Perbedaan Sistem Pendidikan Indonesia Vs Jepang, Bagaimana Sistem Kelulusannya?

Selasa, 15 Agustus 2023 - 12:02 WIB
loading...
Perbedaan Sistem Pendidikan...
4 perbedaan sistem pendidikan yang berlaku di Indonesia dengan di Jepang. Foto/Reuters.
A A A
JAKARTA - Bicara mengenai negara dengan sistem pendidikan terbaik, Jepang tak luput dari perbincangan. Negara ini memiliki sistem pendidikan yang sangat baik, sehingga mampu mencetak sumber daya manusia berkualitas tinggi.

Diketahui, sumber daya manusia di Jepang terdepan di bidang matematika dan sains.

Pemerintah Jepang berupaya semaksimal mungkin untuk mampu menyediakan pendidikan yang bisa diakses oleh seluruh masyarakat dari berbagai golongan.

Jika dibandingkan dengan Indonesia, ada beberapa perbedaan sistem pendidikan Jepang yang menarik untuk dibahas. Dikutip dari berbagai sumber, berikut ulasannya.

Baca juga: Riwayat Pendidikan Anies Baswedan, Pernah Jadi Rektor Termuda di Usia 38 Tahun

Perbedaan Sistem Pendidikan Indonesia Vs Jepang

1. Lama Sekolah


Dilihat dari lamanya waktu sekolah, Jepang dan Indonesia menerapkan sistem yang hampir sama. Masa SD di Jepang adalah 6 tahun. Selanjutnya, SMP dan SMA masing-masing 3 tahun, serta masa kuliah atau perguruan tinggi selama 4 tahun.

Melansir Jurnal Exponential bertajuk ‘Perbandingan Sistem Pendidikan Indonesia dan Sistem Pendidikan Jepang: Memajukan Pendidikan Bangsa’ karya Dwi Hanggoro, hal yang membedakan adalah usia masuk SD bagi siswa.

Di Indonesia, pendidikan dasar hingga menengah dimulai ketika anak berusia 7 sampai 16 tahun. Sementara, pemerintah Jepang menerapkan aturan bahwa usia sekolah adalah 6 hingga 15 tahun.

Dalam mengimplementasikan sistem pembelajaran, sekolah-sekolah di Jepang lebih banyak menggunakan peer learning atau LS (Lesson Study) dengan bantuan tutor sebaya. Lain halnya dengan di Indonesia, yang menggunakan metode saintifik yakni mencoba, mengasosiasi, mengamati, dan bertanya.

Jam belajar siswa di Jepang rupanya juga lebih sedikit dibandingkan dengan Indonesia. Rata-rata waktu belajar di Jepang adalah 30 jam per minggu untuk setiap jenjang pendidikan. Di Indonesia, rata-rata jam belajar untuk siswa SD adalah 36 jam per minggu, SMP selama 38 jam per minggu, dan SMA adalah 44 jam per minggu.

2. Pelajaran


Perbedaan lamanya waktu rata-rata belajar di Jepang dan Indonesia terjadi karena kepadatan mata pelajaran yang diberikan. Masih berpandu pada data yang ada di jurnal tersebut, ada 7 mata pelajaran yang diajarkan ke siswa SD, berkembang menjadi 10 mata pelajaran di SMP, dan lebih dari 11 mata pelajaran untuk siswa SMA.

Di Jepang, setiap sekolah cenderung diberi kebebasan untuk meramu sendiri kurikulum mata pelajaran yang ingin diberikan. Sementara itu, mata pelajaran yang ada berbasis pada standar nasional, seperti bahasa Jepang, sejarah, matematika, keterampilan, dan olahraga.

Baca juga: 10 Peluang Karier Lulusan Radiologi Beserta Gajinya, Cek di Sini

Kerukunan sosial merupakan nilai yang sangat ditekankan bagi siswa di Jepang. Hal itu dimaksudkan agar setiap siswa merasa nyaman saat belajar di sekolah.

3. Peran Guru


Beranjak ke peran guru, Jepang bukan hanya menjadikan guru sebagai fasilitator. Namun, guru wajib menjalankan 3 prinsip mengajar yang sudah ditetapkan, seperti dekiru ko (anak harus bisa), Wakaru ko (anak harus mengerti), dan Tanoshii jugyou (kelas harus menyenangkan).

Di Indonesia, guru juga berperan sebagai fasilitator dengan 5 prinsip pembelajaran pada kurikulum yang terdiversifikasi.

