Apakah Universitas Luar Negeri Mewajibkan Skripsi? Apa Bedanya dengan Indonesia?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) mengeluarkan aturan terbaru bahwa skripsi bukan lagi wajib menjadi syarat kelulusan mahasiswa jenjang sarjana (S1). Kebijakan tersebut bisa dinilai sebagai sebuah kebijakan radikal di pendidikan tinggi Indonesia karena baru kali pertama dilakukan.
Sekadar perbandingan, bagaimana skripsi di perguruan tinggi luar negeri? Apakah kampus kampus di luar negeri juga selama ini mensyaratkan skripsi sebagai salah satu syarat kelulusan atau tidak?
Kalaupun skripsi juga diterapkan di universitas luar negeri bagi mahasiswa jenjang S1, lalu apa perbedaannya dengan skripsi yang ada di Indonesia? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, artikel kali ini akan mengulasnya lebih dalam.
Masing-masing negara memiliki penjelasan soal skripsi yang berbeda. Misalnya saja, di Australia, program bachelor adalah coursework program di mana tidak ada istilah skripsi, tesis atau juga penelitian.
Mahasiswa dinyatakan lulus jika berhasil menyelesaikan setiap mata kuliah yang diambil dan berhasil melewati jumlah kredit tertentu. Hal ini dapat dilalui dengan ujian, presentasi individu dan grup serta tugas lainnya. Namun, ada beberapa jurusan yang mengharuskan siswa melakukan proyek penelitian individu dan kelompok.
Sementara di Amerika, tidak ada skripsi dalam gelar S1. Siswa hanya diharuskan untuk menjalani ujian semester saja. Kamu bisa memilih di antara tiga pilihan, yakni ujian skripsi atau tesis, professional project berupa film documenter, tulisan jurnal atau presentasi ilmiah. Terakhir, kamu bisa memilih ujian komprehensif berbentuk tulisan.
Biasanya, siswa yang mengambil jurusan seni dan bisnis tidak diharuskan untuk melakukan project. Namun, siswa sains dan teknik biasanya harus melakukannya. Dengan kata lain, jika kuliah di Amerika, kamu bisa memilih coursework di setiap akhir semester, serta tesis untuk S2.
Hal yang sama juga berlaku di Jerman. Beberapa universitas di negara ini mengharuskan siswa melakukan skripsi dan beberapa di antaranya tidak. Salah satu faktor mahasiswa dapat lulus adalah berhasil meraih nilai yang bagus dalam ujian akhir.
Untuk kamu yang berencana kuliah di Inggris, tugas akhir untuk mahasiswa S1 adalah disertasi. Masing-masing universitas memiliki ketentuannya masing-masing. Misalnya, mahasiswa di Durham University yang harus mengerjakan disertasi laboratorium.
Atau mereka juga bisa membuat rencana bisnis perusahaan bioscience dan proyek terkait bidang studi pilihan mereka.
Skripsi adalah tugas akhir berupa karya tulis ilmiah yang harus diselesaikan oleh mahasiswa dengan bimbingan dari dosen pembimbing sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana.
Kalau untuk sarjana di luar negeri skripsi biasa disebut dengan Thesis. Karya ini berupa paparan tulisan hasil penelitian yang membahas fenomena dalam bidang ilmu tertentu dengan menggunakan kaidah yang berlaku.
Proses penyusunan skripsi tidak selalu sama di setiap kampus baik dalam maupun luar negeri. Namun umumnya, kamu akan mulai dengan pengajuan judul skripsi, proposal skripsi, seminar, penelitian, hingga melanjutkan ke tahap penulisan dan mempresentasikan hasilnya sesuai revisi dosen pembimbing dalam sebuah sidang.
Skripsi di Indonesia mempunyai isi beragam, tetapi yang pasti skripsi akan dibagi menjadi beberapa bab dengan sub bab yang menjelaskan isi dari bab tersebut. Biasanya skripsi terdiri dari 5-7 bab, dan dimulai dari pendahuluan. Struktur bab pada skripsi yang umum terdiri dari:
• Bab 1: Pendahuluan
• Bab 2: Tinjauan Pustaka
• Bab 3: Metodologi Penelitian
• Bab 4:Hasil Penelitian
• Bab 5: Kesimpulan
Ketebalan skripsi sendiri minimal 60 halaman, namun akan meningkat berdasarkan dari topik yang kamu angkat, semakin kompleks maka semakin tebal pula skripsimu nantinya.
