Apakah Benar Skripsi Itu Susah Sehingga Sekarang Tidak Diwajibkan Lagi? Ini Penjelasannya
loading...
A
A
A
Padahal, kebiasaan membaca justru adalah salah satu kunci dasar sekaligus pembeda utama antara orang-orang yang sukses skripsian dengan yang gagal selesai tepat waktu. Kebiasaan membaca tidak boleh diremehkan bagi mahasiswa manapun yang ingin lulus secepat dan setepat mungkin.
Hanya saja, membaca pun tidak harus selalu terbatas pada jurnal ilmiah saja. Kebiasaan membaca karya tulis ilmiah setiap hari memang termasuk habit yang bagus, namun tidak semua orang bisa cocok dengan habit tersebut. Mengembangkan kebiasaan membaca bisa sesederhana dengan membaca artikel web yang ringan-ringan, maupun tulisan jurnalistik dari media massa yang reputable.
Mengelola atau memanajemen waktu terkadang dianggap terlalu mengekang kebebasan diri dalam menikmati kehidupan di masa kini. Kalau pengaturannya terlalu ketat, memang hasilnya akan seperti itu. Namun, hidup setiap hari tanpa punya softskill manajemen waktu justru bisa menyebabkan bahaya yang lebih parah; waktu terbuang habis dengan percuma tanpa progress apa-apa.
Manajemen waktu mampu mempengaruhi seberapa cepat seorang mahasiswa dalam menyusun dan menyelesaikan skripsinya. Terlepas dari faktor apapun yang terlibat, keahlian manajemen waktu hampir bisa dipastikan selalu berbanding lurus dengan tingkat kecepatan atau kesuksesan skripsi pada seorang mahasiswa.
Kendati begitu, bukan berarti mahasiswa yang sudah “terlambat” jadi tak butuh belajar manajemen waktu. Justru, mahasiswa yang “terlambat” skripsian-nya makin butuh belajar manajemen waktu supaya tidak tertinggal lebih jauh lagi.
Sebagus apapun bakat seseorang, jika tidak memiliki minat maka akan dirasakan sangat kurang. Antusiasme atau minat yang tinggi akan mengajak seseorang untuk memperoleh jawaban atas segala pertanyaan. Mungkin termasuk mengapa dirimu diputuskan terlalu cepat.
Hindari diri sudah mengetahui segalanya karena ini akan menutup diri menerima informasi penting yang sebelumnya kamu belum tau. Minat akan mendorong seseorang untuk terus bertanya mengapa begini, mengapa begitu.. hingga akhirnya dia telah menguasai ilmunya bahkan tanpa disadari.
Bisakah kamu merasakan topik skripsi itu sedikit membosankan karena memiliki judul yang itu itu saja? Padahal skripsi itu adalah penelitian, bisa penelitian unik asalkan masih sesuai dengan bidang ilmu yang kamu miliki.
Mengapa tidak memilih analisis kelayakan usaha tempe mendoan, dibanding harus preferensi konsumen terhadap produk? Ya, keduanya memang tidak masalah.. tetapi preferensi konsumen biasanya sedikit mudah ditebak hasilnya.
Rasa ketakutan sebelum memulai membuat mahasiswa biasanya malah menghindar. Padahal, tidak ada cara lain yang lebih tepat kecuali dengan mengenal lebih jauh dengan skripsi. Makin kenal maka makin cepat kamu akan melewati proses ini. Makin kenal maka status sarjana akan semakin mudah didapat.
Meskipun keliatannya membosankan, sebenarnya format laporan penelitian seperti skripsi mempunyai format baku. Format ini justru akan salah jika tidak dicontek. Seperti isi pendahuluan, metode, pembahasan, dan lain – lain. Jika kamu menulis isi bab metode yang seharusnya diisi di bab pembahasan, tentu akan salah.
Tujuan skripsi adalah untuk melatih mahasiswa merasakan proses dunia penelitian sehingga mental untuk kritis itu bisa muncul. Dalam proses skripsi, kamu akan dinilai bagaimana pemecahan masalah dan mengorganisasikan sesuatu. Ini pendapat saya pribadi lho
Jadi, jika kamu menemui masalah data baik dalam pengumpulan maupun pengolahan, jangan dulu berpikir dunia akan runtuh. Nikmati proses itu dan diskusikanlah kepada teman atau yang ahli. Karena dosen pun seharusnya tidak akan memaksakan sebuah penelitian yang memang tidak bisa dilanjutkan.