Menurut informasi yang ada di laman Kemdikbud, kelima prinsip tersebut adalah mempertimbangkan tahapan dan capaian peserta didik, membangun kapasitas demi menjadi pembelajar sepanjang hayat, mendukung adanya perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik, menerapkan pembelajaran yang berkesinambungan, dan berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.

4. Penentu Kelulusan


Sistem pendidikan antara Indonesia dan Jepang juga berbeda pada ujian akhir sekolah. Jika Indonesia menerapkan UAN (Ujian Akhir Sekolah) di setiap jenjang pendidikan, Jepang tidak melakukan itu.

Pemerintah Jepang meniadakan ujian nasional sebagai penentu kelulusan. Penilaian kelulusan siswa diakumulasi dari nilai-nilai ulangan harian, ujian tengah semester, dan ujian akhir di sekolah.

Ujian berskala nasional justru dilakukan saat ingin memasuki universitas. Ujian nasional masuk universitas di Jepang diselenggarakan dalam dua tahap, yakni secara nasional dan khusus universitas.

Dalam ujian nasional, soal-soal ujian disusun oleh Kementerian Pendidikan Jepang. Setelahnya, calon mahasiswa mengikuti ujian khusus universitas. Skor antara ujian 2 tahap tersebut digabung untuk menentukan keputusan akhir.
(nnz)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
13 Pantun Halalbihalal...
13 Pantun Halalbihalal Hari Raya Idulfitri 1446 H untuk Acara di Sekolah
Dana PIP 2025 Cair Tanggal...
Dana PIP 2025 Cair Tanggal 10 April! Ini Daftar Penerima dan Cara Pencairannya
Jadwal Pencairan KJP...
Jadwal Pencairan KJP Plus Bulan April 2025, Orang Tua Simak Ya
5 Ucapan Selamat Nyepi...
5 Ucapan Selamat Nyepi 2025 untuk Teman Sekolah, Momen Mempererat Hubungan dengan Sahabat
Gaji Lulusan SMK di...
Gaji Lulusan SMK di Jepang, Lebih Besar dari yang Kamu Bayangkan?
Siapa Calon Guru di...
Siapa Calon Guru di Sekolah Rakyat? Gus Ipul Beri Bocoran Ini
Kemendikdasmen Pantau...
Kemendikdasmen Pantau Kesiapan Daerah Menuju SPMB 2025
GSIS 2025 Kenalkan Manfaat...
GSIS 2025 Kenalkan Manfaat AI dalam Pembelajaran Bagi Insan Pendidikan
MNC University dan Poltek...
MNC University dan Poltek Harber Jalin Kerja Sama Strategis
Rekomendasi
Ternyata Wanita Gemuk...
Ternyata Wanita Gemuk Memiliki Banyak Keutamaan, Lho! Begini Dalilnya
Permadi Arya Benarkan...
Permadi Arya Benarkan Diangkat Jadi Komisaris JMTO: Doakan Semoga Amanah
Dukung Pergub Baru PPSU,...
Dukung Pergub Baru PPSU, Anggota DPRD Minta Rekrutmen Petugas Bebas Pungli
DPR Sayangkan Dubes...
DPR Sayangkan Dubes RI untuk Amerika Kosong di Tengah Kebijakan Tarif Baru Trump
Rencana Besar Industri...
Rencana Besar Industri Otomotif AS usai Tarif Impor Baru Diberlakukan
50.538 Pemudik Balik...
50.538 Pemudik Balik ke Jakarta lewat Terminal Kp Rambutan, Turun 27% Dibanding 2024
Berita Terkini
Siapa Mahasiswa Pertama...
Siapa Mahasiswa Pertama di UGM? Ini Profil Prof Hardjoso Prodjopangarso
6 jam yang lalu
13 Pantun Halalbihalal...
13 Pantun Halalbihalal Hari Raya Idulfitri 1446 H untuk Acara di Sekolah
7 jam yang lalu
Lembab atau Lembap,...
Lembab atau Lembap, Mana Kata yang Baku Menurut KBBI?
9 jam yang lalu
13 Rektor ITS dari Masa...
13 Rektor ITS dari Masa ke Masa, Dokter, Militer, hingga yang Diangkat Jadi Menteri
23 jam yang lalu
10 Sekolah Kedinasan...
10 Sekolah Kedinasan Gratis yang Banyak Diburu di 2024, Lulus Jadi PNS
1 hari yang lalu
Ayah Maia Estianty Ternyata...
Ayah Maia Estianty Ternyata Mantan Rektor ITS dan Arsitek Legendaris, Ini Profilnya
1 hari yang lalu
Infografis
Megawati Hangestri Diminati...
Megawati Hangestri Diminati Klub Jepang, Turki, dan Indonesia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved