Mengenal Prof Pitoyo, Diaspora Indonesia Di Balik Terciptanya Robot Gundam Raksasa di Jepang

Minggu, 03 September 2023 - 10:26 WIB
loading...
Mengenal Prof Pitoyo,...
Prof Pitoyo Peter Hartono. Foto/YouTube BRIN Indonesia.
A A A
JAKARTA - Prof Pitoyo Peter Hartono adalah diaspora Indonesia yang kini menjadi pengajar di Jepang. Ilmuwan asal Surabaya ini menjadi sosok di balik terciptanya robot gundam raksasa yang tengah dipamerkan di Jepang.

Prof Pitoyo yang saat ini sudah 35 tahun tinggal di Jepang berkesempatan hadir dalam acara Diaspora Talk Homecoming bertema AI: Masa Lalu, Sekarang, dan Masa Depan, di Gedung BJ Habibie Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Jakarta, Rabu (30/8/2023).

Kepala Project Gundam Global Challenge di Jepang


Professor School of Engineering di Chukyo University Nagoya Jepang tersebut merupakan Kepala Project Gundam Global Challenge di Yokohama, Jepang. Gundam Global Challenge adalah proyek untuk membuat robot raksasa sebesar 18 meter, kira-kira sebesar gedung tingkat enam.

Untuk mengenang 40 tahun disiarkannya animasi ini, terdapat proyek Gundam Global Challenge untuk merealisasikan robot ini di dunia nyata.

Baca juga: 2 Kampus Terbaik di Indonesia untuk Bidang Politik dan Biaya Kuliahnya

Hal ini untuk memberi contoh generasi yang akan datang untuk berani beraspirasi. "Mulanya Gundam adalah animasi, dengan membawanya menjadi robot yang riil, kita berinovasi dan berani bermimpi, dan kita ingin menularkan keberanian ini untuk generasi mendatang di Jepang dan di seluruh dunia," katanya, dikutip dari laman BRIN, Minggu (3/9/2023).

Dia bercerita, proyek ini dimulai sejak 2014. Saat ini robot tersebut telah di pamerkan hingga tahun depan. "Kita bekerja sama dengan sembilan perusahaan. Kita baru menyelesaikan ini 2020, yang seharusnya diselesaikan sebelum Olympiade Tokyo 2019, tapi karena banyak sekali halangan dan tanggung jawab saya kita molor setahun. Kita akan memamerkan robot ini sampai Maret tahun depan," ungkapnya.

Tantangan saat Membuat Robot Gundam

Dia menerangkan, robot ini memiliki berat 20 ton, dan mempunyai 34 sendi untuk bergerak, sementara di manusia ada kira-kira ada 200 sendi. Dalam perjalanannya, banyak sekali hambatan untuk merealisasikan robot ini.

Tantangan itu, Pitoyo menyebutkan, ada di kendala non-teknis di mana pihaknya kesulitan mencari perusahaan yang menjual motor. "Untuk mencari perusahaan yang mau, saya butuh waktu 2 tahun dan meyakinkan mesin saya bisa berjalan," katanya.

Sedangkan, tantangan teknisnya, pihaknya harus bertarung melawan kekuatan gravitasi, karena robot gundam ini besar sehingga sangat sulit menggerakkan gundam ini.

"Tentu saja, robot ini tidak bisa digerakan secepat yang ada di animasi, hal ini karena kita hidup di dunia fisika, di mana ada moment of inersia, yang menghukum kita," jelasnya.

Baca juga: Bersaing dengan 40 Negara, Sekolah Interkultural Mentari Jakarta Raih Juara Umum di WSC 2023

Sebagai seorang ilmuwan, Pitoyo menggeluti bidang Artificial Intellegence dan juga Neuro Network. Menurutnya, Ilmuawan AI asal Indonesia di Jepang termasuk tidak banyak. Akan tetapi banyak mahasiwa Indonesia yang belajar AI di Jepang kemudian kembali.

Jadi Pengajar di Jepang Sembari Melakukan Penelitian Bersama Mahasiswa Surabaya


Dia saat ini lebih memilih tinggal dan bekerja di Jepang, karena terbukanya kesempatan untuk menjadi pengajar di sana. Saat ini, Pitoyo menjadi Full Professor School of Engineering di Chukyo University Nagoya Jepang dan Peneliti di Institute for Human Robot Co-Creation, Waseda University.