Selain itu ketebalan skripsi juga bisa ditentukan dari dokumen pendukung, dan sumber daftar pustaka yang kamu masukan pada skripsi. Jadi kamu nggak perlu khawatir jika skripsimu lebih tipis dari temanmu jika memang topik yang kamu angkat tidak kompleks dan hanya punya sedikit dokumen pendukung
Sedangkan untuk skripsi di luar negeri isinya terdiri dari:
1. Introduction
2. Literature Review
3. Methods
4. Results
5. Discussion And Conclusion
Untuk ketebalan skripsi di luar negeri akan tidak jauh berbeda dari yang ada di Indonesia. Yang membedakan antara skripsi luar negeri dengan Indonesia hanyalah bahasa dan juga struktur tiap bab dalam karya ilmiah masing-masing.
Durasi dari pengerjaan skripsi biasanya ditentukan dari kampus tempat kamu berkuliah. Biasanya kampus memberikan waktu 4-6 Bulan untuk pengerjaan skripsi.
Kebanyakan universitas baik dalam dan luar negeri memberikan tugas skripsi pada semester akhir menjelang kelulusan mahasiswa. Kamu bisa melakukan perencanaan lebih awal dalam merangkai skripsimu dari semester 6 supaya saat menjelang kelulusan akan lebih mudah mengerjakannya.
Sedangkan skripsi di luar negeri dapat memakan waktu antara 6 hingga 12 bulan. Kenapa lebih lama? karena terdapat persyaratan tambahan, seperti pengumpulan data di lapangan atau penelitian yang melibatkan kerjasama dengan pihak luar.
Lihat Juga: Dukung IAIN Kendari Jadi UIN, Pj Gubernur Sultra Silaturahmi dengan Menag Nasaruddin Umar
Sekadar perbandingan, bagaimana skripsi di perguruan tinggi luar negeri? Apakah kampus kampus di luar negeri juga selama ini mensyaratkan skripsi sebagai salah satu syarat kelulusan atau tidak?
Kalaupun skripsi juga diterapkan di universitas luar negeri bagi mahasiswa jenjang S1, lalu apa perbedaannya dengan skripsi yang ada di Indonesia? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, artikel kali ini akan mengulasnya lebih dalam.
Skripsi di Universitas Luar Negeri
1. Australia
Masing-masing negara memiliki penjelasan soal skripsi yang berbeda. Misalnya saja, di Australia, program bachelor adalah coursework program di mana tidak ada istilah skripsi, tesis atau juga penelitian.
Mahasiswa dinyatakan lulus jika berhasil menyelesaikan setiap mata kuliah yang diambil dan berhasil melewati jumlah kredit tertentu. Hal ini dapat dilalui dengan ujian, presentasi individu dan grup serta tugas lainnya. Namun, ada beberapa jurusan yang mengharuskan siswa melakukan proyek penelitian individu dan kelompok.
2 Amerika Serikat
Sementara di Amerika, tidak ada skripsi dalam gelar S1. Siswa hanya diharuskan untuk menjalani ujian semester saja. Kamu bisa memilih di antara tiga pilihan, yakni ujian skripsi atau tesis, professional project berupa film documenter, tulisan jurnal atau presentasi ilmiah. Terakhir, kamu bisa memilih ujian komprehensif berbentuk tulisan.
Biasanya, siswa yang mengambil jurusan seni dan bisnis tidak diharuskan untuk melakukan project. Namun, siswa sains dan teknik biasanya harus melakukannya. Dengan kata lain, jika kuliah di Amerika, kamu bisa memilih coursework di setiap akhir semester, serta tesis untuk S2.
2. Jerman
Hal yang sama juga berlaku di Jerman. Beberapa universitas di negara ini mengharuskan siswa melakukan skripsi dan beberapa di antaranya tidak. Salah satu faktor mahasiswa dapat lulus adalah berhasil meraih nilai yang bagus dalam ujian akhir.
