Buat Artikel Ilmiah, Alumnus Unair Ini Berhasil Lulus Kuliah Tanpa Skripsi

Jum'at, 08 September 2023 - 20:15 WIB
loading...
Buat Artikel Ilmiah, Alumnus Unair Ini Berhasil Lulus Kuliah Tanpa Skripsi
Alumnus Psikologi Universitas Airlangga (Unair) Wahyu Cahyono Putro berhasil lulus tanpa skripsi. Foto/Unair.
A A A
JAKARTA - Alumnus Psikologi Universitas Airlangga (Unair) Wahyu Cahyono Putro berhasil lulus tanpa skripsi . Keberhasilan Wahyu adalah buah dari keikutsertaan dan keberhasilannya meraih pendanaan di Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) Kemendikbudristek.

Pria asal Probolinggo bercerita, keantusiasannya dalam PKM karena saat itu pembukaannya sedang gencar-gencarnya tahun 2021. Wahyu mengaku jika sejumlah seniornya yang juga berhasil lulus kuliah tanpa skripsi membuatnya berkeinginan untuk mengikuti jejak mereka.

“Di PKM waktu itu lagi gencar-gencarnya pembukaan, jadi aku semangat aja buat join terus ikut kegiatannya,” katanya, dikutip dari laman Unair, Jumat (8/9/2023).

Wahyu pun tak menyangka keputusan itu akan banyak mengubah jalannya di perguruan tinggi. Ia berhasil lolos pendanaan PKM dan seketika juga keinginannya mendapatkan ‘tiket emas’ untuk lulus tanpa skripsi bisa terkabulkan. Dengan itu, ia berhasil lulus dan menjadi wisudawan tepat pada tahun 2023.

Baca juga: Mendikbudristek: Program MBKM Sudah Diikuti Lebih dari 760 Ribu Mahasiswa

Buat Artikel Ilmiah untuk Tugas Akhir Pengganti Skripsi

Meskipun ia berhasil lulus tanpa skripsi, bukan berarti ia bisa menjadi alumnus tanpa menghasilkan satu karya apa pun. Sebagai ganti skripsi itu, ia menyusun satu artikel ilmiah yang jadi syarat pengganti skripsi itu.

“Lebih tepatnya, skripsiku itu berdasarkan hasil penelitian dan karya ilmiah berbasis kompetisi PKM-KC (Karsa Cipta, Red) tahun 2021 yang pernah aku ikutin bareng timku. Jadi dengan karya ilmiah dengan tema yang aku usung di PKM aku jadiin skripsi,” ungkapnya.

Artikel ilmiah tersebut ia susun dengan judul EMOSIA: Media Edukasi Emosi untuk Anak dengan ASD (Autism Spectrum Disorder). Ia, tim serta kerja sama dengan salah satu vendor menghasilkan satu aplikasi yang ia jadikan payung agar bisa menyusun artikel ilmiahnya dari karya itu.

Sebagai informasi tambahan, EMOSIA merupakan satu aplikasi yang mereka ciptakan untuk anak dengan ASD. Mereka dapat menggunakan aplikasi tersebut untuk mengenali dan mengembangkan emosi yang ada pada dirinya.

Lulus Tanpa Skripsi Tidak Mudah


Bagi Wahyu, antara lulus dengan skripsi atau tugas pengganti berupa artikel keduanya sama-sama tidak mudah. Ketika memutuskan untuk berpartisipasi dalam ajang PKM, perlu waktu yang panjang dan proses yang tidak mudah untuk melaluinya.

Baca juga: Permendikbudristek 53, Kemendikbudristek Beri Masa Transisi 2 Tahun

“Kalau gak salah itu (perjalanan PKM) berlangsung selama kurang lebih 11 bulan dari awal banget sampai hari H penentuan kelulusan PIMNAS-nya. Kita harus pinter manajemen waktu karena tentunya kita masih mengikuti kuliah dengan bobot dan kesibukannya masing-masing,” ujarnya.

Wahyu sebagai ketua tim waktu itu harus banyak mengatur selama prosesi berlangsungnya kompetisi. Menurutnya, proses itu bertambah sulit karena pada masa itu tengah mewabahnya COVID-19 dan setiap pekerjaan harus berbasis di rumah masing-masing.

Atas keberhasilannya, ia mengucapkan terima kasih kepada setiap pihak yang berjasa di dalamnya. Ia juga secara khusus menyebut dosen pembimbing dan rekan setimnya Arya, Yoga, Nidya, dan Ice yang sudah menemaninya sebagai sejawat pejuang PKM.
(nnz)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1627 seconds (0.1#10.140)