Borong Medali, Siswa Indonesia Puncaki Kompetisi Matematika IEMC 2020
loading...
A
A
A
JAKARTA - Di tengah pandemi COVID-19, siswa Indonesia berhasil menyapu bersih seluruh gelar juara lomba matematika daring internasional "Eduversal Mathematics Competition (EMC)" yang diikuti 36 negara.
Kompetisi matematika Internasional secara daring ini digelar pada 11 Juli 2020, diikuti 545 siswa dan diselenggarakan dalam 3 bahasa; Inggris, Indonesia dan Rusia.
Dalam kompetisi ini, siswa Indonesia berhasil menyapu bersih seluruh gelar juara. Setelah melalui proses perhitungan poin dari semua peserta, pada Sabtu, 18 Juli 2020 telah diumumkan para juara. (Baca juga: Gelar Kompetisi Sains di Tengah Pandemi, Mendorong Siswa Tetap Berprestasi )
Berdasarkan rilis resmi, berikut pemenang kompetisi matematika daring EMC untuk kategori senior dan junior:
Level Junior, juara pertama atas nama Michael Cenreng dari SMP Katolik Rajawali, juara kedua atas nama Kelven Nathanael dari SMPK Santa Clara Surabaya, dan juara ketiga Ahmad Fikri Azhari dari SMP Kharisma Bangsa
Sementara untuk Level Senior, juara pertama dimenangkan Farrel Dwireswara Salim dari SMA Kharisma Bangsa, Juara kedua Muflih Naufal Maxi dari SMA Cahaya Rancamaya, dan juara ketiga Axel Giovanni Hartanto dari SMP Pangudi Luhur Bintang Laut.
Selain para juara di atas, diberikan juga sejumlah medali untuk peserta dengan komposisi medali emas untuk 5 persen peserta terbaik, medali perak sebanyak 15 persen dan medali perunggu untuk 20 persen peserta terbaik. Meski dilaksanakan di tengah pandemi global, kompetisi matematika daring internasional ini mendapat sambutan positif siswa dari berbagai negara.
“Pendapat saya, kompetisi IEMC 2020 ini merupakan kompetisi yang sangat baik dan membuka kesempatan siswa yang ingin mengembangkan talenta mereka di bidang matematika," kata Joselyo Massa Pangloli dari Indonesia. (Baca juga: UMY PTS Terbaik DIY-Jateng Versi Webometric )
Direktur Utama Eduversal Dwi Prajitno Wibowo berharap dengan diadakannya I-EMC 2020 akan tetap membuat siswa terpacu meraih prestasi di tengah pandemi. "Saya berharap bahwa dengan adanya lomba ini kita bisa tetap memacu jiwa berprestasi anak-anak di dunia," ujar Dwi dalam keteranganya, Minggu (2/8).
Menurutnya, pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia bukanlah halangan bagi mereka untuk tetap bisa berprestasi dan mengukur kemampuan siswa Indonesia di antara anak-anak di belahan dunia lainnya.
Lebih jauh, ia mengungkapkan dalam I-EMC dengan format online yang menjadi tantangan utama adalah bagaimana menjaga integritas peserta. Hal ini, tambahnya, diatasi dengan pembuatan sistem ujian yang akan meng-capture tampilan siswa dengan secara otomatis secara periodik.
Terkait siswa Indonesia yang berhasil menyapu bersih posisi juara, Dwi menjelaskan ini lebih disebabkan karena presentase peserta dari Indonesia juga lebih banyak."Untuk I-EMC pertama saya rasa hal ini wajar jika peserta masih didominasi peserta dari Indonesia," kata Dwi.
Yang terpenting, menurutnya adalah menjaga motivasi siswa tetap semangat dalam belajar dan berprestasi. "Kuncinya ada di guru, bagaimana para guru dituntut untuk mampu mengemas pembelajaran yang menarik dan efektif dalam waktu yang tentunya lebih singkat dalam pembelajaran langsung online," tutup Dwi.
