Transformasi Pendidikan Keperawatan, Ini yang Dilakukan Guru Besar Baru UM Surabaya Aziz Hidayat
loading...
A
A
A
SURABAYA - Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya menambah Guru Besar baru. Dia adalah Prof. Dr. A. Aziz Alimul Hidayat., S.Kep. Ns., M.Kes yang resmi menyandang sebagai Guru Besar bidang Ilmu Keperawatan dalam acara pengukuhan pada Sabtu (30/9/2023).
Dalam pengukuhannya sebagai Guru Besar, Aziz menyampaikan pidato ilmiah “Transformasi Pendidikan Keperawatan di Era Society 5.0”. Menurutnya, orientasi pendidikan keperawatan yang bersifat profesional-akademis dituntut sejalan dengan peningkatan mutu pelayanan dan teknologi keperawatan yang bisa mengadopsi AI, Internet of Things, hingga Robot.
Pada disertasinya, pria kelahiran Pucuk, Lamongan tersebut mengembangkan tiga model sistem mutu yang dikembangkan dari model sistem Malcolm Baldrige.
Pertama, rekonstruksi kurikulum yang berorientasi pada OBE (Outcome base education). Perawat dituntut memiliki kecakapan komunikasi, berpikir kritis, problem solving, hingga literasi digital, nursing data science hingga aspek interpersonal dan personal.
“Diharapkan lulusan mampu membangun kerja sama tim, membangun hubungan, manajemen konflik, manajemen perubahan, responsiveness, dan perilaku caring,” kata dia dalam keterangan resmi, Senin (9/3/2023).
Kedua, penataan sistem pembelajaran berbasis teknologi menggunakan model Blended Learning dengan pendekatan Contextual Teaching Learning, Problem Based Learning dan Project Based Learning.
Pengembangan blended learning merupakan bagian dari pengembangan pembelajaran karena di dalamnya terdapat proses yang sistematis untuk mencapai tujuan pembelajaran, mulai dari identifikasi masalah, pengembangan strategi dan pengembangan bahan ajar, serta evaluasi bahan ajar.
Ketiga, integrasi sistem pendidikan dan pelayanan keperawatan adalah bagian dari link and match dunia industri kesehatan. Link and Match adalah menghubungkan pendidikan dengan dunia industri, sehingga diharapkan ada relevansi atau kesinambungan antara institusi sebagai pencetak lulusan (produk tenaga kerja) dengan industri yang membutuhkan tenaga kerja yang sesuai bidang keahlian.
“Dari ketiga upaya dan solusi dalam menyelesaikan masalah tersebut, perlu digunakan prinsip kerja dengan menggunakan pola ADLI, A=Approach (pendekatan), D=deployment (penyebarluasan), L=learning (pembelajaran) dan I=integrasi dalam mengukur, mengevaluasi serta dalam menjalankan upaya tersebut,” ujarnya.
Dengan tiga upaya tersebut, Aziz meyakini dapat melakukan transformasi pendidikan keperawatan di era Society 5.0 yang dapat memberikan kontribusi pada kualitas perawat-perawat baru yang dihasilkan dari institusi pendidikan keperawatan dan akhirnya dapat meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan di tatanan pelayanan kesehatan atau industri kesehatan
Lihat Juga: Profil Pendidikan Stella Christie, Guru Besar Tsinghua University Calon Anggota Kabinet Prabowo
Dalam pengukuhannya sebagai Guru Besar, Aziz menyampaikan pidato ilmiah “Transformasi Pendidikan Keperawatan di Era Society 5.0”. Menurutnya, orientasi pendidikan keperawatan yang bersifat profesional-akademis dituntut sejalan dengan peningkatan mutu pelayanan dan teknologi keperawatan yang bisa mengadopsi AI, Internet of Things, hingga Robot.
Pada disertasinya, pria kelahiran Pucuk, Lamongan tersebut mengembangkan tiga model sistem mutu yang dikembangkan dari model sistem Malcolm Baldrige.
Pertama, rekonstruksi kurikulum yang berorientasi pada OBE (Outcome base education). Perawat dituntut memiliki kecakapan komunikasi, berpikir kritis, problem solving, hingga literasi digital, nursing data science hingga aspek interpersonal dan personal.
“Diharapkan lulusan mampu membangun kerja sama tim, membangun hubungan, manajemen konflik, manajemen perubahan, responsiveness, dan perilaku caring,” kata dia dalam keterangan resmi, Senin (9/3/2023).
Kedua, penataan sistem pembelajaran berbasis teknologi menggunakan model Blended Learning dengan pendekatan Contextual Teaching Learning, Problem Based Learning dan Project Based Learning.
Pengembangan blended learning merupakan bagian dari pengembangan pembelajaran karena di dalamnya terdapat proses yang sistematis untuk mencapai tujuan pembelajaran, mulai dari identifikasi masalah, pengembangan strategi dan pengembangan bahan ajar, serta evaluasi bahan ajar.
Ketiga, integrasi sistem pendidikan dan pelayanan keperawatan adalah bagian dari link and match dunia industri kesehatan. Link and Match adalah menghubungkan pendidikan dengan dunia industri, sehingga diharapkan ada relevansi atau kesinambungan antara institusi sebagai pencetak lulusan (produk tenaga kerja) dengan industri yang membutuhkan tenaga kerja yang sesuai bidang keahlian.
“Dari ketiga upaya dan solusi dalam menyelesaikan masalah tersebut, perlu digunakan prinsip kerja dengan menggunakan pola ADLI, A=Approach (pendekatan), D=deployment (penyebarluasan), L=learning (pembelajaran) dan I=integrasi dalam mengukur, mengevaluasi serta dalam menjalankan upaya tersebut,” ujarnya.
Dengan tiga upaya tersebut, Aziz meyakini dapat melakukan transformasi pendidikan keperawatan di era Society 5.0 yang dapat memberikan kontribusi pada kualitas perawat-perawat baru yang dihasilkan dari institusi pendidikan keperawatan dan akhirnya dapat meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan di tatanan pelayanan kesehatan atau industri kesehatan
Lihat Juga: Profil Pendidikan Stella Christie, Guru Besar Tsinghua University Calon Anggota Kabinet Prabowo
(wyn)