Prof Eighty Mardian, Guru Besar Perempuan Pertama Bidang Uroginekologi Rekonstruksi dari Unair

Rabu, 25 Oktober 2023 - 12:26 WIB
loading...
Prof Eighty Mardian, Guru Besar Perempuan Pertama Bidang Uroginekologi Rekonstruksi dari Unair
Prof Dr dr Eighty Mardian Kurniawati, SpOG(K) Subsp, Urogin- RE dikukuhkan sebagai Guru Besar bidang Uroginekologi Rekonstruksi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Foto/Ist
A A A
SURABAYA - Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) memiliki guru besar baru bidang Uroginekologi Rekonstruksi. Dia adalah Prof Dr dr Eighty Mardian Kurniawati, SpOG(K) Subsp, Urogin- RE.

Mantan wartawan ini menjadi guru besar pertama bidang sub spesialis Iroginekologi Rekonstruksi dan perempuan satu-satunya. Rabu (25/10/10/2023) hari ini, Eighty bersama lima guru besar lain dikukuhkan Rektor Unair Prof M Nasih.

"Ada tiga di Indonesia. Satu di Jakarta sudah meninggal dan satu lagi juga di Jakarta tapi laki-laki. Lalu saya di Surabaya. Untuk Obgin pun (obsetri ginekologi/kebidanan dan penyakit kandungan), saya guru besar perempuan pertama di Surabaya," ujarnya, Selasa (24/10/2023) petang.


Menjadi guru besar bidang yang jarang ditekuni orang bagi Prof Eighty bukan sebuah kebetulan. Dia memang dikader senior-seniornya di Departemen Obgin FK Unair/RSU dr Soetomo untuk mendalami ilmu itu. "Katanya waktu itu ilmu ini akan banyak dibutuhkan. Banyak pasien mengalami ini namun waktu itu ada hal-hal yang jarang terkspos karena kondisi tertentu," kata Prof Eighty.

Seiring berjalan waktu ternyata benar. Ada banyak kasus bidang Uroginekologi Rekonstruksi ini. Dan dr Eighty merasa senang karena bisa membantu mengatasi masalah-masalah khususnya kaum hawa yang tidak banyak ahli yang bisa menanganinya.

"Saya merasa bersyukur pula karena waktu pandemi Covid-19 membuat dia bisa melakukan banyak riset terkait bidang ilmunya. Sehingga dia berhasil menyelesaikan studi S3-nya dan juga melakukan banyak hal untuk proses menjadi guru besar. "Waktu pandemi kan tidak boleh praktik jadi ya mau apa lagi. Ya riset, meneliti karena penelitian juga tidak melibatkan banyak orang," tuturnya.

Membran Amnion sebagai Terapi Regeneratif

Uroginekologi Rekonstruksi adalah sebuah cabang keilmuan Obstetri dan Ginekologi yang mempelajari dan melakukan tatalaksana gangguan dasar panggul. Gangguan dasar panggul adalah kondisi klinis yang disebabkan kelemahan/kerusakan dasar panggul.

Dapat berupa Inkontinensia Urin (IU)/beser, Prolaps Organ Panggul (POP), overactive bladder (kandung kemih terlalu aktif dan mudah berkemih), disfungsi seksual, inkontinensia fekal dan flatal (ketidakmampuan menahan buang air besar dan buang angin).
Penelitian memperkirakan lebih dari 50% wanita yang melahirkan mengalami gangguan dasar panggul, terutama POP dan Inkontinensia Urin.



Kejadian meningkat seiring bertambahnya usia, terutama wanita paruh baya dan lanjut usia. Prevalensi POP secara keseluruhan pada wanita paruh baya sekitar 30% di China dan 19% di Australia, sedangkan wanita berusia di atas 60 tahun di Amerika Serikat, didapatkan prevalensi lebih dari 50%. Wu et al (2020) memperkirakan 2050 jumlah perempuan yang menderita POP bergejala meningkat minimal 46% di Amerika Serikat.

Prof Eighty mengatakan, masalah kesehatan terkait uroginekologi jarang mengancam jiwa, namun mempunyai dampak besar pada kualitas hidup individu serta mempengaruhi kesehatan perempuan jangka panjang.

Wanita dengan prolaps organ panggul dan gejala inkontinensia urin memiliki indikator kualitas hidup fungsi seksual yang lebih rendah jika dibandingkan dengan mereka yang tidak menderita inkontinensia urin perbedaan antar kelompok signifikan secara statistik.

Lebih dari separuh wanita dengan prolaps organ panggul memiliki kualitas hidup yang buruk. Prolaps organ panggul stadium III/IV, durasi prolaps yang lebih lama, wanita menopause, dan wanita belum menikah merupakan faktor yang signifikan secara statistik terhadap kualitas hidup wanita dengan prolaps organ panggul.

Saat ini, kata Prof Eighty, pengobatan untuk kondisi tersebut dilakukan secara konservatif dan operatif. Pada kondisi gangguan dasar panggul ringan diutamakan konservatif. Wanita yang gagal/tidak berkenan menjalani pengobatan konservatif akan dilakukan pembedahan. POP dapat dilakukan pembedahan preservasi rahim/dengan mengangkat rahim. Pemilihan jenis tindakan disesuaikan dengan diagnosis.

"Perbaikan bedah Prolaps dinding vagina masih menjadi salah satu tantangan tersulit dalam rekonstruksi dasar panggul wanita. Tingkat kekambuhan berkisar antara 40-60%," katanya.

Implan mesh untuk perbaikan POP telah digunakan untuk mengurangi risiko kekambuhan. Sayangnya ada rasa tidak nyaman pada vagina akibat dari mesh yang menonjol keluar, nyeri terus-menerus, dan erosi uretra dan/atau kandung kemih.

"Sekitar 10% wanita penderita POP yang diobati dengan TVM mengalami erosi mesh dalam waktu 12 bulan, 38,6% mengalami nyeri vagina dan/atau dispareunia serta 3,6% ekstrusi vagina. Komplikasi lain termasuk infeksi dan retensi urin," tuturnya.

Salah satu yang diharapkan dapat menjawab permasalahan ini adalah mengembangkan inovasi terapi regeneratif dengan memanfaatkan membran amnion.
(wyn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3589 seconds (0.1#10.140)