Siswa Indonesia Sabet 5 Medali di Olimpiade Astronomi Dunia, Raih Beasiswa Indonesia Maju

Rabu, 23 Agustus 2023 - 08:27 WIB
loading...
Siswa Indonesia Sabet...
Tim siswa Indonesia yang berlaga di International Olympiad on Astronomy and Astrophysics (IOAA) di Polandia. Foto/BKHM.
A A A
JAKARTA - Masih dalam suasana perayaan HUT ke-78 RI, lima siswa Indonesia mempersembahkan kado terbaik bagi bangsa di kompetisi internasional . Kali ini di International Olympiad on Astronomy and Astrophysics (IOAA).

Tim siswa Indonesia berhasil membawa pulang medali perak, empat medali perunggu, dan dua penghargaan Best International Team yang setara medali emas di IOAA ke-16 di Chorzow, Polandia 10-20 Agustus 2023.

Daftar Siswa Pemenang


Kelima siswa tersebut adalah Dzaky Rafiansyah dari SMA Semesta yang meraih medali perak dan Best International Team; Bryan Herdianto dari SMAS Kanisius Jakarta yang meraih medali perunggu dan juga Best International Team.

Kemudian, tiga medali perunggu lainnya diraih oleh Zahran Nizar Fadhlan dari SMAN 1 Padang, Ferdinand dari SMAS 1 Kristen BPK Penabur Jakarta, dan Indra Rhamadan dari SMAN 1 Manggar, Kepulauan Bangka Belitung.

Diganjar Beasiswa Indonesia Maju


Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Pusat Prestasi Nasional, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Hendarman, mengapresiasi capaian prestasi lima siswa Indonesia pada ajang IOAA ke-16.

“Keberhasilan mereka meraih satu perak, empat perunggu, dan dua Best International Team merupakan suatu kebanggaan untuk Indonesia. Ada siswa asal Kepulauan Bangka Belitung dan Padang yang meraih medali, ini luar biasa sekali dan menjadi suatu pembangkit untuk daerah lainnya,” katanya, melalui siaran pers, Rabu (23/8/2023).

Hendarman juga menyampaikan para siswa yang berprestasi ini sebagian besar sudah lulus SMA dan akan melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Untuk itu, kata Hendarman, Kemendikbudristek akan mengapresiasi mereka dalam bentuk beasiswa salah satunya Beasiswa Indonesia Maju (BIM).

Baca juga: 4 Bahaya Sistem Kebut Semalam, Bisa Ganggu Fungsi Otak Juga Loh

“Kita ketahui, dari lima siswa ini ada yang sudah menerima Beasiswa Indonesia Maju Luar Negeri, dan sebagian ada yang mau menempuh pendidikan tinggi di dalam negeri. Kita akan akan bantu mereka dengan BIM dalam negeri,” ucapnya.

Perjuangan pada Kompetisi yang Menuntut Kecerdasan dan Fisik Prima


Selama kompetisi di Polandia, tim Indonesia didampingi oleh dua Team Leader yaitu Hakim L. Malasan dan M. Ikbal Arifyanto dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Hakim menuturkan, selama sepuluh hari di Polandia, dinamika kompetisi cukup tinggi sehingga selain diperlukan kecerdasan yang tinggi juga kondisi fisik yang harus baik.

“Begitu selesai acara pembukaan, mereka langsung berorientasi menggunakan teleskop yang di Indonesia tidak banyak digunakan. Kemudian dilanjutkan kompetisi-kompetisi. Belum lagi zona waktu di Polandia sangat berbeda dengan Indonesia, tapi Alhamdulillah mereka bisa beradaptasi dengan perbedaan waktu,” jelas Hakim.

Hakim juga mengatakan negara pesaing tim dari Indonesia cukup berat. Enam negara yaitu Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Korea Selatan, Jerman, dan Polandia menjadi pesaing bagi Indonesia karena memiliki tradisi pendidikan astronomi di SMA.

“Bersyukurnya, anak-anak kami bisa menyuguhkan capaian yang luar biasa, sehingga mereka mendapatkan applause dari seluruh peserta dengan raihan prestasinya, termasuk dua Best International Team yang setara dengan emas. Saya juga senang bisa melihat mereka bisa menyajikan kebudayaan Indonesia pada teman-temannya dan berinteraksi dengan yang lainnya,” lanjut Hakim.

