Pengamat: Pengganti Skripsi harus Menjawab Tantangan Kompetensi Era Disrupsi

Rabu, 30 Agustus 2023 - 16:21 WIB
loading...
Pengamat: Pengganti...
Pengganti skripsi sebagai syarat kelulusan harus menjawab era disrupsi dan Revolusi Industri 4.0 bahkan 5.0. Foto/Kalbis Institute.
A A A
JAKARTA - Kemendikbudristek mengeluarkan kebijakan mahasiswa kini bisa lulus tanpa membuat skripsi . Namun jika memang skripsi ditiadakan apakah penggantinya bisa memenuhi tantangan kompetensi di abad 21.

Dalam hal ini, Pengamat Pendidikan Universitas Paramadina, Totok Amin Soefijanto mengungkapkan pengganti skripsi harus menjawab tantangan era disrupsi dan Revolusi Industri 4.0 bahkan 5.0. Ada empat kompetensi penting yang perlu dikuasai yaitu komunikasi, kolaborasi, kreativitas, dan berfikir kritis.

Diketahui, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim telah mengeluarkan aturan baru yakni mahasiswa bisa lulus tanpa membuat skripsi dan menggantinya dengan bentuk lain bagi mahasiswa jenjang Sarjana (S1) atau Diploma 4 (D4). Aturan ini tertuang dalam Permendikbudristek No 53 Tahun 2023 Tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi.

Baca juga: Penghapusan Skripsi Imbangi Praktik Umum Perkuliahan di Eropa dan Amerika

Totok pun mengatakan harus dipahami terlebih dahulu mengapa skripsi sebagai syarat kelulusan mahasiswa dihapuskan. “Kita harus memahami dulu maksud dari skripsi itu. Kenapa ada syarat itu? zaman dulu diperlukan, apakah zaman sekarang masih diperlukan? Apa esensi tugas akhir berupa skripsi tersebut?” katanya kepada MNC Portal, Rabu (30/8/2023).

Pada dasarnya, kata Totok, skripsi adalah perwujudan dari hasil semua proses belajar selama 4 tahun. Mahasiswa yang akan menyandang gelar sarjana tersebut sudah mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dengan menerapkan pengetahuannya yang diperoleh dari perkuliahan yang pernah dijalaninya.

Totok pun mengatakan berpijak dari prinsip bahwa skripsi atau tugas akhir sebagai “bukti kompetensi lulusan”, maka yang penting ada tugas yang memang mendemonstrasikan kompetensi calon sarjana tersebut.

Baca juga: Setuju Skripsi Dihapus, Dosen Unila Beri Catatan Khusus

“Di era disrupsi dan Revolusi Industri 4.0 atau bahkan 5.0, maka ada empat kompetensi penting, yaitu komunikasi, kolaborasi, kreativitas, dan berpikir kritis. Bisakah tugas akhir pengganti skripsi nanti mendorong penguasaan 4 kompetensi tersebut?,” ungkap Totok.

Lebih lanjut, Totok mengatakan Kemendikbudristek sudah memiliki standar kelulusannya sehingga semua kampus baik untuk Sarjana S1, S2, bahkan juga S3, harus mematuhinya. “Kemendikbudristek sudah memiliki standar kelulusan untuk S1, juga S2 dan S3 yang harus dipatuhi semua kampus," pungkasnya.
(nnz)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2192 seconds (0.1#10.140)