Lihat Juga: Mahasiswa President University Sapu Bersih Medali di Global Hackathon Startup Competition
Kompetisi matematika Internasional secara daring ini digelar pada 11 Juli 2020, diikuti 545 siswa dan diselenggarakan dalam 3 bahasa; Inggris, Indonesia dan Rusia.
Dalam kompetisi ini, siswa Indonesia berhasil menyapu bersih seluruh gelar juara. Setelah melalui proses perhitungan poin dari semua peserta, pada Sabtu, 18 Juli 2020 telah diumumkan para juara. (Baca juga: Gelar Kompetisi Sains di Tengah Pandemi, Mendorong Siswa Tetap Berprestasi )
Berdasarkan rilis resmi, berikut pemenang kompetisi matematika daring EMC untuk kategori senior dan junior:
Level Junior, juara pertama atas nama Michael Cenreng dari SMP Katolik Rajawali, juara kedua atas nama Kelven Nathanael dari SMPK Santa Clara Surabaya, dan juara ketiga Ahmad Fikri Azhari dari SMP Kharisma Bangsa
Sementara untuk Level Senior, juara pertama dimenangkan Farrel Dwireswara Salim dari SMA Kharisma Bangsa, Juara kedua Muflih Naufal Maxi dari SMA Cahaya Rancamaya, dan juara ketiga Axel Giovanni Hartanto dari SMP Pangudi Luhur Bintang Laut.
Selain para juara di atas, diberikan juga sejumlah medali untuk peserta dengan komposisi medali emas untuk 5 persen peserta terbaik, medali perak sebanyak 15 persen dan medali perunggu untuk 20 persen peserta terbaik. Meski dilaksanakan di tengah pandemi global, kompetisi matematika daring internasional ini mendapat sambutan positif siswa dari berbagai negara.
“Pendapat saya, kompetisi IEMC 2020 ini merupakan kompetisi yang sangat baik dan membuka kesempatan siswa yang ingin mengembangkan talenta mereka di bidang matematika," kata Joselyo Massa Pangloli dari Indonesia. (Baca juga: UMY PTS Terbaik DIY-Jateng Versi Webometric )
Direktur Utama Eduversal Dwi Prajitno Wibowo berharap dengan diadakannya I-EMC 2020 akan tetap membuat siswa terpacu meraih prestasi di tengah pandemi. "Saya berharap bahwa dengan adanya lomba ini kita bisa tetap memacu jiwa berprestasi anak-anak di dunia," ujar Dwi dalam keteranganya, Minggu (2/8).
Menurutnya, pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia bukanlah halangan bagi mereka untuk tetap bisa berprestasi dan mengukur kemampuan siswa Indonesia di antara anak-anak di belahan dunia lainnya.
Lebih jauh, ia mengungkapkan dalam I-EMC dengan format online yang menjadi tantangan utama adalah bagaimana menjaga integritas peserta. Hal ini, tambahnya, diatasi dengan pembuatan sistem ujian yang akan meng-capture tampilan siswa dengan secara otomatis secara periodik.
Terkait siswa Indonesia yang berhasil menyapu bersih posisi juara, Dwi menjelaskan ini lebih disebabkan karena presentase peserta dari Indonesia juga lebih banyak."Untuk I-EMC pertama saya rasa hal ini wajar jika peserta masih didominasi peserta dari Indonesia," kata Dwi.
Yang terpenting, menurutnya adalah menjaga motivasi siswa tetap semangat dalam belajar dan berprestasi. "Kuncinya ada di guru, bagaimana para guru dituntut untuk mampu mengemas pembelajaran yang menarik dan efektif dalam waktu yang tentunya lebih singkat dalam pembelajaran langsung online," tutup Dwi.
Lihat Juga: Mahasiswa President University Sapu Bersih Medali di Global Hackathon Startup Competition
(mpw)