3. Inggris
Untuk kamu yang berencana kuliah di Inggris, tugas akhir untuk mahasiswa S1 adalah disertasi. Masing-masing universitas memiliki ketentuannya masing-masing. Misalnya, mahasiswa di Durham University yang harus mengerjakan disertasi laboratorium.
Atau mereka juga bisa membuat rencana bisnis perusahaan bioscience dan proyek terkait bidang studi pilihan mereka.
4. Kanada
Lain halnya dengan universitas di Kanada. Kampus di negara ini memiliki major paper sebagai syarat kelulusan. Bentuknya adalah essay yang disusun sebanyak 40 halaman atau lebih. Jumlahnya tergantung dari jurusan, disiplin ilmu dan kebijakan universitas.Apa Bedanya Skripsi di Indonesia dan Luar Negeri?
Skripsi adalah tugas akhir berupa karya tulis ilmiah yang harus diselesaikan oleh mahasiswa dengan bimbingan dari dosen pembimbing sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana.
Kalau untuk sarjana di luar negeri skripsi biasa disebut dengan Thesis. Karya ini berupa paparan tulisan hasil penelitian yang membahas fenomena dalam bidang ilmu tertentu dengan menggunakan kaidah yang berlaku.
Proses penyusunan skripsi tidak selalu sama di setiap kampus baik dalam maupun luar negeri. Namun umumnya, kamu akan mulai dengan pengajuan judul skripsi, proposal skripsi, seminar, penelitian, hingga melanjutkan ke tahap penulisan dan mempresentasikan hasilnya sesuai revisi dosen pembimbing dalam sebuah sidang.
Isi Skripsi Apa Saja?
Skripsi di Indonesia mempunyai isi beragam, tetapi yang pasti skripsi akan dibagi menjadi beberapa bab dengan sub bab yang menjelaskan isi dari bab tersebut. Biasanya skripsi terdiri dari 5-7 bab, dan dimulai dari pendahuluan. Struktur bab pada skripsi yang umum terdiri dari:
• Bab 1: Pendahuluan
• Bab 2: Tinjauan Pustaka
• Bab 3: Metodologi Penelitian
• Bab 4:Hasil Penelitian
• Bab 5: Kesimpulan
Ketebalan skripsi sendiri minimal 60 halaman, namun akan meningkat berdasarkan dari topik yang kamu angkat, semakin kompleks maka semakin tebal pula skripsimu nantinya.
Selain itu ketebalan skripsi juga bisa ditentukan dari dokumen pendukung, dan sumber daftar pustaka yang kamu masukan pada skripsi. Jadi kamu nggak perlu khawatir jika skripsimu lebih tipis dari temanmu jika memang topik yang kamu angkat tidak kompleks dan hanya punya sedikit dokumen pendukung
Sedangkan untuk skripsi di luar negeri isinya terdiri dari:
1. Introduction
2. Literature Review
3. Methods
4. Results
5. Discussion And Conclusion
Untuk ketebalan skripsi di luar negeri akan tidak jauh berbeda dari yang ada di Indonesia. Yang membedakan antara skripsi luar negeri dengan Indonesia hanyalah bahasa dan juga struktur tiap bab dalam karya ilmiah masing-masing.
Berapa Lama Pembuatan Skripsi?
Durasi dari pengerjaan skripsi biasanya ditentukan dari kampus tempat kamu berkuliah. Biasanya kampus memberikan waktu 4-6 Bulan untuk pengerjaan skripsi.
Kebanyakan universitas baik dalam dan luar negeri memberikan tugas skripsi pada semester akhir menjelang kelulusan mahasiswa. Kamu bisa melakukan perencanaan lebih awal dalam merangkai skripsimu dari semester 6 supaya saat menjelang kelulusan akan lebih mudah mengerjakannya.
Sedangkan skripsi di luar negeri dapat memakan waktu antara 6 hingga 12 bulan. Kenapa lebih lama? karena terdapat persyaratan tambahan, seperti pengumpulan data di lapangan atau penelitian yang melibatkan kerjasama dengan pihak luar.
Lihat Juga: Dukung IAIN Kendari Jadi UIN, Pj Gubernur Sultra Silaturahmi dengan Menag Nasaruddin Umar
(wyn)