Membangun Pembelajaran Menyenangkan agar Anak Mencintai Sekolah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pendidikan adalah tulang punggung pembangunan suatu negara. Melihat pentingnya pendidikan yang berkualitas bagi generasi muda , menjadi perhatian penting dan kebutuhan yang mendesak terhadap perubahan sistem pendidikan di Indonesia.
Pada Minggu, 20 Oktober 2023, Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) menyelenggarakan acara “Upgrading Kepemimpinan Pembelajaran” yang dihadiri oleh 6.500 Guru Penggerak dari seluruh wilayah Provinsi Jawa Tengah.
Hadir sebagai pembicara, Muhammad Nur Rizal sebagai Founder Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) dengan tema “Pendidikan yang Memanusiakan Siswa”, ia membawa semangat perubahan dengan gagasan perubahan paradigma pendidikan dan bagaimana pembelajaran menyenangkan yang berpusat pada siswa.
Rizal membahas krisis besar dalam dunia pendidikan yang belum banyak disadari. “Krisis ini disebut krisis sumber daya manusia, yaitu ketika manusia tidak pernah menemukan talenta, potensi, dan passion yang ada di dalam dirinya,” ungkap Rizal, dalam siaran pers, Kamis (26/10/2023).
Baca juga: Urgensi Pelajar Terapkan Etika dan Tata Krama saat Berinteraksi di Dunia Maya
Rizal menjelaskan, kurikulum pendidikan dan sistem pendidikan adalah guru itu sendiri. “Jika hadir guru yang memanusiakan manusia yang memberi kesempatan luas bagi muridnya untuk mengembangkan 3 kodrat manusia, yakni keragaman talenta, rasa ingin tahu, dan kreativitasnya, maka para siswa dan sekolah yang dianggap mati oleh masyarakat atau orang tuanya akan kembali tumbuh menjadi sekolah yang dicintai anak-anaknya,” ujarnya.
Rizal menekankan pentingnya pendidikan yang berfokus pada proses belajar, dan tujuan guru adalah untuk memastikan siswanya tidak pernah berhenti untuk belajar.
Ia juga memberikan pernyataan bagaimana ciri sekolah menyenangkan, “Ketika guru dan murid punya tujuan moral dalam dirinya, maka ia akan disiplin. Maka ciri sekolah menyenangkan adalah berdisiplin tanpa harus ditakut-takuti, belajar tanpa harus dipaksa, berprestasi tanpa harus merasa tertekan,” terangnya.
Ali Sodikin sebagai penggiat komunitas dan leader komunitas GSM Jawa Tengah mengatakan bahwa sudah ada sekitar 700an anggota baru yang sudah bergabung dari wilayah Jawa Tengah. Selain itu, terjadi pengembangan masif dari komunitas-komunitas di daerah yang sebelumnya belum tersentuh di wilayah Jawa Tengah.
Baca juga: 20 Contoh Teks Negosiasi di Sekolah Bersama Teman
“Sudah 75% total komunitas GSM wilayah Jateng berdiri. Ditambah dengan komunitas baru seperti di Wonosobo, Brebes, Banjarnegara, Kendal, Wonogiri, dan lain-lain. Hal ini juga jadi titik awal bergabungnya teman-teman dari daerah yang belum memiliki komunitas GSM. Jumlah yang sudah bergabung sekarang melonjak sampai 700-an orang,” ucap Ali.
Salah satu bentuk keseriusan dari sebagai dampak positif dari acara ini tidak hanya dirasakan oleh guru penggerak, tetapi juga pejabat-pejabat tinggi seperti Kepala Dinas Pendidikan Wonosobo.
“Saya suka dengan apa yang disampaikan Pak Rizal. Ada banyak rekan-rekan guru yang bersemangat untuk ikut GSM. Kami sebagai dinas siap dan akan mendorong terbentuknya GSM di Wonosobo,” ucap Tono Prihatono sebagai Kepala Dinas Pendidikan Wonosobo.