Menurut dia banyak alasan diaspora lebih memilih tinggal di luar negeri, dan juga pulang ke Tanah Air. Namun hal itu bukan untuk dipertentangkan. Karena banyak diaspora yang tinggal di luar negeri juga memberikan kontribusi bagi bangsa dan negara.

"Saya berada di Jepang, tapi saya juga membimbing mahasiswa S2 dan S3 di Surabaya, kita melakukan penelitian bersama. Tidak banyak yang bisa saya lakukan, tapi saya harap ada triple effect, dari situ mereka menjadi dosen dan melakukan hal yang sama pada mahasiswanya," ujarnya.

"Mungkin saya lebih bisa berkontribusi bagi Indonesia kalau saya tidak di Indonesia. Mungkin kalau saya kembali ke Indonesia saya tidak bisa melakukan apa-apa," pungkasnya.
(nnz)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
LPDP Buka Beasiswa S2...
LPDP Buka Beasiswa S2 Double Degree ke Jepang, Cocok untuk yang Suka IT
Gaji Lulusan SMK di...
Gaji Lulusan SMK di Jepang, Lebih Besar dari yang Kamu Bayangkan?
Daftar Kampus di Indonesia...
Daftar Kampus di Indonesia dengan Ilmuwan Terbanyak yang Masuk Peringkat Dunia
Dorong Pembelajaran...
Dorong Pembelajaran Selaras Kebutuhan Industri, Rektor MNC University dan Pengurus Kadin Kunjungi Sejumlah Perusahaan di Jepang
Rektor MNC University...
Rektor MNC University Kunjungi Jepang, Perkuat Kerja Sama Tridharma dan Akses Magang-Kerja bagi Mahasiswa di 3 Kota Utama
Kisah David Nugroho,...
Kisah David Nugroho, Ilmuwan Muda Asal Madura Lulus S2 dan S3 dalam 3 Tahun di Thailand
7 Negara yang Kekurangan...
7 Negara yang Kekurangan Tenaga Kerja, Kebanyakan Adalah Negara Maju
Ilmuwan Top Gambarkan...
Ilmuwan Top Gambarkan Kondisi Terakhir Alam Semesta sebelum Kiamat Datang
Kisah Komando Pasukan...
Kisah Komando Pasukan Gabungan Sekutu ABDACOM Berperang Melawan Jepang di Pulau Jawa
Rekomendasi
Beri Pembekalan di PDIP,...
Beri Pembekalan di PDIP, Mahfud MD Ungkap Praktik Korupsi yang Bisa Menjerat Kepala Daerah
7 Aturan Warren Buffett...
7 Aturan Warren Buffett dalam Menghemat Uang Tanpa Mengorbankan Kenyamanan
Soal PMI Non-Prosedural,...
Soal PMI Non-Prosedural, Senator Filep Beri Rekomendasi dari Sisi Regulasi hingga Perlindungan
Masuk Daftar Pisang...
Masuk Daftar Pisang Terbaik di Dunia, Ini 5 Manfaat Kesehatan Pisang Raja
Tindak Tegas Oknum Kadin...
Tindak Tegas Oknum Kadin Cilegon, Polda Banten Ciptakan Rasa Aman Investor
Pertemuan Menko Yusril...
Pertemuan Menko Yusril dengan Bupati OKU Timur Enos Bahas Dua Isu Penting
Berita Terkini
Perpusnas Luncurkan...
Perpusnas Luncurkan Program KKN Tematik Literasi dan Relima
Ikut Jejak Lyodra, Siswi...
Ikut Jejak Lyodra, Siswi Indonesia Cetak Sejarah di Kompetisi Menyanyi Dunia
SPMB DKI Jakarta 2025...
SPMB DKI Jakarta 2025 Resmi Dibuka, Ini Jalur, Kuota, dan Jadwal Lengkapnya
Cara Daftar SPMB DKI...
Cara Daftar SPMB DKI Jakarta 2025, Ini 6 Langkah Mudahnya!
SPMB DKI Jakarta Resmi...
SPMB DKI Jakarta Resmi Dibuka 19 Mei 2025, Catat Jadwal Penerimaan SD, SMP, SMA, dan SMK
Universitas Kristen...
Universitas Kristen Maranatha Buka Prodi Baru Program Sarjana Arsitektur
Infografis
Bill Gates Sumbang Rp2,6...
Bill Gates Sumbang Rp2,6 Triliun tapi Minta Uji Vaksin di Indonesia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved