Kisah Ikhram, Anak PMI Malaysia Penerima Beasiswa ADEM yang Ingin Berkarier di Dunia Perhotelan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Muhammad Ikhram terlihat senang sekali melihat megahnya Ibukota Jakarta dan gedung-gedung tingginya dari atas menara Monumen Nasional (Monas). Ikhram adalah anak dari Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Malaysia yang sehari-hari tinggal di pemukiman pekerja perkebunan kelapa sawit di Kinabalu, Malaysia.
Ikhram juga salah satu penerima beasiswa Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) Repatriasi bagi anak-anak PMI yang tinggal di luar negeri, khususnya di Sabah, Sarawak, dan Johor Bahru, Malaysia. Jauh dari keluarganya, Ikhram akan berjuang sekolah di Indonesia untuk mewujudkan cita-citanya di dunia perhotelan.
Oktober 2023 ini para penerima beasiswa ADEM Repatriasi mengikuti pelatihan wawasan kebangsaan di beberapa kota di Indonesia. Ikhram dan beberapa temannya mengikuti pelatihan wawasan kebangsaan ini di Jakarta. Oleh Kemendikbudristek mereka diajak karya wisata ke tempat wisata salah satunya ke Monas.
Baca juga: Berkah Doa Ibu, Ini Kisah Mujab, Alumnus UI Penerima Beasiswa LPDP ke Inggris
Program beasiswa ADEM Repatriasi ini diberikan kepada pelajar lulusan SMP untuk melanjutkan pendidikan menengah di 108 sekolah pelaksana program ADEM Repatriasi yang tersebar di 11 provinsi.
Di Malaysia, Ikhram bersekolah di Community Learning Center (CLC) di Kinabalu. Ikram mengungkapkan sangat ingin kembali sekolah usai lulus SMP tetapi putus asa karena tidak bisa melanjutkan sekolah di Malaysia.
Ikhram mengungkapkan, jika ingin bersekolah di sekolah Malaysia dia harus berpindah kewarganegaraan dulu. Beruntung gurunya di CLC menyampaikan informasi mengenai beasiswa ADEM Repatriasi ini kepadanya.
Dengan semangat ingin mengubah nasib keluarganya, Ikhram semangat mengikuti semua tes seleksi beasiswa tersebut. Tes psikologi, tes bakat, hingga tes kedisplinan dia babat habis. "Alhamdulillah saya lolos di semua tes," ungkapnya.
Saat dia mengetahui lolos seleksi akhir, perasaannya campur aduk antara senang, bangga, sekaligus juga sedih. Sedih karena dia anak laki-laki satunya di keluarga harus pergi jauh dari orang tua dan adik-adik yang harus dilindunginya.
Laki-laki kelahiran 1 Januari 2007 ini diterima beasiswa ADEM Repatriasi dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) ke SMK Pelita Madani Pringsewu di provinsi Lampung.
Baca juga: Kisah Arip Muttaqien, Alumni Generasi Pertama Beasiswa LPDP Kini Berkarier di Sekretariat ASEAN
Ikhram mengungkapkan, perbedaan mendasar antara sekolah di CLC dan di Indonesia adalah keterbatasan jumlah guru. Di Malaysia, satu guru harus mengajari semua mata pelajaran. Dia pun terkejut ketika mengetahui di Indonesia satu guru hanya mengajari satu mata pelajaran saja.
"Guru yang jurusan bahasa Indonesia terpaksa ngajarin Bahasa Inggris dan juga Matematika. Jadi mereka terpaksa belajar ulang untuk membantu kami belajar," tuturnya.
Ikhram juga salah satu penerima beasiswa Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) Repatriasi bagi anak-anak PMI yang tinggal di luar negeri, khususnya di Sabah, Sarawak, dan Johor Bahru, Malaysia. Jauh dari keluarganya, Ikhram akan berjuang sekolah di Indonesia untuk mewujudkan cita-citanya di dunia perhotelan.
Oktober 2023 ini para penerima beasiswa ADEM Repatriasi mengikuti pelatihan wawasan kebangsaan di beberapa kota di Indonesia. Ikhram dan beberapa temannya mengikuti pelatihan wawasan kebangsaan ini di Jakarta. Oleh Kemendikbudristek mereka diajak karya wisata ke tempat wisata salah satunya ke Monas.
Baca juga: Berkah Doa Ibu, Ini Kisah Mujab, Alumnus UI Penerima Beasiswa LPDP ke Inggris
Program beasiswa ADEM Repatriasi ini diberikan kepada pelajar lulusan SMP untuk melanjutkan pendidikan menengah di 108 sekolah pelaksana program ADEM Repatriasi yang tersebar di 11 provinsi.
Anak PMI dengan Semangat Belajar Tinggi
Di Malaysia, Ikhram bersekolah di Community Learning Center (CLC) di Kinabalu. Ikram mengungkapkan sangat ingin kembali sekolah usai lulus SMP tetapi putus asa karena tidak bisa melanjutkan sekolah di Malaysia.
Ikhram mengungkapkan, jika ingin bersekolah di sekolah Malaysia dia harus berpindah kewarganegaraan dulu. Beruntung gurunya di CLC menyampaikan informasi mengenai beasiswa ADEM Repatriasi ini kepadanya.
Dengan semangat ingin mengubah nasib keluarganya, Ikhram semangat mengikuti semua tes seleksi beasiswa tersebut. Tes psikologi, tes bakat, hingga tes kedisplinan dia babat habis. "Alhamdulillah saya lolos di semua tes," ungkapnya.
Saat dia mengetahui lolos seleksi akhir, perasaannya campur aduk antara senang, bangga, sekaligus juga sedih. Sedih karena dia anak laki-laki satunya di keluarga harus pergi jauh dari orang tua dan adik-adik yang harus dilindunginya.
Lanjut Sekolah ke SMK di Lampung
Laki-laki kelahiran 1 Januari 2007 ini diterima beasiswa ADEM Repatriasi dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) ke SMK Pelita Madani Pringsewu di provinsi Lampung.
Baca juga: Kisah Arip Muttaqien, Alumni Generasi Pertama Beasiswa LPDP Kini Berkarier di Sekretariat ASEAN
Ikhram mengungkapkan, perbedaan mendasar antara sekolah di CLC dan di Indonesia adalah keterbatasan jumlah guru. Di Malaysia, satu guru harus mengajari semua mata pelajaran. Dia pun terkejut ketika mengetahui di Indonesia satu guru hanya mengajari satu mata pelajaran saja.
"Guru yang jurusan bahasa Indonesia terpaksa ngajarin Bahasa Inggris dan juga Matematika. Jadi mereka terpaksa belajar ulang untuk membantu kami belajar," tuturnya.