu ya. Karena, namanya jodoh itu bukan ditentukan oleh profesi apa yang kamu miliki. Ada banyak faktor penentu seseorang memiliki jodoh yang cepat atau lama.
Meski demikian, ada juga orang tua yang memang secara spesifik mencari calon menantu lulusan STAN. Tapi, kebiasaan itu lambat laun sudah memudar dan kini orang tua lebih terbuka dan membebaskan anaknya memilih jodoh. Jadi, sudah pasti mitos ini tidak sepenuhnya benar.
(wyn)