Hanya saja, membaca pun tidak harus selalu terbatas pada jurnal ilmiah saja. Kebiasaan membaca karya tulis ilmiah setiap hari memang termasuk habit yang bagus, namun tidak semua orang bisa cocok dengan habit tersebut. Mengembangkan kebiasaan membaca bisa sesederhana dengan membaca artikel web yang ringan-ringan, maupun tulisan jurnalistik dari media massa yang reputable.
4. Lemah Dalam Manajemen Waktu
Mengelola atau memanajemen waktu terkadang dianggap terlalu mengekang kebebasan diri dalam menikmati kehidupan di masa kini. Kalau pengaturannya terlalu ketat, memang hasilnya akan seperti itu. Namun, hidup setiap hari tanpa punya softskill manajemen waktu justru bisa menyebabkan bahaya yang lebih parah; waktu terbuang habis dengan percuma tanpa progress apa-apa.
Manajemen waktu mampu mempengaruhi seberapa cepat seorang mahasiswa dalam menyusun dan menyelesaikan skripsinya. Terlepas dari faktor apapun yang terlibat, keahlian manajemen waktu hampir bisa dipastikan selalu berbanding lurus dengan tingkat kecepatan atau kesuksesan skripsi pada seorang mahasiswa.
Kendati begitu, bukan berarti mahasiswa yang sudah “terlambat” jadi tak butuh belajar manajemen waktu. Justru, mahasiswa yang “terlambat” skripsian-nya makin butuh belajar manajemen waktu supaya tidak tertinggal lebih jauh lagi.
5.Kurang Minat Terhadap Penelitian
Sebagus apapun bakat seseorang, jika tidak memiliki minat maka akan dirasakan sangat kurang. Antusiasme atau minat yang tinggi akan mengajak seseorang untuk memperoleh jawaban atas segala pertanyaan. Mungkin termasuk mengapa dirimu diputuskan terlalu cepat.
Hindari diri sudah mengetahui segalanya karena ini akan menutup diri menerima informasi penting yang sebelumnya kamu belum tau. Minat akan mendorong seseorang untuk terus bertanya mengapa begini, mengapa begitu.. hingga akhirnya dia telah menguasai ilmunya bahkan tanpa disadari.
6.Jarang Update Kondisi Terkini
Bisakah kamu merasakan topik skripsi itu sedikit membosankan karena memiliki judul yang itu itu saja? Padahal skripsi itu adalah penelitian, bisa penelitian unik asalkan masih sesuai dengan bidang ilmu yang kamu miliki.
Mengapa tidak memilih analisis kelayakan usaha tempe mendoan, dibanding harus preferensi konsumen terhadap produk? Ya, keduanya memang tidak masalah.. tetapi preferensi konsumen biasanya sedikit mudah ditebak hasilnya.
7.Tidak Mengetahui Format Penelitian
Rasa ketakutan sebelum memulai membuat mahasiswa biasanya malah menghindar. Padahal, tidak ada cara lain yang lebih tepat kecuali dengan mengenal lebih jauh dengan skripsi. Makin kenal maka makin cepat kamu akan melewati proses ini. Makin kenal maka status sarjana akan semakin mudah didapat.
Meskipun keliatannya membosankan, sebenarnya format laporan penelitian seperti skripsi mempunyai format baku. Format ini justru akan salah jika tidak dicontek. Seperti isi pendahuluan, metode, pembahasan, dan lain – lain. Jika kamu menulis isi bab metode yang seharusnya diisi di bab pembahasan, tentu akan salah.
8.Kurang Paham Tujuan Skripsi
Tujuan skripsi adalah untuk melatih mahasiswa merasakan proses dunia penelitian sehingga mental untuk kritis itu bisa muncul. Dalam proses skripsi, kamu akan dinilai bagaimana pemecahan masalah dan mengorganisasikan sesuatu. Ini pendapat saya pribadi lho
Jadi, jika kamu menemui masalah data baik dalam pengumpulan maupun pengolahan, jangan dulu berpikir dunia akan runtuh. Nikmati proses itu dan diskusikanlah kepada teman atau yang ahli. Karena dosen pun seharusnya tidak akan memaksakan sebuah penelitian yang memang tidak bisa dilanjutkan.
(wyn)