Kenang Sapardi Djoko Damono, 26 Profesor dan Akademisi UI Baca Puisi

Rabu, 29 Juli 2020 - 17:44 WIB
loading...
Kenang Sapardi Djoko...
Sebanyak 26 profesor/akademisi/alumni UI melakukan pembacaan puisi untuk mengenang kepergian sastrawan besar Sapardi Djoko Damono secara daring. Foto/Neneng
A A A
JAKARTA - Sebanyak 26 profesor/akademisi/alumni Universitas Indonesia melakukan pembacaan puisi untuk mengenang kepergian sastrawan besar Sapardi Djoko Damono secara daring. Menkeu Sri Mulyani pun turut serta dengan membacakan puisi berjudul Terbangnya Burung.

Sebagai tanda penghormatan akan kepergian mantan dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB UI), 26 profesor/akademisi/alumni UI yang merupakan penggemar karyanya, sahabat, kolega, serta murid-murid Prof Sapardi, mempersembahkan Virtual Poetry Reading, yang dihadiri istri almarhum, Sonya Sondakh.

Ajang ini sebagai bentuk apresiasi bagi Prof. Sapardi yang merupakan seniman intelektual Indonesia. Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Menteri Keuangan RI Sri Mulyani. Rektor UI Prof. Ari Kuncoro juga turut membacakan puisi karya SDD yang paling ia sukai, yaitu Puisi Hujan Bulan Juni. (Baca juga: Presiden Jokowi Lantik 881 Praja IPDN Menjadi CPNS Secara Virtual )

Prof. Sapardi Djoko Damono berpulang pada 19 Juli 2020, dalam usia 80 tahun. Kepergiannya meninggalkan duka bagi segenap sivitas akademika dan warga UI.

“Beliau memiliki tempat tersendiri di hati kami, beliau adalah seorang pujangga yang tidak hanya ada di hati generasi seperti kami, melainkan pula turut mengisi para generasi muda saat ini. Semoga persembahan Virtual Poetry Reading ini dapat menyampaikan rasa kasih kami yang sangat mendalam. Teriring doa semoga beliau bahagia dalam perjalanannya menuju surga,” ujar Prof. Riri Fitri Sari, Guru Besar FTUI, selaku penggagas kegiatan ini melalui siaran pers, Rabu (29/7).

Dalam pembukaan pidatonya, Sri Mulyani menuturkan, “Seorang pujangga penyair telah meninggalkan kita semua, terasa melengkapi duka dunia yang telah ditatar oleh COVID-19. Namun sajak dan puisinya yang indah senantiasa bersama kita dan abadi. Seorang yang mampu melahirkan kata dari rasa, kata-kata dari mata, telinga, suasana, kata-kata dari kala dan waktu yang tiada teraba.” terangnya. (Baca juga: Menristek Percepat Pengembangan Digital Pemanfaatan TIK )

Pada kesempatan itu, Sri Mulyani juga membacakan sebuah puisi karya SDD yang sangat ia sukai, berjudul “Terbangnya Burung”. Sri Mulyani menuturkan, “Puisi ini sangat mengena di hati saya. Seolah-olah Pak Sapardi ingin menyampaikan tentang pengabdian, keikhlasan, dan ketulusan. Di saat situasi COVID-19 saat ini, ketiga hal itu terasa sangat penting.”

Melalui Virtual Poetry Reading ini, para sivitas akademika UI secara bergantian membaca puisi karya Prof.Sapardi via zoom. Ke-26 pembaca puisi lainnya adalah Prof. Ari Kuncoro; Prof. Riri Fitri Sari membacakan puisi Dalam Doaku; Prof. Agus Purwadianto membacakan puisi Sehabis Mengantar Jenazah; Prof. Multamia Lauder (Puisi Berjalan ke Barat Waktu Pagi Hari).

Selanjutnya Prof. Riris Sarumpaet (Puisi Pada Suatu Hari Nanti); Prof. Saptawati Bardosono (Puisi Dalam Diriku); Prof. Prijono Tjiptoherijanto (Puisi Akuarium Bulan Juli); Prof. N. Jenny Malik (Puisi Sajak Tafsir); Prof. Raldi Artono Koestoer (Puisi Ajaran Hidup); Riri Satria (Puisi The Day Will Come); Prof. Harkristuti Harkrisnowo (Puisi Ziarah); Prof. Liche Seniati (Puisi Akulah Si Telaga). (Baca juga: Kenang Puisi Sapardi Djoko Damono, Sri Mulyani: Jadi Pejabat Harus Selesai dengan Dirinya Sendiri )

lainnya, Prof. Budi Susilo Supandji (Lirik untuk Improvisasi Jazz); Dr. Ade Solihat (Puisi Yang Fana adalah Waktu); Prof. Wibowo Mangunwardoyo (Puisi Hanya); Prof. Setiawati Darmojuwono (Puisi Hatiku Selembar Daun); Prof. Raden Irawati Ismail (Puisi Aku Ingin); Dymussaga M. Hum (Puisi Sebelum Surya Terakhir); dan Prof. Sudarto Ronoatmodjo (Puisi Atas Kemerdekaan).

Akademisi lainnya, Prof. Yasmine Shahab (Puisi Jarak); Dr. Adrianus L.G. Waworuntu (Puisi Kuhentikan Hujan); Prof. Reni Akbar-Hawadi (Puisi Di Tangan Anak-anak); Prof. Jenny Bashirudin (Puisi Tentang Seorang Penjaga Kubur); Prof. Dwiana Ocviyanti (Puisi Kenangan); dr. Agustin Kusumayati, Ph.D. (Puisi Ayat-Ayat Tokyo).

Selain pembacaan puisi, acara yang dikemas apik ini diselingi pula dengan pembacaan cerpen karya Prof. Sapardi berjudul “Surat” oleh Niniek L Karim, penggiat seni yang juga dosen di Fakultas Psikologi UI.
(mpw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1320 seconds (0.1#10.140)