Mahasiswi Teknik Informatika Jadi Wisudawan Terbaik ITS dengan IPK 4, Ini Sosoknya
loading...
A
A
A
Tidak hanya magang, Putri juga aktif di kegiatan kepanitiaan dan internasionalisasi. Ia pernah menjabat sebagai Ketua divisi talkshow di acara Petrolida 2021 dan Ketua Divisi Public Relations di Schematics ITS 2021. Baginya, kemampuan komunikasi merupakan aset penting bagi setiap individu.
“Dengan kemampuan komunikasi, kita dapat mengekspresikan pikiran kita sehingga orang lain bisa dengan mudah memahami isi pikiran kita,” ujar bungsu dari dua bersaudara ini.
Selain pengalaman magang dan kepanitiaan, Putri juga berhasil mendapatkan sertifikasi internasional yang memperkuat keahliannya, seperti sertifikasi pelatihan cyber security dari CISCO dan cloud architecture dari Amazon Web Services (AWS).
“Awalnya saya hanya tertarik dan ingin tahu lebih banyak tentang cyber security sehingga saya mengambil kursus dari Digitalent Kominfo,” terangnya.
Tak berhenti di situ, Putri juga berhasil menjadi awardee angkatan pertama Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) di University of Pisa, Italia dengan salah satu course yang diambil adalah Data Mining. Selama masa studi di IISMA, Putri menghadapi banyak tantangan karena gaya pembelajaran yang berbeda dengan yang diajarkan di ITS yang lebih berfokus pada praktik. “Saya harus beradaptasi dengan metode pembelajaran yang berbeda dan lebih teoritis,” tambahnya.
Namun, di balik segala pencapaian gemilangnya, Putri juga berbagi pengalaman pahit di mana ia sering menghadapi penolakan dalam berbagai proses seleksi.
Dyah Putri Nariswari (empat dari kiri) saat menjadi awardee IISMA angkatan pertama di University of Pisa, Italia. Foto/Humas ITS.
Namun, ia tetap menjaga sikap positif dan menyadari bahwa tidak semua kesempatan bisa diambilnya. “Saya berusaha memanfaatkan setiap peluang yang ada, dan jika saya diterima, saya selalu berusaha memberikan kontribusi maksimal untuk mempertahankan reputasi positif,” tandasnya.
Meskipun memiliki banyak pengalaman di luar akademik, Putri berhasil mempertahankan fokusnya pada prestasi akademik dengan meraih IPK sempurna 4,00. Baginya, proses perkuliahan bukanlah sebuah kompetisi, di mana ada yang menang dan kalah.
Alih-alih bersaing, ia lebih memilih untuk berkolaborasi. Selain kolaborasi, kemampuan beradaptasi juga menjadi kunci penting baginya. “Saya selalu mendorong teman-teman untuk belajar sambil menjalin hubungan sosial, karena belajar tidak harus dilakukan sendirian,” tegasnya mengingatkan.
Putri merasa sangat bersyukur dapat berkuliah di ITS sebab banyak sekali peluang yang ditawarkan oleh Kampus Pahlawan ini kepada para mahasiswanya, mulai dari karir hingga internasionalisasi.
Selain itu, dirinya juga merasa bahwa para dosen di ITS sangat suportif dan membantu para mahasiswanya. Ia berharap agar ilmu yang telah diperoleh dari ITS tidak hanya disimpan untuk diri sendiri, dan dapat bermanfaat bagi orang lain.
Lihat Juga: Wiluyo Kusdwiharto Lanjutkan Kepemimpinan Sutopo Kristanto sebagai Ketum IKA ITS 2024-2028
“Dengan kemampuan komunikasi, kita dapat mengekspresikan pikiran kita sehingga orang lain bisa dengan mudah memahami isi pikiran kita,” ujar bungsu dari dua bersaudara ini.
Selain pengalaman magang dan kepanitiaan, Putri juga berhasil mendapatkan sertifikasi internasional yang memperkuat keahliannya, seperti sertifikasi pelatihan cyber security dari CISCO dan cloud architecture dari Amazon Web Services (AWS).
“Awalnya saya hanya tertarik dan ingin tahu lebih banyak tentang cyber security sehingga saya mengambil kursus dari Digitalent Kominfo,” terangnya.
Awardee IISMA ke Italia
Tak berhenti di situ, Putri juga berhasil menjadi awardee angkatan pertama Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) di University of Pisa, Italia dengan salah satu course yang diambil adalah Data Mining. Selama masa studi di IISMA, Putri menghadapi banyak tantangan karena gaya pembelajaran yang berbeda dengan yang diajarkan di ITS yang lebih berfokus pada praktik. “Saya harus beradaptasi dengan metode pembelajaran yang berbeda dan lebih teoritis,” tambahnya.
Namun, di balik segala pencapaian gemilangnya, Putri juga berbagi pengalaman pahit di mana ia sering menghadapi penolakan dalam berbagai proses seleksi.
Dyah Putri Nariswari (empat dari kiri) saat menjadi awardee IISMA angkatan pertama di University of Pisa, Italia. Foto/Humas ITS.
Namun, ia tetap menjaga sikap positif dan menyadari bahwa tidak semua kesempatan bisa diambilnya. “Saya berusaha memanfaatkan setiap peluang yang ada, dan jika saya diterima, saya selalu berusaha memberikan kontribusi maksimal untuk mempertahankan reputasi positif,” tandasnya.
Mengisi Kuliah dengan Berkolaborasi
Meskipun memiliki banyak pengalaman di luar akademik, Putri berhasil mempertahankan fokusnya pada prestasi akademik dengan meraih IPK sempurna 4,00. Baginya, proses perkuliahan bukanlah sebuah kompetisi, di mana ada yang menang dan kalah.
Alih-alih bersaing, ia lebih memilih untuk berkolaborasi. Selain kolaborasi, kemampuan beradaptasi juga menjadi kunci penting baginya. “Saya selalu mendorong teman-teman untuk belajar sambil menjalin hubungan sosial, karena belajar tidak harus dilakukan sendirian,” tegasnya mengingatkan.
Putri merasa sangat bersyukur dapat berkuliah di ITS sebab banyak sekali peluang yang ditawarkan oleh Kampus Pahlawan ini kepada para mahasiswanya, mulai dari karir hingga internasionalisasi.
Selain itu, dirinya juga merasa bahwa para dosen di ITS sangat suportif dan membantu para mahasiswanya. Ia berharap agar ilmu yang telah diperoleh dari ITS tidak hanya disimpan untuk diri sendiri, dan dapat bermanfaat bagi orang lain.
Lihat Juga: Wiluyo Kusdwiharto Lanjutkan Kepemimpinan Sutopo Kristanto sebagai Ketum IKA ITS 2024-2028
(nnz)