“Ini merupakan peluang besar untuk merawat, mendukung, dan mengembangkan ruang-ruang pada guru yang sedang tumbuh ini, sehingga makin banyak orang yang bisa merasakan manfaat dari Gerakan Sekolah Menyenangkan,” pungkas Ali.
Pada Minggu, 20 Oktober 2023, Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) menyelenggarakan acara “Upgrading Kepemimpinan Pembelajaran” yang dihadiri oleh 6.500 Guru Penggerak dari seluruh wilayah Provinsi Jawa Tengah.
Hadir sebagai pembicara, Muhammad Nur Rizal sebagai Founder Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) dengan tema “Pendidikan yang Memanusiakan Siswa”, ia membawa semangat perubahan dengan gagasan perubahan paradigma pendidikan dan bagaimana pembelajaran menyenangkan yang berpusat pada siswa.
Rizal membahas krisis besar dalam dunia pendidikan yang belum banyak disadari. “Krisis ini disebut krisis sumber daya manusia, yaitu ketika manusia tidak pernah menemukan talenta, potensi, dan passion yang ada di dalam dirinya,” ungkap Rizal, dalam siaran pers, Kamis (26/10/2023).
Baca juga: Urgensi Pelajar Terapkan Etika dan Tata Krama saat Berinteraksi di Dunia Maya
Rizal menjelaskan, kurikulum pendidikan dan sistem pendidikan adalah guru itu sendiri. “Jika hadir guru yang memanusiakan manusia yang memberi kesempatan luas bagi muridnya untuk mengembangkan 3 kodrat manusia, yakni keragaman talenta, rasa ingin tahu, dan kreativitasnya, maka para siswa dan sekolah yang dianggap mati oleh masyarakat atau orang tuanya akan kembali tumbuh menjadi sekolah yang dicintai anak-anaknya,” ujarnya.
Rizal menekankan pentingnya pendidikan yang berfokus pada proses belajar, dan tujuan guru adalah untuk memastikan siswanya tidak pernah berhenti untuk belajar.
Ia juga memberikan pernyataan bagaimana ciri sekolah menyenangkan, “Ketika guru dan murid punya tujuan moral dalam dirinya, maka ia akan disiplin. Maka ciri sekolah menyenangkan adalah berdisiplin tanpa harus ditakut-takuti, belajar tanpa harus dipaksa, berprestasi tanpa harus merasa tertekan,” terangnya.
Ali Sodikin sebagai penggiat komunitas dan leader komunitas GSM Jawa Tengah mengatakan bahwa sudah ada sekitar 700an anggota baru yang sudah bergabung dari wilayah Jawa Tengah. Selain itu, terjadi pengembangan masif dari komunitas-komunitas di daerah yang sebelumnya belum tersentuh di wilayah Jawa Tengah.
Baca juga: 20 Contoh Teks Negosiasi di Sekolah Bersama Teman
“Sudah 75% total komunitas GSM wilayah Jateng berdiri. Ditambah dengan komunitas baru seperti di Wonosobo, Brebes, Banjarnegara, Kendal, Wonogiri, dan lain-lain. Hal ini juga jadi titik awal bergabungnya teman-teman dari daerah yang belum memiliki komunitas GSM. Jumlah yang sudah bergabung sekarang melonjak sampai 700-an orang,” ucap Ali.
Salah satu bentuk keseriusan dari sebagai dampak positif dari acara ini tidak hanya dirasakan oleh guru penggerak, tetapi juga pejabat-pejabat tinggi seperti Kepala Dinas Pendidikan Wonosobo.
“Saya suka dengan apa yang disampaikan Pak Rizal. Ada banyak rekan-rekan guru yang bersemangat untuk ikut GSM. Kami sebagai dinas siap dan akan mendorong terbentuknya GSM di Wonosobo,” ucap Tono Prihatono sebagai Kepala Dinas Pendidikan Wonosobo.
“Ini merupakan peluang besar untuk merawat, mendukung, dan mengembangkan ruang-ruang pada guru yang sedang tumbuh ini, sehingga makin banyak orang yang bisa merasakan manfaat dari Gerakan Sekolah Menyenangkan,” pungkas Ali.
(nnz)