Pada ajang IOAA ke-16 ini, lima siswa Indonesia bersaing dengan 250 peserta dari 52 negara. Selama kompetisi, seluruh peserta menempuh beberapa ronde yaitu Ronde Team Competition, Ronde Teori, Ronde Analisa Data, Ronde Observasi Lapangan, dan Ronde Observasi Planetarium. Pada Ronde Team Competition, dipilih dua tim terbaik di mana setiap timnya terdiri dari lima peserta yang berasal dari negara berbeda.

Dua penghargaan Best International Team diraih oleh Tim Astrea yaitu Dzaky Rafiansyah dari Indonesia bersama empat peserta lainnya dari Negara Swedia, Pakistan, Armenia, dan Bulgaria. Satu tim terbaik lainnya diraih oleh Tim Victoria yaitu Bryan Herdianto dari Indonesia bersama empat peserta lainnya dari Negara Yunani, Brazil, China, dan Polandia.

Baca juga: 2 Alumnus SMK Finalis Indonesian Idol Tampil Memukau pada HUT ke-78 RI di Kemendikbudristek

Salah satu siswa peraih medali perak dan Best International Team, Dzaky Rafiansyah bersyukur atas prestasi yang diraihnya. Bagi Dzaky, keikutsertaan pada kompetisi IOAA ini merupakan yang kedua kalinya. Sebelumnya, ia mengikuti kompetisi IOAA pada tahun 2022 secara daring dan bertempat di Bandung dengan raihan medali perak.

“Alhamdulillah saya tahun ini kembali mendapatkan medali perak, walaupun tujuan awalnya dapat medali emas, tapi ada tambahan sebagai Best International Team yang setara dengan emas,” ucap siswa yang akan melanjutkan pendidikan tinggi pada program studi Ilmu Komputer di Universitas Gadjah Mada.

Menurutnya, tingkatan soal pada kompetisi tahun ini lebih sulit khususnya pada ronde observasi. “Kendalanya, selain makanan Eropa yang tidak sesuai dengan lidah saya, juga tahun ini tingkatan soalnya lebih susah. Sehingga capaian saya maksimalnya di sini (perak),” ujar Dzaky yang bercita-cita menjadi seorang pengusaha.

Makna Ikut Kompetisi Internasional


Keikutsertaanya pada ajang IOAA ini, kata Dzaky, telah mengantarkan dirinya menjadi seorang pembelajar yang kerja keras, mandiri, ulet, kerja pintar, dan kerja cerdas. “Olimpiade ini sangat memberikan banyak pelajaran buat saya. Walaupun astronomi ini tidak berhubungan dengan cita-cita saya, tapi saya belajar tentang kerja keras, mandiri, ulet, kerja pintar, kerja cerdas dari olimpiade ini,” ujar anak dari seorang TNI Angkatan Udara.

Senada dengan Dzaky, Indra Rhamadan yang meraih medali perunggu juga mengungkapkan kebahagiaannya bisa membawa Bangka Belitung mengharumkan nama bangsa Indonesia di kancah internasional. “Tentunya perasaan saya pada saat ini sangat-sangat senang banget. Tidak pernah terbayangkan, saya dari Belitung bisa mewakili Indonesia yang pada awalnya orang-orang tidak percaya, orang seperti saya bisa,” ungkap Rhama yang kini mau melanjutkan kuliahnya di Teknik Sipil Universitas Indonesia.

Menurut Rhama, fasilitas dan keadaan tidak menghalanginya untuk belajar selama ada niat dan tekad untuk meraih prestasi. “Fasilitas bukan alasan bagi saya untuk tidak bisa maju. Saya belajar dengan komunitas dari luar Jawa, sehingga bisa memotivasi saya untuk berprestasi,” ungkapnya.

Melalui Astronomi, Rhama mulai belajar tentang berpikir kritis karena berkaitan dengan Matematika dan Fisika sehingga menjadi bekal utama untuk mengejar cita-citanya menjadi seorang insinyur. “Cita-cita saya tidak terlepas dari memakmurkan bangsa Indonesia. Ingin menjadi sumber daya manusia yang produktif, karena kita tahu Indonesia akan mendapat bonus demografi sehingga menjadi Indonesia Maju,” ungkapnya.
(nnz)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.8041 seconds (0.1#10.140)