UT Dukung Esport di Indonesia melalui Beasiswa Khusus untuk Atlet Muda
loading...
A
A
A
JAKARTA - Universitas Terbuka (UT) mendukung perkembangan industri esport di Indonesia. Salah satunya dengan beasiswa khusus kepada para atlet esports 48 finalis GYC-Free Fire 2023 sehingga bisa kuliah gratis selama 8 semester.
Wakil Rektor IV UT Rahmat Budiman mengatakan, perkembangan olahraga esport di Indonesia maju pesat sehingga atletnya mesti didukung tidak hanya mendulang prestasi di lomba namun memiliki kemampuan akademik yang baik.
Rahmat mengatakan, UT menyediakan beasiswa khusus kepada atlet-atlet esport sehingga masih bisa kuliah di mana pun berada. "Mereka tak perlu meninggalkan gim karena mereka tetap bisa bermain gim sembari kuliah," katanya usai acara penyerahan beasiswa pendidikan kepada 48 finalis Garena Youth Championship (GYC) 2023-Free Fire secara simbolis, dalam keterangan resmi, Senin (9/10/2023).
Baca juga: Kemendikbudristek Dukung Talenta Industri Esports dan Gim Lokal
Rahmat menjelaskan, beasiswa UT diberikan kepada 48 finalis Garena Youth Championship (GYC) sehingga para atlet esports ini bisa kuliah gratis selama 8 semester untuk jurusan kuliah apa pun yang diinginkan selain Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan (FKIP).
Dia menjelaskan, beasiswa ini bisa digunakan kepada 48 finalis setelah mereka lulus sekolah menengah atas. Penerima beasiswa ini bisa langsung melapor ke UT di daerah masing-masing dan nanti UT pusat akan memberikan laporan agar mereka bisa langsung kuliah tanpa bayar.
Rahmat menerangkan, selama pemberian program beasiswa ini, UT akan melakukan evaluasi. Dia menjelaskan jika indeks prestasi kumulatif atau IPK memenuhi standar, maka beasiswa dilanjutkan hingga delapan semester.
"Masing-masing peserta beasiswa ini biaya satu semesternya Rp 1,3 juta. Mereka akan masuk dalam paket "PPM". Jadi, bahan ajar kami siapkan, mereka tinggal belajar saja," ungkap Rahmat.
Baca juga: Universitas Exeter Buka Jurusan Sihir dan Ilmu Gaib Pertama di Dunia, Apa yang Dipelajari?
Rahmat melanjutkan, pemberian beasiswa kepada atlet esports ini seiring dengan keinginan UT dalam menggaet mahasiswa di usia muda. Dia mengungkapakan, 2023 ini 78 persen mahasiswa UT di bawah 24 tahun.
"Mereka adalah anak-anak yang sangat gandrung dengan teknologi. Yang membuat saya takjub adalah yang hadir di sini (GYC) tidak hanya dari Jakarta namun juga dari daerah-daerah," jelasnya.
Rahmat menuturkan. dengan kata lain akses teknologi dan internet saat ini sudah semakin menyebar ke daerah-daerah sehingga semestinya sudah tidak ada lagi siswa yang tidak dapat kuliah karena kendala internet.
Rahmat menuturkan, tidak hanya dukungan biaya kuliah namun UT juga akan memfasilitasi para atlet esport yang kuliah di kampusnya untuk mengikuti kompetisi baik tingkat nasional hingga internasional.
Diketahui, GYC 2023-Free Fire adalah kompetisi esport yang digelar offline di 73 kota sejak Juli 2023 dan menarik peserta sebanyak lebih dari 50 ribu pelajar SMP dan SMA atau sederajat.
Wakil Rektor IV UT Rahmat Budiman mengatakan, perkembangan olahraga esport di Indonesia maju pesat sehingga atletnya mesti didukung tidak hanya mendulang prestasi di lomba namun memiliki kemampuan akademik yang baik.
Rahmat mengatakan, UT menyediakan beasiswa khusus kepada atlet-atlet esport sehingga masih bisa kuliah di mana pun berada. "Mereka tak perlu meninggalkan gim karena mereka tetap bisa bermain gim sembari kuliah," katanya usai acara penyerahan beasiswa pendidikan kepada 48 finalis Garena Youth Championship (GYC) 2023-Free Fire secara simbolis, dalam keterangan resmi, Senin (9/10/2023).
Baca juga: Kemendikbudristek Dukung Talenta Industri Esports dan Gim Lokal
Rahmat menjelaskan, beasiswa UT diberikan kepada 48 finalis Garena Youth Championship (GYC) sehingga para atlet esports ini bisa kuliah gratis selama 8 semester untuk jurusan kuliah apa pun yang diinginkan selain Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan (FKIP).
Dia menjelaskan, beasiswa ini bisa digunakan kepada 48 finalis setelah mereka lulus sekolah menengah atas. Penerima beasiswa ini bisa langsung melapor ke UT di daerah masing-masing dan nanti UT pusat akan memberikan laporan agar mereka bisa langsung kuliah tanpa bayar.
Rahmat menerangkan, selama pemberian program beasiswa ini, UT akan melakukan evaluasi. Dia menjelaskan jika indeks prestasi kumulatif atau IPK memenuhi standar, maka beasiswa dilanjutkan hingga delapan semester.
"Masing-masing peserta beasiswa ini biaya satu semesternya Rp 1,3 juta. Mereka akan masuk dalam paket "PPM". Jadi, bahan ajar kami siapkan, mereka tinggal belajar saja," ungkap Rahmat.
Baca juga: Universitas Exeter Buka Jurusan Sihir dan Ilmu Gaib Pertama di Dunia, Apa yang Dipelajari?
Rahmat melanjutkan, pemberian beasiswa kepada atlet esports ini seiring dengan keinginan UT dalam menggaet mahasiswa di usia muda. Dia mengungkapakan, 2023 ini 78 persen mahasiswa UT di bawah 24 tahun.
"Mereka adalah anak-anak yang sangat gandrung dengan teknologi. Yang membuat saya takjub adalah yang hadir di sini (GYC) tidak hanya dari Jakarta namun juga dari daerah-daerah," jelasnya.
Rahmat menuturkan. dengan kata lain akses teknologi dan internet saat ini sudah semakin menyebar ke daerah-daerah sehingga semestinya sudah tidak ada lagi siswa yang tidak dapat kuliah karena kendala internet.
Rahmat menuturkan, tidak hanya dukungan biaya kuliah namun UT juga akan memfasilitasi para atlet esport yang kuliah di kampusnya untuk mengikuti kompetisi baik tingkat nasional hingga internasional.
Diketahui, GYC 2023-Free Fire adalah kompetisi esport yang digelar offline di 73 kota sejak Juli 2023 dan menarik peserta sebanyak lebih dari 50 ribu pelajar SMP dan SMA atau sederajat.
(nnz)